Ilustrasi : www.google.com

Oleh: Silmi Adawiya*

Spirit Nabi Yunus dalam berzikir guna menggantikan kesusahannya menjadi kebahagiaan perlu kita contoh. Saat Nabi Yunus ditelan oleh seekor paus besar, saat terjun ke lautan.

Namun dengan kuasa Allah, Nabi Yunus tidak mati dalam perut ikan tersebut. Sebab Allah memerintahkan kepada paus untuk menelan Nabi Yunus tanpa mematahkan tulangnya maupun memakan dagingnya.

Saat berada dalam perut ikan tersebut, Nabi Yunus tersadar akan kesalahannya yang telah meninggalkan kaumnya. Beliau pun menyesali dan memohon ampun kepada Allah. Nabi Yunus berdoa:

لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

“Ya Allah, Tiada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Tuhan. Sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri dan aku termasuk golongan orang yang dzalim.”

Doa tersebut dikenal dengan doa Dzin Nuun, doa yang selalu dipanjatkan oleh Nabi Yunus selama dalam perut ikan paus hingga ikan tersebut menepi di pinggir dan memuntahkan tubuh Nabi Yunus. Adapaun kita yang sedang tenggelam dalam kesedihan yang mendalam dan tak ada yang mampun melenyapkannya kecuali cahaya tersebut.

Dalam kitab “Risalah Mua’wanah”, Sayyid Abdullah bin Alwi Al Haddad memaparkan bahwa doa tersebut merupakan nama-nama Allah yang agung (Ismullah a’dzam), yang mana siapa saja yang sering membacanya maka akan menghilangkan kesusahan dan kepedihan, serta menggantikannya dengan kebahagiaan yang ia inginkan.
Penjelasan Sayyid Abdullah bin Alwi Al Haddad senada dengan QS Al ‘Anbiya ayat 88:

فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَنَجَّيْنَاهُ مِنَ الْغَمِّ ۚ وَكَذَٰلِكَ نُنْجِي الْمُؤْمِنِينَ

“Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya dari pada kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman.”

Doa tersebut cocok untuk setiap manusia yang ingin mengganti kesusahan dalam dirinya menjadi sebuah kebahagian, karena dalam doa tersebut terdapat pengakuan diri pada keesaan Allah serta pengakuan dosa yang telah diperbuat. Sehingga setelah semuanya jernih, niscaya Allah akan mengabulkan apa yang diinginkan.

*Alumnus Unhasy dan santri Pondok Pesantren Putri Walisongo Jombang. Saat ini sedang menempuh pendidikan di Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.