Pengasuh Pesantren Tebuireng, KH. Salahuddin Wahid mengalungkan surban kepada salah satu wisudawan sebagai simbol prosesi wisuda didampingi oleh pimpinan Ma’had Aly Hasyim Asy’ari pada Ahad (26/11/2017) di Aula Gedung KH. M,. Yusuf Hasyim lantai 3. (Foto: Sutan Alam Budi).

Tebuireng.online Pada momen sebelas tahun berdiri pada Ahad (26/11/2017) Mahad Aly Hasyim Asy’ari (MAHA) Tebuireng mewisuda 49 kader ulama. Wisuda Mahasantri IV ini diselenggarakan di Gedung KH. M. Yusuf Hasyim lantai 3 Pesantren Tebuireng yang  berlangsung dengan hikmat. Wisuda kali ini diikuti oleh wisudawan-wisudawati dari dua angkatan, yaitu angkatan 2012 dan 2012.

Surat Keputusan yang berisi nama-nama wisudawan beserta yudisiumnya dibacakan oleh Wakil Mudir MAHA bidang Akademik, KH Ahmad Syakir Ridwan, Lc., M.HI., sedangkan Pembacaan wisudawan-wisudawati terbaik dengan yudisium Mumtaz dibacakan oleh Wakil Mudir MAHA bidang Kemahasantrian KH Muthoharun Afif, Lc., M.HI.

Tahun ini, MAHA mewisuda 49 mahasantri putra dan putri dari dua angatan, yaitu angkatan 2012 dan 2013. Dari jumlah itu, tiga diantaranya berpredikat Mumtaz (Cumlaude) dan menjadi wisudawan-wisudawati terbaik, yaitu Robiatul Adawiyah (angkatan 2012) dengan IPK 3.52, peringkat kedua diraih Vevi Alfi Maghfiroh (angkatan 2013) dengan IPK 3.50, dan ketiga diduduki oleh Moh. Sidqie dengan IPK 3.49.

Salah satu ciri khas dalam setiap wisuda MAHA, yaitu adanya sambutan dari pewakilan wisudawan yang menggunakan bahasa Arab. Pada kesempatan ini, sambutan itu disampaikan oleh M. Abror Rosyidin, wisudawan dari angkatan 2012. Sambutan dalam bahasa Arab yang cukup menjadi perhatian hadirin itu, berisi tentang testimoni selama belajar di Ma’had Aly Hasyim Asy’ari. Ia menjelaskan, bahwa di era teknologi dan arus informasi yang super bebas, Ma’had Aly dan para alumninya harus mampu menjadi solusi.

Ia juga mengajak para para lulusan MAHA untuk mendakwahkan Islam Rahmatan lil Alamin dengan memanfaatkan IT. Baginya lulusan MAHA dapat mengambil peran penting itu, untuk berdakwah dan menyebarkan kebaikan di tengah-tengah masyarakat. “Itu adalah jihad kitas yang penting saat ini, di era perkembangan teknologi dan informasi, atau Jihad zaman now. Kami bangga menjadi alumni MAHA,” ungkapnya dalam Bahasa Arab.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Mudir MAHA, KH Nur Hanan Lc. MHI, menyampaikan sekilas tentang perkembangan MAHA yang telah berdiri sebelas tahun 2016, tepatnya pada 6 September 2006. Mahad Aly Hasyim Asy’ari merupakan salah satu dari 13 Mahad Aly yang telah diresmikan oleh Kementrian Agama RI pada tahun 2016 lalu denga konsentrasi hadis dan ilmu hadis. “Mahad Aly Hasyim Asy’ari merupakan satu-satunya Mahad Aly yang berbasis Hadis ulm hadis,” ungkap alumnus Universitas al Azhar Mesir itu.

Utusan al Azhar Kairo untuk Pesantren Tebuireng, Syaikh Bilal Mahmud Afifi Hunaim mengenai pendidikan akhlaq. Menurut beliau, pendidikan yang paling penting merupakan pendidikan akhlak. “Ada orang yang shalat tapi bohong ada orang yang ibadahnya biasa-biasa aja tapi dia jujur dan dapat dipercaya. Maka dari itu perlu keseimbangan antara ilmu dan akhlak. Jadi menurut beliau pendidikan akhlak  amat penting untuk diterapkan dalam pendidikan formal.

Beliau juga memberikan nasehat kepada para wisudawan untuk tidak berhenti belajar sampai di jenjang S1 saja, tetapi meneruskan hingga jenjang berikutnya, karena mencari ilmu tidak ada batasnya dari lahir sampai akhir hayat. Beliau juga meminta kepada para wisudawan untuk bisa mengamalkan ilmu yang telah dipelajari di masyarakat, sehingga ilmunya tersebut dapat bermanfaat.

Sementara itu, Pengasuh Pesantren Tebuireng, KH. Salahuddin Wahid bercerita, jika ma’had Aly akan mempunyai gedung baru yang berlokasi di dekat kampus B Unhasy. Untuk itu, beliau berpesan, dengan adanya gedung baru itu, MAHA dapat mengalokasikan satu ruangan yang cukup luas untuk perpustakaan.

Selain itu, beliau menjelaskan, pendirian Ma’had Aly, diorientasikan untuk mengisi kelangkahan ulama yang tafaqquh fiddin di Indonesia. Beliau juga menasihati para wisudawan agar tidak menyelesaikan studi sampai tingkat S1 saja, melainkan diteruskan hingga S2 atau S3. “Saya berharap anda meneruskan studi yang lebih tinggi, nanti usai studi kembali lagi ke Tebuireng,” minta beliau kepada para wisudawan.

Orasi ilmiah disampaikan oleh Rektor Universitas Islam Malang (Unisma), Prof. Dr. Masykuri Bakri, M.Si. Ia menyampaikan, ulama Indonesia sudah dalam masa langka, maka menurutnya, wisuda Mahad Aly ini merupakan sebuah kebahagian, karena akan lahir penerus-penerus ulama.

Lulusan Mahad Aly, tambahnya, tentu memiliki keunggulan dibandingkan lulusan universitas di dalam segi kedalaman pengetahuan keagamaan. Selain wawasan yang luas terhadap agama penerus ulama juga harus diimbangi dengan integritas memadai, mengingat banyaknya krisis moral yang semakin menjadi-jadi.


Pewarta:            Nazhatuz Zamani

Editor/Publisher: M. Abror Rosyidin