Gus Sholah menyampaikan sambutan dalam acara pembentukan koalisi penggerak pengendalian tembakau di Pesantren Tebuireng pada Senin (23/10/2017) bersama aktivis anti rokok, Fuad Baradja. (Foto: Syamsul).

Tebuireng.online— Pesantren Tebuireng membentuk Koalisi Penggerak Pengendalian Produk Tembakau di Lingkungan Pesantren Tebuireng dan pesantren sekitar bekerja sama dengan Komnas Pengendalian Tembakau pada Senin (23/10/2017) di Aula lantai 3 Gedung KH. M. Yusuf Hasyim Pesantren Tebuireng.

Pengasuh Pesantren Tebuireng, Dr. (H.C) KH. Salahuddin Wahid atau Gus Sholah, dalam kesemapatan sambutan, menjelaskan bahwa Kegiatan ini dilaksanakan  untuk mengajak semua santri, ustadz, karyawan, dan lainya untuk berhenti merokok. Kegiatan ini sebagai upaya pencegahan rokok di kalangan anak-anak dan remaja.

“Walaupun saya tahu banyak yang masih merokok tapi kegiatan seperti ini harus terus di galakan. Untuk selalu menggalakan bahaya merokok di manapun tempatnya,” ungkap mantan aktivis HAM Tersebut.

Gus Sholah tak menampik bahwa merokok merupakan hak masing-masing individu. Namun, menurut beliau, hak yang dimaksud bukanlah hak asasi. Beliau menerangkan, hak asasi adalah hak yang jika tidak diambil, akan mengancam hidup. Untuk itu, bagi Gus Sholah, justru mendapatkan udara bersih dan sehat merupakan hak asasi, sehingga berhak untuk menolak, karena tanpa kesehatan segalanya tidak berarti.

“Ya merokok memang hak bagi setiap orang tapi perlu diingat bahwa kita juga punya hak untuk sehat,” ungkap Gus Sholah.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Gus Sholah menerangkan, ada beberapa cara menghindari pengaruh untuk merokok di antaranya meyakini bahwa rokok bukan satu-satunya sarana pergaulan, memperbanyak mencari informasi tentang bahaya rokok, menghindari sesuatu yang terkait dengan rokok, seperti sponsor, iklan, poster, rokok gratis, dan menghindari kumpulan dengan teman-teman yang sering merokok.


Pewarta:            Izzatul Mufidati

Editor/Publisher: M. Abror Rosyidin