Oleh : Drs. KH. Fahmi Amrullah Hadzik

اَلْحَمْدُ لِلهِ . نَحْمَدُهُ وَ نَسْتَعِيْنُهُ وَ نَسْتَغْفِرُهُ . وَ نَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا . مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَ اَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ . اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا أَمَّابَعْدُهُ.  فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَي اللهِ . اِتَّقُوْ اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.

Kaum Muslimin Rahimakumullah

Marilah kita senantiasa meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah. Haqqo tuqotihi dengan sebenar-benarnya taqwa, dalam artian berusaha menjalankan semua perintah dan meninggalkan larangan-Nya. Dan janganlah kita sekali-kali meninggalkan dunia ini, kecuali dalam keadaan beragama Islam dan khusnul khotimah.

Kaum Muslimin  Rahimakumullah

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Di dalam ayat terakhir surah al-Fath, ayat 29. Allah menjelaskan tentang ciri-ciri pengikut baginda Rasul SAW. :

مُّحَمَّدٌ رَّسُولُ اللَّهِ ۚ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ ۖ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِّنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا ۖ سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِم مِّنْ أَثَرِ السُّجُودِ.. إلى آخر الآية

Muhammadun Rasulullah, Muhammad itu utusan Allah. Wa alladzina ma’ahum, dan orang-orang yang beserta Muhammad, yang pertama asyidda’u ‘ala al kuffari ruhama’u bainahum, keras dan tegas terhadap orang-orang kafir tapi saling menyayangi di antara sesama mukmin. Ini ciri yang harus dimiliki oleh pengikut baginda Nabi Muhammad SAW. Senada dengan surah ini, al-Maidah ayat 54, Allah berfirman :

..فَسَوْفَ يَأْتِي اللَّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِينَ…

“Maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum, yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai Allah. Mereka bersikap lemah lembut kepada orang mukmin dan keras serta tegas kepada orang-orang kafir.”

Kaum Muslimin Rahimakumullah

Jelas sekali di sini Allah menggambarkan adzillatin ‘ala al  mukminina a’izzatin ‘ala al kafirina. Lemah lembut terhadap orang-orang mukmin yang lain tetapi tegas dan keras terhadap orang-orang kafir.  Yang terjadi sekarang justru fenomena sebaliknya. A’izzatin ‘ala al mukminin adzillatin ‘ala al kafirin. Mereka justru bersikap keras terhadap sesama mukmim tetapi lemah lembut terhadap orang kafir.

Kaum Muslimin Rahimakumullah

Maka yang terjadi sekarang justru perpecahan di antara umat Islam.  Dan salah satu kelemahan umat Islam di Indonesia ini, mereka mudah sekali dipecah belah. Untuk memecah belah umat, tidak perlu senjata yang mematikan. Cukup dengan mencalonkan seorang pemimpin atau pejabat nonmuslim saja maka otomatis umat Islam terpecah belah dengan sendirinya.

Ada yang pro ada yang kontra. Ada yang mendukung, ada yang menentang. Dan ini terjadi bukan hanya di kalangan orang-orang awam, para pemimpin umat pun, para ulama juga ikut terpecah belah. Dan ketika para ulama sudah terpecah belah, masing-masing baik yang pro mau pun yang kontra, mengeluarkan fatwanya sendiri-sendiri. Dan itu dilakukan bukan untuk ‘izzu al Islam wa al muslimin, bukan untuk mencapai kejayaan Islam dan umat Islam, tapi untuk kepentingannya masing-masing. Sesuai dengan pesan sponsornya sendiri-sendiri. Naudzubillah tsumma naudzubillah.

Maka kalau ini terus terjadi, rasanya untuk mencapai kejayaan Islam hanya mimpi belaka. Jadi pengikut Nabi, asyidda’u ‘ala al kuffari ruhama’u bainahum pegang ini erat-erat. Terlepas apa pun organisasinya, bagaimana pun cara ibadahnya, ketika umat Islam bersatu akan mudah mencapai ‘izzu al Islam wa muslimin.

