KH. Fikri Haikal saat menyampaikan motivasi kepada anggota dan pengurus Kudaireng dan Kubah Ireng di Masjid Ulul Albab pada Kamis (17/08/2017). (foto: dok panitia)

Tebuireng.online— Dalam acara pelantikan pengurus baru Kudaireng (Kumpulan Da’i Tebuireng) dan Kubah Ireng (Kumpulan Banjari dan Hadrah Tebuireng) di Masjid Ulul Albab Tebuireng pada Kamis (17/08/2017), Da’i kondang, KH. Fikri Haikal hadir untuk memberikan motivasi.

Putra Almarhum KH. Zainuddin MZ itu, dalam motivasinya, menyampaikan falsafah pancasila sebagai jati diri Bangsa Indonesia. Beliau menjelaskan secara rinci setiap sila, mulai dari sila pertama hingga sila kelima dengan penjelasan dan cerita, serta diberikan dalil-dalil yang sesuai dalam agama Islam. Menurut beliau pancasila sangat sesuai dengan Islam dan justru tidak bertentangan, sehingga harus ditegakkan.

Selain itu, ketika menjelaskan sila kedua, beliau bercerita tentang ketidakadilan Amru bin Ash selaku Gubernur Mesir kepada orang Yahudi ketika masa kekhalifahan Umar bin Khattab, ra. Bahkan, lanjut beliau, keadilan dan kebenaran harus selalu ditegakkan walaupun terhadap orang Yahudi sekalipun.

“Selama berjalan pada jalur kebenaran, jangan pernah takut berbuat,” tutur putra dari kiai yang dijuluki Da’i Sejuta Umat tersebut, memberikan motivasi.

Sebelumnya, pengisi acara Damai Indonesiaku di salah satu stasiun televisi swasta tersebut, mengucapkan selamat kepada para pengurus baru. Beliau berpesan kepada mereka agar tidak malu dalam kebaikan. Terlebih ketika berkiprah dalam organisasi.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

“Jangan pernah malu!,” itulah perkataan beliau yang diulang-ulang hingga hadirin hafal. “Jangan takut dengan cacian, jangan menghindar dengan makian, jangan alergi dengan kritikan” tegas ulama yang pernah nyantri di Pesantren Tebuireng itu.

Selain dihadiri oleh KH. Fikri Haikal, acara pelantikan pengurus baru Kudaireng dan Kubah Ireng itu, juga dihadiri oleh KH. Agus Maulana, Pengasuh Pesantren Kreativ al Muhsinin Cukir. Dalam ceramahnya, mantan Ketua Lembaga Sosial Pesantren Tebuireng (LSPT) itu, menghimbau agar seluruh santri bisa mengistikamahkan dua hal, yaitu jamaah dan bertawasul ke para kiai di maqbaroh Masyayikh Tebuireng.


Pewarta:            Ananda Prayogi

Editor/Publisher: M. Abror Rosyidin