Tebuireng.online– Lutfi Teguh Oktavian alias Abu Niswah, seorang mantan narapidana terorisme (napiter) yang memilih hijrah dari ekstrimis ke jalan damai, berbagi ilmu bagaimana cara menangkal virus radikalisme dan terorisme, kepada peserta workshop yang diinisiasi oleh BNPT di Pesantren Tebuireng, Selasa (14/6/2022).
Sebagai orang yang pernah terpapar faham tersebut, Lutfi Teguh memberi tahu kita bagaimana cara menangkal virus radikalisme dan terorisme. Menurutnya, paling tidak ada tujuh hal yang bisa kita lakukan untuk menangkal faham radikalisme dan terorisme. Pertama ialah dengan cara mengubah lingkungan keluarga.
“Peran orang tua sangat dibutuhkan dalam mengawasi pergaulan anak,” tuturnya.
Kemudian, menurutnya tokoh agama juga harus senantiasa mengusung konsep yang selalu mengedepankan sikap saling menghargai, rukun dan damai.
“Selanjutnya ialah adanya kontra narasi dan propaganda di media sosial. Kita harus turut serta mengisi media sosial dengan konten toleransi, perdamaian dan cinta tanah air,” imbuh Sekretaris Yayasan Rumah Moderasi Mojokerto itu.
Selain itu, kita harus berfikir terbuka dan toleran terhadap sesama, tidak boleh menutup diri dari berbagai usulan dan pendapat.
Selanjutnya kita juga harus waspada dari propaganda dan berbagai hasutan dari berbagai oknum yang tidak bertanggung jawab.
“Kita harus bersatu tanpa mengedepankan ego dan golongan. Dan terkahir, kita harus selalu menumbuhkan rasa cinta terhadap NKRI,” tegasnya.
Lelaki kelahiran Mojokerto Jawa Timur itu, mengutarakan beberapa ciri-ciri penganut faham radikalisme. Biasanya penganut faham ini tergolong fanatik dan tidak menerima pendapat selain golongan mereka. Mereka juga menutup diri dari masyarakat selain alirannya. Golongan ini juga mempunyai keyakinan atas misi yang mereka jalankan.
“Mereka juga menganggap golongan selian mereka kafir yang halal harta dan darahnya, sehingga mereka rentan membunuh orang selian alirannya,” terangnya.
Bahkan, menurutnya aliran ini berkeyakinan bahwa semakin banyak orang yang dibunuh semakin dekat mereka dengan Surga. Dari itu tak jarang dari golongan ini yang melakukan bom bunuh diri dan membunuh kaum yang menurut mereka halal darah dan hartanya.
“Untuk melancarkan aksi, mereka akan memperlihatkan semangat ibadahnya, sehingga banyak orang tertarik dan bertanya-tanya gimana cara untuk meningkatkan ibadah semacam tersebut,” ungkapnya.
Namun setelah itu, lanjut Lutfi, aliran ini mulai akan mendoktrin dan membid-ahkan berbagai golongan, dan kemudian mengkafirkan serta mengompori untuk benci NKRI.
Pewarta: Faizal Amin