Yang kedua, ciri yang dimiliki oleh pengikut baginda Nabi tarahum rukka’an sujjadan yabtaghuna fadlan min Allahi wa ridwana. Engkau melihat mereka rukuk dan sujud, mencari anugerah dan ridha Allah SWT. Artinya, rukuk dan sujud ini adalah ciri pengikut baginda Nabi. Ya shalat. Maka kita patut gembira, akhir-akhir ini justru ketika terjadi perpecahan-perpecahan, ada hikmah. Marak sekarang ini, gerakan shalat Subuh berjamaah di masjid.

Mungkin kalau tidak ada perpecahan, umat Islam akan terlena. Tetapi justru saat ada kasus semacam ini, ada hikmah yang kita petik, yaitu kesadaran umat Islam. Dari pada mengurusi politik tapi masjidnya kosong, maka dengan adanya gerakan shalat jamaah di masjid ini adalah hal yang sangat luar biasa. Terutama gerakan shalat Subuh berjamaah. Karena shalat Subuh ini dianggap kebanyakan orang Islam sebagai shalat paling berat. Tetapi yang paling berat adalah shalat berjamaah, yang akan menggetarkan musuh-musuh umat Islam.

Seorang pemimpin Yahudi pernah mengatakan, “Kami bangsa Yahudi, tidak takut dengan umat Islam berapa pun jumlah mereka.” Kita ketahui, jumlah orang Yahudi itu tidak seberapa. Pemimpin Yahudi itu menambahkan, “Kami baru takut kepada umat Islam ketika jamaah shalat Subuh sudah mampu menyamai jumlah jamaah shalat Jumat.”

Maka sesungguhnya untuk membuat musuh-musuh Islam ini takut, kembali kepada kemauan kita, apakah kita mau memakmurkan masjid dengan memenuhi jamaahnya terutama ketika jamaah Subuh. Itu semua tergantung pada diri kita sendiri, tarahum rukka’an sujjadan yabtaghuna fadlan min Allahi wa ridwana.

Kemudian yang ketiga, simahum fi wujuhihim min atsari as sujud. Tampak di wajah-wajah mereka tanda-tanda bekas sujud. Tentu tanda sujud ini bukan karena jidadnya yang hitam. Tetapi tanda bekas sujud ini tampak pada berseri-serinya wajah man katsurat solatuhu bi al lail hasuna wajhuhu fi an nahar, sabda Rasulullah SAW. Barang siapa yang banyak shalatnya di malam hari, maka berserilah wajahnya di siang hari.

Jadi tanda bekas sujud itu bukan sekedar tanda fisik, tetapi adalah bagaimana terpancar dari wajah kita ini, berserinya wajah. Tutur kata yang halus, yang santun, lisannya tidak mudah mencela, tidak mudah menyalahkan orang lain, akhlaknya selalu terjaga di dalam akhlakul al karimah, ini yang dimaksud dengan atsar as sujud. Maka semoga kita semua kaum muslimin bisa memiliki tanda-tanda yang termaktub pada surah al Fath tadi sehingga kita bisa menjadi pengikut baginda nabi Muhammad SAW. Pengikut yang baik dan kelak bisa berkumpul dengan Rasulullah SAW. semoga bermanfaat, khususnya bagi diri saya dan umumnya bagi semua jamaah.

إِنَّ أَحْسَنَ الْكَلَامِ  كَلَامُ اللهِ الْمَلِكُ الْمَنَّانُ وَبِالْقَوْلِ يَهْتَدُ الْمُرْتَضُوْنَ . مَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِنَفْسِهِ وَمَنْ أَسآءَ فَعَلَيْهَا وَمَارَبُّكَ بِظَلَّامٍ لِلْعَبِيْدِ . بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ مِنَ اْلأٓيَةِ    وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَاسْتَغْفِرُوْا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ


Pentanskrip:   Sutan Alambudi

Editor:           Munawara