Sebuah ilustrasi pelaku maksiat di masa depan. (source: tribunnews)

Begini Gambaran Pelaku Maksiat di Masa Depan

الحَمْدُ لِلَّهِ الذِيْ مَنَّ عَلَى مَنْ شَاءَ بِعِبَادِهِ بِهِدَايَةِ بِهِدَايَتِهِمْ لِلْاِيْمَانِ وَكَرَّهَ إِلَیۡهِمْ ٱلۡكُفۡرَ وَٱلۡفُسُوقَ وَٱلۡعِصۡیَانَۚ اَشْهَدُ اَنْ لَااِلَهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الذِيْ تَفَرَّدَ بِالكَمَالِ والجَلَالِ وَالعَظَمَةِ والسُلْطَانِ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ المَبْعُوْثُ اِلَى كَافَّةِ وَالجَانِّ فَبَلغَ رِسَالَةَ رَبِّهِ وَبَيَّنَ غَايَةَ البَيَانِ

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَاَصْحَابِهِ الذِيْنَ وَجَـٰهِدُوا۟ فِی ٱللَّهِ حَقَّ جِهَادِهِ حَتَّى نَشَرُوْا العَدْلَ والاَمْنَ والاِيْمَانِ

فَيَا عِبادَ الله، أوصيكم وإيّاي نفسي بتقوى الله فقد فاز المتقون یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَقُولُوا۟ قَوۡلࣰا سَدِیدࣰا یُصۡلِحۡ لَكُمۡ أَعۡمَـٰلَكُمۡ وَیَغۡفِرۡ لَكُمۡ ذُنُوبَكُمۡۗ وَمَن یُطِعِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ فَقَدۡ فَازَ فَوۡزًا عَظِیمًا

Jamaah Shalat Jumat yang dimuliakan Allah

Dalam kesempatan yang sangat baik ini, saya mengajak—khususnya kepada diri saya sendiri dan juga para jamaah semuanya—agar kita senantiasa untuk meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah. Dengan cara senantiasa menjalankan apa yang diperintahkan oleh Allah dan meninggalkan apa yang dilarang-Nya. Karena dengan menjalani perintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya, kita dijamin oleh Allah menjadi orang yang mendapatkan keselamatan dan kesuksesan yang sebenar-benarnya. Baik keselamatan dan kesuksesan dunia, maupun akhirat.

Jamaah Shalat Jumat yang dimuliakan Allah

Antara melaksanakan perintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya ini dua hal yang saling berkaitan. Orang yang hanya melaksanakan perintah Allah tetapi tidak meninggalkan apa yang dilarang-Nya, maka apa yang dia jalankan dari perintah-perintah Allah ini tidak ada nilainya di sisi Allah, atau paling tidak nilainya berkurang. Begitu juga jika ia mampu meninggalkan maksiat dan apa yang dilarang oleh Allah, tetapi tidak menjalankan apa yang diperintahkan oleh Allah, maka ini juga belum dapat menyempurnakan keimanan dan ketakwaannya kepada Allah.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Oleh karena itu dua hal ini merupakan sesuatu yang sangat penting untuk kita pahami dan kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal meninggalkan maksiat. Perbuatan maksiat itu dilarang oleh Allah karena perbuatan ini dapat menjerumuskan pelakunya ke dalam kehidupan yang hina. Dan menjadikan pelakunya akan menghadapi dan mendapati kehidupan yang penuh dengan kesulitan dan kesusahan. Lebih-lebih ketika perbuatan maksiatnya dipertanggung jawabkan di hadapan Allah.

Dalam kehidupan sehari-hari kita menyaksikan banyak orang yang berbuat maksiat, meskipun orang yang berbuat maksiat itu dibenci oleh Allah tetapi tidak serta-merta Allah akan menimpakan balasan-Nya secara langsung kepada pelakunya. Tetapi Allah memberikan kesempatan bagi pelaku untuk berhenti dari perbuatan maksiatnya dan menghapusnya dengan perbuatan baik. Sebab perbuatan baik itu dapat menghapuskan dosa dari perbuatan buruk.

Jamaah Shalat Jumat yang dimuliakan Allah

Di kalangan pelajar para santri maupun orang-orang yang punya ilmu perbuatan maksiat ini akan berdampak buruk bagi pelaku, baik dalam kehidupan dunia maupun dalam kehidupan akhirat. Di antara dampak buruk perbuatan maksiat di dunia adalah menutup dan memadamkan ilmu yang dimilikinya. Karena ilmu itu adalah cahaya dari Allah yang diberikan kepada seseorang, sementara perbuatan maksiat itu akan memadamkan cahaya tersebut.

Ada satu kisah yang menceritakan Imam Malik ketika pertama kali menerima muridnya yaitu Imam Syafi’i. Beliau sangat mengagumi kecerdasan yang dimiliki oleh Imam Syafi’i karena ketika diuji untuk menyampaikan hadis-hadis dalam al-Muwata’, ia tidak menyampaikan satu dan dua hadis saja, bahkan ia telah menghafal seluruh hadis-hadis tersebut. Maka Imam Malik mengatakan kepada Imam Syaf’i:

وَقَدْ قَالَ مَالِكٌ لِلشَّافِعِيِّ لَمَّا اجْتَمَعَ بِهِ وَرَأَى تِلْكَ الْمَخَايِلَ: إِنِّي أَرَى اللَّهَ تَعَالَى قَدْ أَلْقَى عَلَى قَلْبِكَ نُورًا، فَلَا تُطْفِئْهُ بِظُلْمَةِ الْمَعْصِيَةِ

Aku telah melihat Allah meletakkan cahaya di dalam hatimu wahai Syafi’i oleh karena itu janganlah engkau memadamkan cahaya itu dengan maksiat.

Jamaah Shalat Jumat yang dimuliakan Allah

Maksiat dapat menghilangkan rasa malu dari pelaku. Padahal malu merupakan unsur kehidupan seseorang. Rasa malu itu adalah akar dari segala kebaikan. Maka jika rasa malu sudah hilang dari diri seseorang, maka kebaikan akan hilang dari orang tersebut. Sebagaimana hadis Rasulullah:

إنَّ ممّا أدْرَكَ النّاسُ مِن كَلامِ النُّبُوَّةِ الأُولى: إذا لَمْ تَسْتَحْيِ فاصْنَعْ ما شِئْتَ

Dari Abu Mas’ud ‘Uqbah ibn ‘Amr Al-Anshari berkata, Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya dari sebagian dari manusia dari ucapan kenabian awal ialah jika engkau tidak malu, maka berbuatlah sekehendakmu.”

Jamaah Shalat Jumat yang dimuliakan Allah

Sebenarnya masih banyak dampak buruk dari perbuatan maksiat yang kembali kepada pelaku maupun pada orang lain. Namun beberapa hal yang saya sampaikan mudah-mudahan dapat memberikan pemahaman kepada kita dan dapat menjadikan kita lebih hati-hati menjalani kehidupan sehari-hari. Bahwa perbuatan maksiat itu wajib kita tinggalkan karena kalau tidak, maka pelaku tersebut akan menyesal di kemudian hari.

بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم وَقُل رَّبِّ ٱغْفِرْ وَٱرْحَمْ وَأَنتَ خَيْرُ ٱلرَّٰحِمِينَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ



Khutbah Jumat ini disampaikan oleh: KH. Nur Hannan, Lc., M.Hi.

Trankrip: Yuniar Indra Yahya