tebuireng.online– Perdebatan tentang Tuhan tak akan pernah usai. Karena pada hakikatnya, akal manusia tak akan mampu mencapai esensi tentang Tuhan itu seperti apa. Tema tentang ke-Tuhan-an inilah yang coba diduskusikan dalam Dialog Interaktif antara umat Nasrani yang diwakili mahasiswa Universitas Petra dan umat Islam diwakili oleh para Kiai Tebuireng di Gedung Yusuf Hasyim Lt.2, Ahad (10/05/15).

Diskusi ini dihadiri oleh beberapa Mahasiswa Ma’had Aly Tebuireng dan segenap civitas Pondok Pesantren Tebuireng. Kegiatan diskusi ini merupakan rentetan rantai kegiatan yang dilakukan oleh beberapa Mahasiswa Universitas Petra Surabaya dalam kunjungannya di Pesantren Tebuireng. Sebelumnya mereka menyempatkan diri, berkunjung ke Madrasah Muallimin untuk memperdalam tentang kajian Islam.

Presentasi awal disampaikan oleh salah satu mahasiswa Universitas Petra, Michael. “Umat Kristiani mempercayai bahwa Trinitas itu tidak ada. Bahkan di Injil dan Taurat tidak pernah menyebutkan Trinitas atau tiga Tuhan”, ucap Michael dalam diskusi tentang Tuhan.

Dalam keterangannya (red-Michael),Tuhan adalah kesatuan (unity). Michael mengambil Matahari sebagai analogi tentang Tuhan. Meski menurutnya kita tidak akan bisa menganalogikan Tuhan secara sempurna. Menurutnya, Tuhan itu adalah kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. “Seperti matahari. Bola matahari-cahaya-panas adalah satu kesatuan yang tidak bisa tercerai. Tidak mungkin salah satu dari komponen itu berdiri sendiri”, terangnya.

Dr. KH. Musta’in Syafi’ie dalam kesempatan berdialog mengatakan bahwa umat beragama tidak boleh mempermasalahkan tentang perbedaan keyakinan. Melainkan bagaimana bisa menyetujui perbedaan itu sendiri. “Tentang Tuhan, Islam dan Kristiani memiliki pemikirannya sendiri-sendiri. Dan hal ini tidak akan bisa disatukan. Toh kalaupun disatukan pastinya akan terjadi kontradiksi paham nantinya. “ ujar Kiai Ta’in, sapaan akrab beliau.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Ini merupakan kunjungan pertama para mahasiswa Universitas Petra untuk berdialog tentang Islam secara langsung dan ekslusif. Selain dihadiri KH. Mustain Syafie sebagai pembanding dalam diskusi lintas agama tersebut. Hadir pula Drs. H. Ainur Rofiq selaku Kepala Pondok Pesantren Tebuireng, Ust Iskandar, selaku Wakil Kepala Pondok Pesantren Tebuireng

Di akhir dialog, pihak Universitas Petra menyerahkan cinderamata sebagai kenang-kenangan kepada Kepala Pondok Pesantren Tebuireng. Sebelum berpisah, para peserta dialog melakukan foto bersama. (MSP)