I

Ibu lari penuh takut, manusia ingin dia mati

Kudengar resah jantungnya

Kudengar nafasnya tersengal

Ibu membenamkan kepalaku dibawah dagu.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Dia khawatir. . .

Matanya tegang bagai mata kambing saat disembelih

Di balik rumah-rumah yang terbakar

“Tolong jangan bunuh anakku”

Dia bicara sendiri seolah aku tidak mendengarnya

“Kau jangan takut Nak, semua akan baik-baik saja!”

Aku anaknya yang tahu dia berbohong

aku ingin melindunginya tapi aku hanya bocah

aku bocah yang didekap saat dia mati tertembak

 

II

Kami sedang membangun istana

Membangun peradaban dunia

Melangkah menuju hijaunya alam,

panorama sore yang mengagumkan

melihat bulan dari jandela malam

Jangon bohong! semua manusia merindukan ketenangan

lihat, lihat, lihat

Kami topleskan nyawa untuk kesepakatan manusia

kesepakatan membangun perdamaian kita

kita, kita

Tolong! Kasihanilah bumi

Untuk anda dan kita semua

*Zen Sugendal, untuk muslim Rohingya

 

Zen Sugendal, adalah sastrawan muda Pesantren Tebuireng asal Sampang Madura. Duduk di kelas 6 Madrasah Muallimin Hasyim Asy’ri. aktif di Majalah Tebuireng dan Sanggar Kepoedang (Komunitas Penulis Muda Tebuireng)