tebuireng.online—Resmi sudah Ma’had Aly, sesuai yang diharapakan banyak pondok pesantren. Lulusannya, diharapakan betul akan menjadi kader ulama yang rasikhuna fil ilmi dan mutafaqqih fid diin. Untuk itulah, Ma’had Aly dibuat fokus pada satu bidang keilmuan agama Islam (takhasus), agar benar-benar mengkaji dengan mendalam studi tertentu.
Oleh sebab itu, pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama menetapkan bahwa lulusan Ma’had Aly bergelar Sarjana Agama (S.Ag). Lulusannya akan menjadi sarjana yang memang telah matang dalam kajian keagamaan dan siap diterjunkan di masyarakat.
“Berdasarkan pertimbangan tertentu, kita memutuskan secara bulat bahwa gelar yang diperoleh para lulusan Ma’had Aly adalah S.Ag atau Sarjana Agama,” ujar Kepala Sub Direktorat Pendidikan Diniyah, Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag RI, H Ahmad Zayadi, Senin (30/05/2016) di Aula Bachir Ahmad gedung KH. M. Yusuf Hasyim lantai 3 Pesantren Tebuireng Jombang.
H. Zayadi menjelaskan bahwa Ma’had Aly yang merupakan perguruan tinggi yang berada di jalur Pendidikan Diniyah Formal ini sudah terbukti selama beberapa tahun telah menghasilkan para kader ulama yang menguasai berbagai litertaur kitab kuning. Hal itu dibuktikan dengan beberapa Ma’had Aly yang telah mengirimkan kader-kader mereka berdakwa dan syiar agama di beberapa daerah terpencil.
Ia juga mengatakan bahwa, baru kali ini lembaga pesantren tingkat tinggi mendapatkan pengakuan resmi oleh pemerintah, sehingga lulusan Ma’had Aly setara dengan Perguruan Tinggi Islam dan Umum. Sempat dikhawatirkan akan menjadi seperti STAIN/IAIN/UIN, dia menegaskan bahwa Ma’had Aly tidak akan bertransformasi menjadi lembaga perguruan tinggi Islam yang lain, melainkan akan tetap menjadi lembaga yang tumbuh dari pesantren dan untuk pesantren, dengan spesifikasi keilmuan masing-masing.
Ia menegaskan bahwa sesuai Peraturan Menteri Agama (PMA) nomor 71 Tahun 2015, bahwa pemerintah menetapkan satu Ma’had Aly hanya boleh mengembangkan satu program studi, misal Ushul Fiqih, Hadis, Sejarah Islam, akhlak-tasawuf, dan lain-lain.
Dari spesifikasi tersebut, H. Zayadi optimis bahwa Ma’had Aly tidak hanya menjadi lembaga pendidikan tinggi dengan spesifikasi khusus, tetapi juga menjadi sentral kajian keilmuan Islam di Indonesia. Kemampuan dalam menguasai literatur klasik atau kitab kuning menjadi modal utama Ma’had Aly dalam mengkaji keilmuan Islam.
Kemenag RI telah meresmikan 13 Ma’had Aly sekaligus memberikan SK serta izin operasional dan nomor statistiknya. Peresmian ketigabelas Ma’had Aly ini dilakukan langsung Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin di Pondok Pesantren Tebuireng Jombang, Senin (30/05/2016), berbarengan dengan Wisuda III Mahasantri Ma’had Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng. Ketigabelas Ma’had Aly itu, nantinya diproyeksikan akan menjadi world class institute yang mengkaji keilmuan Islam. (Abror)