Gus Sholah menyematkan kartu peserta kepada tiga peserta sebagai simbol penghelatan diklat pembina ini
Gus Sholah menyematkan kartu peserta kepada tiga peserta sebagai simbol penghelatan diklat pembina ini

tebuireng.online– Demi meningkatan kualitas sumber daya manusia dan tenaga kepembinaan santri, Pesantren Tebuireng mengadakan Diklat Kader Pembina selama empat bulan terhitung sejak Februari 2016. Hari ini, Ahad (31/01/2016) Peresmian Gedung dan Pembukaan Diklat Kader Pembina Santri Pesantren Tebuireng dilaksanakan di  SMA Trensains Tebuireng II Jombok Ngoro Jombang berbarengan dengan pelantikan wakil pengasuh baru.

Sejumlah anggota keluarga Bani Hasyim yang hadir
Sejumlah anggota keluarga Bani Hasyim yang hadir

Acara ini dihadiri oleh sejumlah dzurriyah Bani Hasyim, pengurus Yayasan KH. Hasyim Asy’ari, perwakilan setiap unit, dan para peserta diklat. Akan ada beberapa pihak untuk memberikan materi. Untuk pendidikan kedisiplinan panitia mengajak pihak kemiliteran dari Malang untuk secara intensif menjadi mentor para peserta. Tak hanya itu bahkan dari tokoh lintas agama dikabarkan juga akan ikut memberikan materi.

KH. Salahuddin Wahid saat memberikan sambutan
KH. Salahuddin Wahid saat memberikan sambutan

“Kita membutuhkan tenaga pembina santri yang bertanggung jawab untuk membentuk sikap, karakter, serta akhlak santri”, ungkap Gus Sholah saat memberikan sambutan. Gus Sholah juga berharap dengan diklat kali ini akan terciptak etos kerja tenaga kepembinaan dan sumber daya manusia yang akan mengabdikan diri di sektor lain menjadi semakin baik.

Mudir Ma'had Aly Hasyim Asy'ari bersama mentor kemiliteran dan para peserta diklat.
Mudir Ma’had Aly Hasyim Asy’ari bersama mentor kemiliteran dan para peserta diklat.

Sejumlah 24 peserta telah dikukuhkan pada tanggal 15 Januari 2016 lalu di Gedung KH. M. Yusuf Hasyim lantai 3. Mereka akan digembleng selama kurang lebih tiga bulan. Kabar tentang diklat yang menelan dana milyaran rupiah ini memang sudah lama bergulir sejak awal tahun lalu. Pro dan kontra terbentuk karena miskomunikasi dan kesalahpahaman. Namun, setelah penjelaskan secara gamblang disampaikan kepada semua pihak, kegiatan ini bisa terlaksana dan bisa diterima.

Peresmian gedung secara simbolis dilakukan oleh Gus Sholah dengan pemotongan pita. Selain peresmian gedung dan pembukaan diklat, pada kesempatan kali ini, Pesantren Tebuireng juga melantik sejumlah pejabat kepengasuhan baru. H. Kikin Abdul Hakim Mahfudz dilantik menjadi wakil pengasuh dan sejumlah pejabat lainnya. Penunjukan Pak Kikin, Tak hanya

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online
Gus Sholah meresmikan Gedung Diklat baru secara simbolis dengan pemotongan pita
Gus Sholah meresmikan Gedung Diklat baru secara simbolis dengan pemotongan pita

diambil dari pendapat keluarga, Gus Sholah juga meminta masukan dari para alumni yang tergabung dalam IKAPETE, terutama alumni-alumni senior, seperti yang dahulu dilakukan oleh KH. M. Yusuf  Hasyim, pengasuh sebelum beliau.

“Mulai hari ini ananda Kikin akan bertugas. Saya ingin mulai melepaskan kegiatan sehari-hari dan lebih fokus memikirkan masa depan,” ungkap kiai 73 tahun tersebut. Pencarian calon wakil pengasuh sudah dilakukan sejak tahun lalu. Melalui beberapa tahap, di antaranya rapat keluarga besar, dan rapat majelis keluarga. Dari setiap bani (keluarga) mewakilkan satu orang untuk dicalonkan sebagai wakil pengasuh.  Nantinya wakil pengasuh ini diproyeksikan akan menjadi pengasuh menggantikan Romo KH. Salahuddin Wahid.

IMG_3361“Kita harus menyatukan potensi yang ada untuk memajukan Tebuireng. Karena potensi di Tebuireng ini sangat banyak. Tinggal menggali kemampuan kita untuk mengamati, melihat mana yang baik yang semuanya tergantung pada satu lagu, yaitu kerja sama,” unkap Pak Kikin, panggilan akrab wakil pengasuh baru. “Lainsyakartum la adzidannakum, kita harus mensyukuri dengan bekerja sebaik mungkin,” tambah beliau

Pesantren Tebuireng kedepan akan merealisasikan Hasyim Asy’ari Awards yang digagas sejak tiga tahun yang lalu. Dalam acara itu, akan diberikan penghargaan kepada pesantren-pesantren yang mempunyai prestasi yang baik dalam beberapa hal, di antaranya penyelenggaraan pendidikan, kegiatan sosial, dan pengembangan usaha. Seperti yang dijelaskan Gus Sholah, landasar dasar even ini adalah pernyataan Hadratusyaikh bahwa santri yang baik adalah santri yang ketika pulang ke rumah masing-masing bisa menerapkan apa yang diperolehnya di pesantren. (nurul/abror)