ilustrasi: pesantren dan santri

Oleh: M. Dani Faiz*Kisah ini bermula saat aku masih duduk di bangku SD kelas 5, pada waktu itu aku membaca Al Qur’an saat tadarus Ramadan, walaupun sudah pernah belajar Al Qur’an di TPQ waktu masih kelas 1 SD sampai kelas 3 SD, kemampuanku membaca Al Qur’an masih dibilang kurang bagus dan banyak sekali kesalahan pada saat membacanya. Namaku Dani, seorang anak yang ingin belajar bagaimana membaca Al Qur’an yang baik dan benar dengan memperhatikan tajwid dan makhorijul huruf, awal aku ingin belajar itu ketika melihat teman teman mengaji di sebuah masjid dengan rumahku di desa Slumbung, masjid itu bernama Masjid At Taqwa. Pertama aku bertanya kepada ayah dan ibu, apakah aku diperbolehkan belajar mengaji di masjid yang tempatnya agak sedikit jauh dari rumah aku? namun tidak disangka ternyata orang tuaku mensuport dan sangat senang melihat anaknya berkeinginan belajar mengaji lagi, kedua orang tuaku pun sempat menawarkan bagaimana jika mengajinya di antar saja, tetapi aku sendiri lebih memilih naik sepeda bersama temanku.***Aku melihat teman-teman belajar membaca dengan giat dan dengan lancar, aku tertarik dan ingin juga membaca Al Qur’an seperti itu, akhirnya pada suatu hari aku bicara kepada temanku yang bernama Zulfa, “Apakah aku bisa ikut mengaji”? Zulfa mengangguk. Iya sangat semangat mengajak aku mengaji bersamanya.“Bisa banget! Ayo nanti habis magrib ikut aku ke masjid At Taqwa.” Ajaknya. Setelah itu aku pun setuju dan selepas magrib kami berangkat menuju masjid.Mengaji di masjid dilakukan setiap hari setiap habis magrib dan libur pada hari Kamis. Awal belajar di sana aku merasa gugup dan sungkan karna mengaji di sana merupakan hal yang baru di karenakan  belum pernah mengaji di masjid tersebut, belajar ilmu tajwid dan makhorijul huruf ternyata sangat rumit awal mula sangat kesusahan dalam memahami dan mengetahui bacaan tajwid dan makhorijul huruf benar.Pertama belajar aku sempet mengulang dan terus mengulang, namun akhirnya aku bisa membaca dengan benar, dalam mengaji tersebut ada tingkatan yaitu yang pertama juz amma kedua ibtidaiyah ke tiga Tsanawiyah dan ke empat Aliyah. Setelah sekian lama belajar mulai dari Juz amma aku akhirnya sampai pada tahap Aliyah walau banyak sekali rintangan dan kesusahan yang di hadapi namun itu sangat berarti.Belajar Al Qur’an sangat sulit, aku selalu banyak mengalami kesalahan dalam membacanya, ya itu semua karna ilmu yang sangat masih kurang, namun kesulitan apapun tetap harus dihadapi karena akhirnya itu bisa membuat  aku bisa mengetahui cara membaca Al Qur’an yang baik dan benar dengan memperhatikan tajwid dan makhorijul hurufnya.Aku belajar mengaji kurang lebih sampai 5 tahun mengaji di masjid At Taqwa tersebut di sana sangat senang bisa bertemu teman banyak menambah relasi menjalin persaudaraan dan bahkan kami selalu memiliki kegiatan pada setiap malam minggu yaitu acara masak-masak bersama seluruh teman-teman yang mengaji.Masakan yang kami  buat mulai dari terong yang dibakar lalu masakan ikan bumbu pedas, ayam goreng dan selalu bersama sama saling membantu satu sama lain, indahnya pada saat itu berkumpul dengan temen teman, dan jika sudah malam kami semua selalu tidur di masjid dan itupun menjadi rutinitas yang selalu kami lakukan setiap malam minggu.Walaupun dengan kesenangan banyak itu kami pun tidak lupa untuk terus membaca dan belajar Al Qur’an kami selalu saling membantu dan saling mengajari bila ada yang mengalami kekeliruan selalu saling mensuport satu sama lain membenarkan bacaan teman yang salah dalam hal tajwid dan makhorijul huruf. Kami  bahkan membuat perkumpulan yang dinamakan REMAS Remaja Pecinta Masjid.***Pada suatu hari aku sudah sampai pada tingkat Aliyah di tingkat Aliyah aku di suruh guru untuk membantu  menyimak bacaan adik adik di bawah aku. Bahkan saat guru tidak hadir biasanya aku di suruh untuk menggantikan guru di depan itu awalnya membuat aku gugup bahkan tidak percaya karena aku orangnya pemalu.

Pak guru memberitahuku agar berani di depan karna pada suatu saat kamu pasti akan di posisi tersebut, akhirnya aku memcoba memberanikan diri ada kejadian aku salah dalam memipin itu membuat teman teman tertawa aku sangat malu tapi itu semua menjadi pelajaran penting bahwa harus meningkatkan ilmu dengan lebih giat lagi.
Membaca Al Qur’an sudah lancar, namun bagi aku itu masih kurang cukup dikarenakan masih banyak ilmu tentang membaca Al Quran yang masih harus dipelajari, bagi aku belajar tajwid dan makhorijul huruf ini sangat penting agar kita semua bisa memahami dan mengetahui cara membaca Alqur’an yang baik dan benar.

Marilah kita semua bisa menambah ilmu kita tentang membaca Al Qur’an yang baik dan benar supaya tidak akan menyesal di kemudian hari.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online