Ilustrasi wanita membaca Al-Qur’an (sumber: muslim.or.id)

Oleh: Almara Sukma*

Salah satu kendala khusus yang seringkali dikeluhkan oleh para mahasiswa yang berkeinginan menghafal al-Quran adalah kegiatan dan tugas-tugas kuliah yang begitu banyak dan menumpuk. Sehingga bagi mereka tidak ada waktu yang bisa disempatkan untuk menghafal al-Quran. Walaupun ada waktu, tetapi kondisi badan sudah capek dan pikiran yang sudah tidak bisa digunakan untuk berkonsentrasi karena perlu istirahat. Di satu sisi mereka memang sangat ingin menghafal al-Quran, namun di sisi lain sibuknya kegiatan kuliah membuat mereka harus menunda menghafal, bahkan tak sedikit yang akhirnya membatalkan niatnya.

Memang menghafal al-Quran di pesantren, dimana mereka menghafal sambil kuliah, biasanya mereka butuh waktu yang agak lama untuk dapat menyelesaikan hafalannya. Berbeda dengan mereka yang memang mengkhususkan diri untuk menghafal, tanpa disibukkan dengan aktivitas-aktivitas lain. Hal ini dapat kita maklumi, bahwa tidak setiap waktu mereka dapat dengan leluasa menghafal, mereka harus membagi-bagi waktunya.

Jika demikian yang terjadi di pesantren, lalu bagaimana dengan mereka yang tidak sambil tinggal di pesantren? Tidak adanya peraturan wajib menghafal? Tidak ada yang memotivasi? Maka sibuknya kuliah ini bisa membuat mereka tidak bisa menghafal sama sekali, bahkan yang sudah pernah dihafal pun tidak bisa dijaga, apalagi ditambah.

Sebenarnya sesibuk apapun mereka, apabila mereka sudah punya tujuan dan niat yang kuat insyallah mereka akan tetap bisa menghafalnya. Mereka yang sudah mempunyai niat dan tujuan kuat pasti akan menyisihkan waktunya untuk membaca dan menghafal al-Quran. Mereka selalu berpikir positif (berprasangka baik) dan mereka yakin bahwa Allah akan mempermudah semuanya.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Apabila waktu yang mereka sisihkan untuk membaca dan menghafal Al-Qur’an digunakan untuk mengerjakan tugas, mereka akan mengganti waktu tersebut di waktu yang lain. Mereka menganggap membaca dan menghafal al-Quran merupakan kewajiban bagi mereka. Bagi mereka para penghafal, al-Quran merupakan prioritasnya. Mereka mempercayakan semua urusannya kepada Allah.

Untuk kalian yang baru memulai menghafal al-Quran, prioritaskanlah al-Quran. Yakinlah jika kalian memprioritaskan al-Quran, Allah akan mempermudah semua tugas-tugas kalian. Berperasangka baiklah kepada Allah, berprasangka baik merupakan hal yang penting. Hal ini sebagaimana hadis Rasulullah Saw., yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori di bawah ini:

7505 حَدَّثَنَا أَبُو الْيَمَانِ ، أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ ، حَدَّثَنَا أَبُو الزِّنَادِ ، عَنِ الْأَعْرَجِ ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : ” قَالَ اللَّهُ : أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي “.

Telah menceritakan kepada kami Abu Yaman, telah mengabarkan kepada kami Syu’aib, telah menceritakan kepada kami Abu Zinad, dsri A’roj, dari Abu Hurairah RA, Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda; Sesungguhnya Allah berfirman: “Aku sesuai prasangka hambaku pada-Ku dan Aku bersamanya apabila ia memohon kepada-Ku” (HR. Bukhori) 

Selain itu, untuk kalian yang menghafal al-Quran sambil sibuk dengan kegiatan kuliah, sebaiknya tidak terlalu memaksakan diri untuk dapat menyelesaikan hafalan secepat mungkin. Ambisi yang besar untuk bisa menyelesaikan hafalan dalam waktu yang cepat di samping anda juga punya kesibukkan kuliah yang tidak bisa ditinggalkan, biasanya hanya akan menambah beban bagi anda sendiri.

Dan yang ditakutkan akhirnya kedua-duanya tidak bisa berjalan dengan sempurna. Menghafallah dengan cara yang santai, tanpa harus terburu-buru, karena ia lebih terasa ringan untuk anda yang sibuk dengan berbagai tugas dan kegiatan. Namun, jika anda memang sanggup menyelesaikan hafalan dalam waktu yang singkat di tengah kesibukkan kegiatan kuliah, tanpa harus bolos, tanpa harus meninggalkan berbagai tugas,  tentunya itu adalah anugerah dari Allah untuk anda, karena tidak semua orang bisa melakukannya.

Sekian, semoga bermanfaat.


*Mahasantri Ma’had Aly Hasyim Asy’ari