Tebuireng.online- Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Hasyim Asy’ari (Unhasy) Tebuireng menggelar Webinar Nasional dalam rangka Memperingati Hari Santri Nasional via zoom dan youtube, Sabtu (24/10/20).

Webinar Nasional diangkat dengan tema Peran Sejarah Untuk Memperkuat Eksistensi Santri Di Era Modern. Bupati Jombang Hj. Mundjidah Wahab memberikan sambutan di acara tersebut, dalam sambutannya beliau mengatakan, “Santri yang melekat dalam dunia pesantren telah memberikan kontribusi besar dalam sumber daya manusia di negeri ini,” ungkapnya.

Pesantren sebagai penggiat yang tidak terpisahkan dengan pendidikan nasional dan sebagai agen perubahan sosial dikuatkan dengan pendapat KH. Yusuf Hasyim (alm) bahwa kontribusi santri dalam dunia pesantren tidak hanya berfungsi sebagai lembaga pendidikan akan tetapi juga sebagai lembaga dakwah dan perjuangan di masa kolonial.

“Dari Sabang sampai Merauke terdapat komunitas-komunitas santri yang mengembangkan pendidikan di lingkungannya masing-masing,” paparnya.

Dalam pandangan Bupati Jombang, “Kontribusi santri itu untuk pembangunan sumber daya manusia di negeri ini dapat kita lihat dalam 3 aspek, yaitu aspek sejarah, aspek peranan santri dalam pembangunan, dan merawat NKRI, serta aspek kontribusi santri untuk menyongsong pendidikan di negeri ini,” ungkap Bupati.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Dalam sejarah santri sebagai pribumi tertua di Indonesia, lanjutnya, mengatakan bahwa mantan Menteri Agama menyebut lembaga asli masyarakat yang mampu untuk berperan ke antaloga. Pendidikan pesantren yang mengakar dalam kehidupan masyarakat akan menjadi kekuatan yang menggerakan kehidupan sosial, ekonomi, dan politik.

Ajaran-ajaran yang menanamkan nilai-nilai sosial dan merusak alam pikiran yang ada didalam masyarakat akan membentuk sistem sosial yang kuat di masyarakat. Komunitas santri melalui bunyai dan para kyai, telah memberikan pendidikan kepada masyarakat dan menggerakan untuk memperjuangkan keutuhan Indonesia.

“Sebelum lahirnya Nahdhatul Ulama, yang didirikan Almaghfurlah KH. Wahab Hasbullah dan selanjutnya berdirinya Nahdhatul Ulama sehingga diteruskan dengan resolusi jihad adalah salah satu bukti sejarah peran santri untuk kemerdekaan negeri ini. Sejarah itulah yang kemudian menjadi landasan lahirnya hari santri nasional yang telah ditetapkan oleh presiden Ir.H. Joko Widodo,” kata ibu Mundjidah Wahab.

Peran santri dalam merawat dan membangun NKRI, peranan ini dilakukan santri dalam pengembangan pemikiran yang dinamis. Pembangunan tidak dapat pembangunan kelembagaan atau struktur saja harus didukung oleh budaya. Santri juga membuka modernis yaitu santri harus membuka tuntutan zaman, santri dinamis memiliki dua proses yaitu memaknai kembali nilai-nilai hidup positif yang telah ada sembari menangkap nilai baru yang dianggap lebih sempurna. Dinamis ini dilakukan santri, dengan mengembangkan yang rasional dan kontekstual.  

“Saya selaku kepala daerah Kabupaten Jombang sangat berterimakasih kepada pesantren dalam memajukan pendidikan, maka kami dengan senang hati untuk memfasilitasi pengembangan pesantren khususnya di Kabupaten Jombang. Karena itu sebagai wujud terimakasih terhadap santri dan pesantren,” paparnya.

Dalam statement akhir, “Santri mampu memberikan kontribusi besar dengan memiliki empat karakter, pertama santri harus kuat dalam menghadapi ilmu pengetahuan agama, termasuk ilmu fiqh, ushul fiqh, mantiq, dan tasawuf. Santri mampu merawat nilai-nilai baik yang menghasilkan rasionalitas, yang meletakan agama sebagai pengarah kehidupan pendekatan rasionalitas kiai tidak hanya membangun argumentasi yang serba logis, namun hal yang lebih penting adalah integritas ilmu agama itu sendiri yakni ilmu yang dibangun untuk kemashlahatan kehidupan, karakter kedua adalah pendidikan santri menjadikan budaya sebagai ilmu pengetahuan yang harus dikembangkan. Karakter ketiga adalah santri yang kuat dan tahan banting, karakter keempat berupaya mengaplikasikan ilmu tergantung kepengetahuannya untuk pemanfaatan kehidupan. Santri tidak menggunakan ilmu pengetahuan yang dimiliki hanya untuk diri sendiri, akan tetapi santri memiliki karakter untuk memberikan sumbangsih kepada masyarakat,” ucapnya.

“Santri dengan berpegang teguh 4 karakter ini, InsyaAllah santri mampu menghadapi tantangan modernisasi pendidikan, santri pasti bisa memberikan kontribusi besar untuk pengembangan untuk negara kita ini. Santri sehat, Indonsia Kuat,” pungkasnya.

Pewarta: Qonaatun