Oleh: Devi Yuliana*

Ulama perempuan merupakan sosok yang cukup sulit untuk diteliti sejarah kehidupannya. Hal ini terjadi dikarenakan minimnya sumber rujukan klasik yang menceritakan bagaimana kiprah perempuan pada masa itu. Pengaruh budaya serta adat istiadat setempat terkadang menjadi alasan mengapa cendekiawan perempuan dulu jarang tampil dalam panggung sejarah. Hal ini lah yang membuat perempuan ulama, meski sebenarnya jumlahnya sangat banyak, tidak begitu disorot oleh sejarah dan peradaban.

Salah satu tokoh perempuan terkenal dan sangat berpengaruh di masa tabi’in ialah Sayyidah Nafisah. Sayyidah Nafisah adalah putra dari al-Hasan al-Anwar, nama lengkapnya ialah Nafisah binti al-Hasan al-Anwar bin Zaid al Ablaj bin al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib. Ia lahir di Makkah pada pertengahan bulan Rabi’ul Awal, tahun 145 H[1]. Jika kalian belum membaca riwayat hidup beliau, kalian bisa mengaksesnya di buku-buku sejarah. 

 Di sini penulis akan menuliskan pesan-pesan serta amalan yang ditinggalkan beliau, agar kita sebagai umat muslim bisa berpegang teguh padanya. Di antara nasehat Sayyidah Nafisah yang tertuang dalam buku Perempuan Ulama di Atas Panggung Sejarah adalah:

من اراد النجاة من الفقر فعليه بقراءة سورة الواقعة

“Barang siapa ingin berkecukupan dan tidak menjadi miskin, bacalah surat Al-Waqi’ah.”

Stabilnya ekonomi merupakan impian setiap orang,a apalagi jika perekonomian seseorang bisa lebih dari apa yang ia butuhkan. Itulah mengapa banyak orang yang rela bekerja dengan lebih keras agar ekonomi mereka bisa selalu stabil. Dengan surat Al-Waqiah sebagai wasilah doa kita kepada Allah, diharapkan urusan perekonomian kita akan semakin lebih baik.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

ومن اراد الثبات على الاسلام فعليه بقراءة سورة تبارك

                “Barang siapa ingin tetap dalam keimanan Islam, bacalah surat Al Mulk.”

Pada zaman akhir seperti ini, menjaga iman agar tetap kokoh membutuhkan niat serta usaha yang besar mengingat banyaknya godaan yang kian hari semakin menjadi. Dengan melanggengkan bacaan surat Al-Mulk ini, kita berdoa agar Allah senantiasa menjaga iman kita hingga akhir kelak.

ومن اراد النجاة من عطش يوم القيامة فعليه بقراءة الفاتحة

“Barang siapa ingin tidak kehausan pada hari dikumpulkan di akhirat, bacalah surat al Fatihah.”

Kelak kita akan dibangkitkan pada hari akhir dengan keadaan sangat kehausan dikarenakan jarak antara kita dengan matahari hanya sejengkal dan tidak ada tempat yang bisa digunakan untuk berteduh. Pada saat itu, manusia hanya sibuk dengan amal mereka masing-masing, tiada pertolongan selain dari Allah SWT. Oleh sebab itu, agar kita tidak kehausan kelak di mana tiada air untuk diminum, mari kita biasakan diri ini dengan membaca surat Al-Fatihah.

ومن اراد الشرب من حوض النبي صلى الله عليه وسلم فعليه بقراءة انا اعطيناك الكوثر

“Barang siapa ingin minum air telaga Nabi Muhammad SAW di akhirat, Maka bacalah surat al Kautsar.

Kelak pada hari akhir, siapapun yang meminum telaga kautsar milik Nabi Muhammad maka orang tersebut tidak akan merasakan kehausan selamanya. Oleh sebab itu selagi kita di dunia, marilah kita perbanyak amal ibadah agar kelak kita diberi kesempatan untuk bisa meminum air dari telaga nabi.

Begitulah empat nasehat Sayyidah Nafisah yang bisa kita aplikasikan saat ini, dengan istikamah membaca empat surat tersebut tiap hari, kita berharap agar kita bisa selamat baik di dunia maupun di akhirat kelak.


[1] Husein Muhammad, Perempuan Ulama di atas Panggung Sejarah, (IRCiSoD,2020), 112.


*Mahasantri Ma’had Aly Hasyim Asy’ari