Tebuireng.online- Ikatan Sarjana Nadhlatul Ulama (ISNU), Persatuan Guru Nadhlatul Ulama (PERGUNU), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) serta Pemerintah Kabupaten Jombang bekerja sama dalam melaksanakan kegiatan Halaqah Nasional Kontekstualisasi Resolusi Jihad yang diadakan di gedung Bung Tomo, Selasa, (23/10/2018). Kegiatan ini merupakan rangkaian perayaan Hari Santri di kabupaten Jombang.
Acara ini dihadiri oleh Wakil Gubernur Terpilih Jawa Timur Dr. Emil Elestiano Dardak, M.Sc, bupati Jombang Ibu Munjidah Wahab, Ketua ISNU Jatim Prof. M. Mas’ud Said, Ph.D dan Dirjen Kebudayaan Dr. Hilmar Farid. Dalam sambutannya Dr. Emil mengungkapkan bahwa tantangan terbesar yang terjadi saat ini adalah pragmatisme dengan terlalu ke dunia dan radikalisme dengan terlalu menjauh dari dunia. “Yang sangat toleran hampir sama dengan yang sangat tidak toleran,” ungkapnya.
Terjadi polarisasi di masyarakat Indonesia. Santri tidak boleh terlalu pragmatis mementingkan diri-sendiri dan tidak pula terlalu ekstrim/radikal. Ancaman yang ada adalah uang dan merasa tidak nyaman ketika tidak punya barang bermerek. “Kita jadi pragmatis, kalau produk lokal tidak lebih murah maka tidak jadi membeli,” papar Kang Emil.
Diceritakan bahwa di India ada budaya swasdesi, yakni budaya ingin membuat sesuatu. Di sana memulai dengan membuat alat tenun dan memakai kain hasil tenunannya. Inilah yang langka dalam bangsa Indonesia. Lebih memilih mengkonsumsi barang dari orang lain dan tidak ingin membuatnya sendiri.
Sudah banyak karya siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) maupun mahasiswa seperti ITS, namun pemerintah kurang mendukung. Mantan Bupati Trenggalek ini mempertanyakan mengapa inovasi yang ada seperti inkubator buatan anak bangsa tidak dibeli atau digunakan di rumah sakit. Lagi-lagi pemerintah hanya menunggu, tidak mendampingi kreativitas yang ada. Biasanya produk anak bangsa ini akan mundur saat pengujian kelayakan atau perizinan produksi. “Pemerintah seharusnya hadir mendukung,” harap Wakil Gubernur Jatim ini.
“Musuh kita hari ini tidak bersenjatakan pistol, bom, nuklir, tapi bersenjatakan daya tarik dunia. Mobil mewah, barang mewah,” pungkas Dr. Emil.
Pewarta: Nun
Publisher: MSA