Tebuireng.online- Rais Aam PBNU KH. Ma’ruf Amin menegaskan sifat tawaduk yang dimiliki almaghfurlah Kiai Bisri Syansuri salah satu tokoh Nahdlatul Ulama (NU) yang patut dicontoh oleh elemen bangsa, terlebih bagi calon pemimpin bangsa. Hal itu disampaikan dalam tausiahnya, pada haul ke-38 KH. Bisri Syansuri, di Pondok Pesantren Mambaul Ma’arif Denanyar Jombang, Selasa (28/03/17).
Sikap tawaduk Kiai Bisri Syansuri tercermin saat pagelaran muktamar NU, di mana hasil muktamar Kiai Bisri Syansuri terpilih sebagai Rais Aam, namun karena sikap tawaduk pada gurunya almaghfurlah KH. Wahab Chasbullah yang pada saat itu juga turut menghadiri muktamar, Kiai Bisri menolak dan melimpahkan posisi itu kepada Kiai Wahab. “Tawaduknya beliau luar biasa, meski terpilih menjadi Rais Aam waktu muktamar, ia tidak mau selama masih ada KH. Wahab Chasbullah sebagai gurunya,” jelasnya saat memberikan tausyiah.
Lebih lanjut Kiai Ma’ruf menjelaskan bahwa, setelah KH. Wahab Chasbullah meninggal saat masih menjabat Rais Aam, Kiai Bisri Syansuri yang terkenal ahli ilmu fiqih itu dipilih sebagai pengganti Mbah Wahab (panggilan KH. Wahab Chasbullah).
“Baru ketika KH. Wahab Chasbullah sudah tidak menjabat Rais Aam, beliau mau untuk menjadi Rais Aam PBNU pengganti beliau (KH. Wahab Chasbullah, red),” imbuh kiai yang juga Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu.
Menurutnya, hal itu bisa dijadikan pembelajaran besar bagi calon atau pemimpin bangsa ini bahwa tidak perlu terpecah belah hanya karena persoalan jabatan.
“Ini luar biasa ketawadukannya, patut kita contoh. Kalau sekarang posisi Rais Aam atau jabatan-jabatan yang lain malah diperebutkan. Saya di posisi Rais Aam PBNU hasil muktamar NU di Jombang mendapat mandat dari peserta muktamar,” tandasnya.
Pewarta : Rif’atuz Zuhro
Editor : Munawara, MS
Publisher : Munawara