Ibu Nyai Lelly Lailiyah Hakim dan Dzurriyah Pesantren Tebuireng menyambut hangat kehadiran Tim P3M dan CCEP Indonesia, di Ndalem Kasepuhan Tebuireg. (foto: timbst)

Tebuireng.online— Dalam rangka diskusi perihal penanganan masalah sampah di pesantren, Direktur Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M), KH. Sarmidi Husna dan VP Public Affairs Communications, and Sustainability Coca-cola Europacific Partners (CCEP) Indonesia, Lucia Karina beserta jajarannya berkunjung ke Pesantren Tebuireng, pada Sabtu (18/1/2025).

Dalam kegiatan diskusi ini disambut langsung oleh Nyai Hj. Lelly Lailiyah Hakim beserta dzurriyah, Mudir Pemeliharaan Lingkungan Pesantren Tebuireng, KH. Bambang Harimurti, Direktur Bank Sampah Tebuireng, Ahmad Faozan, beserta jajaran yang memaparkan kendala apa saja yang dialami oleh Pesantren Tebuireng.

Pada kesempatan itu, Nyai Lelly memantik diskusi terkait permasalahan pengelolaan sampah di Pesantren Tebuireng yang sangat kompleks, dari hulu ke hilir. Bak gayung bersambut, pihak CCEP Indonesia yang juga didampingi oleh P3M turut memiliki peran untuk membantu mengatasi permasalah sampah di pesantren. Sehingga diskusi dalam acara ini sangat urgen.

Dalam acara audiensi P3M dan CCEP Indonesia terhadap Menteri Lingkungan Hidup pada 16 Januari 2025 lalu, menurut Karina program CCEP bekerja sama dengan P3M tentang pengelolaan sampah melibatkan 10 pesantren sebagai Pilot Project.

“Pesantren di Banten, Jawa Barat. Yogyakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur, program ini memberikan penyadaran, pelatihan pengolahan sampah. Selain itu juga memberikan bantuan sarana pengelolaan sampah seperti bak sampah, media pemeliharaan maggot sampai armada untuk mengangkut sampah.” Tuturnya.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Dikutip dari laman P3M, Menteri LH tertarik untuk melakukan pengelolaan sampah di pesantren. Setelah mendengar data besarnya jumlah pesantren dan santri, pihaknya berpesan agar program pengelolaan sampah di pesantren harus tuntas dan selesai.

Menteri Lingkungan Hidup sendiri sedang mendesain program penanganan sampah di pesantren. Nantinya program tersebut akan melibatkan asosiasi pesantren, korporasi, lembaga yang aktif menangani sampah, dan pemangku kepentingan lainnya.

Hal ini turut ditanggapi oleh perwakilan pihak dzurriyah, KH. Abdul Halim Mahfudz bahwa program tersebut sangat urgen, tapi menurutnya perlu dibuatkan “mercusuar”, dalam artian seluruh pihak yang tergabung dalam program ini nantinya turut saling bahu-membahu tanpa menonjolkan diri dan terlalu mengambil keuntungan sepihak.

Di lain sisi, Mudir Pemeliharaan Lingkungan beserta Direktur BST dengan terbuka apabila ada pihak lain yang ingin turut membantu dalam menangani persoalan sampah di Pesantren Tebuireng. Meskipun permasalahan ini kompleks, tetapi diharapkan dengan saling bahu-membahu akan dapat teratasi. Sehingga perlu disambung obrolan lebih lanjut lagi.



Pewarta: Ahsanu Taqwim