Sumber foto: http://rizensia.com/infois/2017/06/bolehkah-shalat-sunnah-setelah-shalat-witir-di-masjid.html

Oleh: Rofiqotul Anisah*

Secara bahasa shalat bermakna rahmah, menyembah/ibadah dan juga do’a. Shalat merupakan ibadah yang diwajibkan kepada seluruh umat muslim. Shalat mencegah dari perkara yang keji dan munkar. Shalat menjadi tolak ukur perbuatan seorang muslim.  Apabila shalatnya baik,  maka perbuatannya juga baik (benar).

Perintah mendirikan shalat juga sudah dijelaskan dalam Al Quran dan hadis. Shalat juga merupakan rukun Islam yang kedua. Shalat maktubah atau shalat yang difardhukan ada lima waktu. Asalnya, saat isra’ mi’raj diwajibkan lima puluh waktu. Akan tetapi Rasulullah SAW meminta keringanan sampai bolak balik sembilan kali sehingga akhirnya kewajiban shalat menjadi lima waktu sehari semalam, yaitu Dzuhur, Ashar,  Maghrib,  Isya’,  dan Subuh.

KH. Khairul Mufid seorang mubaligh asal kota Sampang dalam ceramahnya menyampaikan alasan waktu pelaksanaan dari masing-masing shalat tersebut, yang pertama shalat Dzuhur waktu pelaksanaannya siang hari setelah tergelincir matahari (karena waktu tersebut pertama kali dikobarkannya api oleh Allah). Barang siapa yang menjaga shalat Dzuhur maka ia akan diselamatkan dari panasnya neraka jahannam.

Yang kedua, shalat Ashar  (terjadi kesalahan di surga ketika Nabi Adam memakan buah khuldi di waktu ashar). Maka seorang muslim harus shalat Ashar selama hidup kita,  maka seluruh dosa akan diampuni oleh Allah.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Yang ketiga shalat Maghrib (waktu  di mana Allah menerima tobat kita) . Barang siapa yang menjaga shalat maghrib tepat waktu maka Allah akan mengabulkan permohonannya.

Yang keempat, shalat Isya’ yaitu shalatnya para nabi.  Waktunya sama seperti waktu ibadahnya para nabi.  Barang siapa yang menjaga shalat Isya, maka akan diberi cahaya oleh Allah SWT kelak.

Yang kelima, shalat Subuh. Barang siapa yang menjaga shalat subuh berjamaah selama 40 hari maka akan selamat ketika melintasi sirat.

Shalat adalah tiang agama, kata Rasulullah. Maka kualitas seorang muslim dapat dilihat dari bagaimana ia menjaga shalatnya. Maka untuk menghancurkan Islam, tak perlu menggunakan pedang, merusak generasi mudanya dengan mengasut mereka untuk tidak menjalankan shalat dan tidak meramaikan masjid menjadi senjata ampuh dalam menghancurkan agama Allah ini. Namun, selagi masjid masih berdiri dan umat Islam masih menjalankan shalat, Islam masih tegak berdiri. Wallahu a’lam bishshawab.


*Mahasantri putri Ma’had Aly Hasyim Asy’ari