ilustrasi menghapus dosa

Manusia tidak luput dari salah dan dosa. Setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan dan dosa, baik yang disengaja atau tidak disengaja. Apabila dosa yang dilakukan hablun min Allah (berhubungan dengan Allah), cara agar diampuni dosanya ialah bertaubat kepada Allah dan berjanji tidak mengulanginya lagi. Sedangkan apabila dosanya hablun min al-nas (berhubungan dengan manusia), maka ia harus menyelesaikannya dengan manusia tersebut, dengan cara minta maaf kepada pihak terkait.

Kebanyakan orang menganggap bahwa, berzina dan membunuh merupakan dosa besar. Memang anggapan tersebut sangatlah benar, membunuh tanpa sebab dan alasan, termasuk dosa besar. Membunuh tanpa alasan, dan yang dibunuh bukan orang zalim yang mengancam keselamatan banyak orang dan suka membuat kerusakan, maka tidak dibenarkan dalam Islam. Karena yang berhak atas hidup dan matinya seorang hamba hanyalah Allah SWT.

Begitu juga berzina, melakukan hubungan seksual tanpa adanya ikatan pernikahan dalam agama Islam tidak diperbolehkan. Apabila orang yang berzina hamil, dan melahirkan anak. Maka, anaknya akan mengalami trauma psikologis, karena ia tidak memiliki status hukum kepada siapa ia akan bernasab.

Dosa Melebihi Membunuh dan Berzina

Akan tetapi dari kedua dosa besar di atas, masih ada dosa yang lebih besar lagi. Bahkan pelakunya bisa terjerumus ke dalam kekafiran. Dalam kitab Wasiat al-Musthofa, karya Syaikh Abdul Wahbah Asy-Sya’roni, telah dikisahkan oleh Nabi Musa. Adapun kisahnya sebagai berikut:

Pada zaman dahulu, Nabi Musa a.s. didatangi oleh seorang wanita dari bani Israel, ia berkata: “Wahai Nabi Allah, saya telah melakukan dosa besar. Saya telah berzina, hamil, melahirkan anak, dan membunuh anak tersebut. Apakah dosa saya ini bisa diampuni?”

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Nabi Musa tercengang mendengar cerita wanita tersebut, Nabi Musa marah dan mengusir wanita tersebut, seraya berkata: “Wahai wanita, keluarlah dari tempat ini sebelum Allah menurunkan azab-Nya di tempat ini karena perbuatanmu.”

Mendengar itu, hati wanita tersebut hancur berkeping-keping. wanita tersebut putus asa, merasa tidak akan lagi ampunan untuk dosanya tersebut.

Kemudian datanglah malaikat Jibril kepada Nabi Musa, dan berkata: “Allah kirim salam kepadamu wahai Musa, mengapa engkau menolak orang yang bertaubat? Tidaklah engkau mengetahui orang yang lebih jelek dari dia.”

Nabi Musa berkata: “Wahai Jibril, siapa orang yang lebih jelek daripada wanita yang berzina, hamil, melahirkan anak, dan membunuh anakknya.”

Malaikat Jibril menjawab: “Dosa yang lebih besar dan keji dari itu adalah orang yang sengaja dan tanpa menyesal telah meninggalkan shalat.”

Meninggalkan shalat dengan sengaja dihukumi sebagai dosa terbesar dibandingkan dengan dosa-dosa besar lainnya, seperti berzina dn membunuh. Karena perbuatan tersebut bentuk makar terhadap Allah. Ia tidak mau taat kepada Allah.

Apabila makar terhadap kekuasaan pemerintah dijatuhkan hukuman yang berat, maka wajar apabila makar kepada Allah hukumannya lebih berat. Semoga Allah memberikan hidayahnya kepada kita, sehingga kita bisa istiqomah sholat tepat waktu, dan tidak mengabaikan sholat.

Baca Juga: Nashaihul Ibad (3); Jangan Remehkan Dosa Kecil

Ditulis oleh Almara Sukma, alumnus Ma’had Aly Hasyim Asy’ari