Sumber: Pewarta

Tebuireng.online-Dinas Kepemudaan dan Olahraga Jawa Timur (Dispora) Jawa Timur menggelar sosialisasi Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Provinsi Jawa Timur tahun 2018 tentang penanggulangan HIV dan AIDS bertempat di Lt. 3 Hotel Yusro, Jombang, yang di ikuti oleh 60 peserta pemuda se-Jombang pada Senin (26/11/2018)

Kabid Kepemudaan dan Olahraga Jawa Timur, Drs. Abdul Haris Ramadhan, MM. dalam sambutannya mengatakan bahwa  pemuda merupakan masa depan bangsa sehingga dalam penanggulangan HIV dan AIDS pemuda sangat berperan penting, “Peran pemuda sangat penting dalam penanggulangan HIV dan AIDS,” ungkapnya.  

Dispora melakukan sosialisasi Raperda tentang Penanggulangan HIV dan AIDS terdapat pada lima titik di Jawa Timur, “Sosialisasi ini dilakukan di lima titik, yang pertama sudah dilaksanakan di Kota Malang pada minggu kemarin, yang kedua ini dilaksanakan di Kota Jombang, yang ketiga di Surabaya dan Sidoarjo, yang keempat di Madiun dan kelima di Pamekasan,” imbuhnya.

Dengan adanya Peraturan Daerah (Perda) ini sehingga masyarakat dapat terlindungi dari mata rantai penularan HIV/AIDS dapat terputus, “Dispora Jatim menggandeng para pemuda untuk berperan aktif melakukan sosialisasi mulai dari cara penularan hingga pencegahannya, dengan adanya perda ini akan melindungi masyarakat dan memutuskan mata rantai penularan HIV/AIDS,” pungkasnya

Dalam sosialisasi ini, Dispora bekerja sama dari berbagai elemen, mendatangkan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Bapak Agung Nugroho yang menjelaskan materi tentang penanggulangan HIV dan AIDS di Jawa Timur.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Pemateri kedua dalam hal ini disampaikan oleh bapak Oto yang membahas  RancanganPerda (Peraturan Daerah) tentang Penanggulangan HIV dan AIDS. “4 P cara menghindari HIV dan AIDS yaitu pertama pola pikir, berpikir yang baik baik jika pikirannya baik maka perilakunya baik dan sebaliknya,” ungkap pak Oto.

Lanjutnya,  pesan untuk pemuda bahwa harus tetap (berpegang teguh) pada agama, nilai, jati diri masing-masing supaya tidak terkena HIV dan AIDS, “Kedua, pola makan, ketiga pola hidup (life skill), berperilaku hidup sehat dan keempat pola-pola (kebanyakan pola) sehingga kita harus tetap pada nilai, agama dan jati diri kita masing-masing,” pungkasnya.

Pewarta: Izza

Publisher: MSA