Pengasuh Pesantren Tebuireng. Gus Kikin saat memberikan penghargaan pada dr. Eka Julianta Wahjoepramono.

Tebuireng.online– Salah satu dokter bedah otak di rumah sakit Internasional Siloam, Prof. dr. Eka Julianta Wahjoepramono, berkesempatan hadir di Tebuireng pada Sabtu (20/8/2022). Kedatangannya ke Tebuireng merupakan inisiatif darinya, melihat kedekatannya dengan Bunyai Faridah dan Alm. Gus Sholah.

Menurut penuturannya, dulu memang niat dr. Eka datang ke Tebuireng hanya untuk bertamu kepada Gus Sholah. Namun, kesempatan itu baru bisa muncul ketika Gus Sholah sudah wafat, dan digantikan oleh Gus Kikin.

Kedekatan dokter Eka dengan Tebuireng dimulai sejak 2004, yakni ketika Bunyai Farida—istri mendiang Gus Sholah—sakit dibagian otak. Hal tersebut memaksanya untuk melakukan operasi. Dan yang menangani beliau adalah dokter Eka di rumah sakit Siloam. Kedekatan itu berlanjut hingga saat ini, “Saking dekatnya saya dengan Prof. Eka, saya dipanggil oleh beliau itu Mbak. Mbak ayo kontrol,” begitu kata Bunyai Faridah.

Kunjungan dr. Eka juga diterima dengan baik oleh pengasuh Tebuireng, “jadi kedatangan dr. Eka ini merupakan suatu keberuntungan bagi kami. Sebab yang harusnya ditemui beliau adalah Gus Sholah. Tapi yang menerima ilmunya saat ini adalah kami,” kata KH. Abdul Hakim Mahfudz saat menyambut kedatangannya.

Peserta seminar memadati ruang aula lantai 3 Gedung Yusuf Hasyim Tebuireng.

Dalam kesempatan itu, Prof. Eka menyampaikan kepada peserta bahwa organ utama dalam diri manusia itu adalah otak. Karena dari otak semua kontrol dilakukan. Otak terdiri dari jutaan syaraf, dan syaraf tersebut apabila terputus, maka tidak dapat tersambung lagi. Tapi Tuhan sangat baik, sehingga yang terputus akan membuat syaraf-syaraf baru.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Jadi betapa pentingnya kita harus menjaga kesehatan kita. Otak tidak perlu diberikan vitamin karena memiliki kemampuan untuk memulihkan strukturnya sendiri. “Otak itu hanya perlu dua saja, pertama oksigen, kedua glukosa. Tidak perlu vitamin, karbohidrat, dan lain-lain,” paparnya.

Melihat pentingnya kesehatan otak, dan berfungsi sebagaimana mestinya, maka manusia mempunyai aktivitas yang aktif, asupan sehat, gaya hidup sehat. Dengan demikian maka otak manusia akan sehat pula.

Bagian organ otak paling utama itu dua,  neocortex dsn allocortex. Allocortex itu yang membentuk nafsu makan, marah, dan lain sebagainya. Dan semua binatang punya. Tapi neocortex itu hanya dimiliki manusia.

Jadi, lanjutnya, ketika seorang manusia punya otak dominan pada Allocortex maka besar kemungkinan perilakunya mirip dengan binatang, atau tidak beradab. Nah, untuk meningkatkan kualitas neocortex seorang manusia harus melakukan beberapa hal, mulai dari membaca (20%), mendengar (30%), melihat (40%), diskusi (50 %), praktik (60%)

Di akhir sesi beberapa peserta melontarkan pertanyaan. Ada dari salah satu alumni Ma’had Aly Hasyim Asy’ari, “Rata-rata IQ orang Indonesia itu rendah, bahkan paling rendah di Asia Tenggara. Jadi kita tidak bisa mengharapkan banyak SDM berkualitas di sini. Bagaimana ini?,” tanya Maulanida.

Jawaban Prof. Eka sangat optimis. Beliau menyatakan memang betul dulu orang Indonesia punya kualitas otak yang rendah. Namun, saat ini adalah waktu kita untuk terus berkembang. “Kita harus optimis,” begitu ungkapnya.

Salah seorang mahasiswa juga menanyakan hal yang cukup krusial, “Yang paling utama itu bukan otak sebenarnya, tapi adalah hati. Karena kalau hati ini baik pasti tubuhnya baik kok,” tanya Maksum.

“Harus seimbang, ya, antara kualitas otak dan hatinya. Kesehatan otak juga perlu dijaga. Kesehatan hati juga perlu dijaga,” jawaban dr. Eka singkat.

Pewarta: Yuniar Indra