ilustrasi baldatun thoyyibatun
ilustrasi baldatun thoyyibatun

Negeri yang didambakan atau sering disebut “baldatun thoyyibun warobbun ghafur” selalu digadang-gadang khususnya bagi kaum muslim. Tak jarang dalam berbagai pidato “baldatun thoyyibun warobbun ghafur” menjadi ciri khas dan selalu disebutkan guna menjadi semangat bagi masyarakat yang selalu berharap negerinya aman dan makmur.

Bahkan dalam ide besar Indonesia, yakni Indonesia Emas 2045, negeri yang didambakan ini menjadi janji utama. Namun apa sebenarnya yang dimaksud “baldatun thoyyibun warobbun ghafur?”

Baldatun thoyyibun warobbun ghafur” sebenarnya adalah sebuah gambaran dari negeri Saba’ yang dijadikan contoh negeri yang makmur. Dalam al-Quran Allah berfirman:

لَقَدْ كَانَ لِسَبَإٍ فِي مَسْكَنِهِمْ آيَةٌ جَنَّتَانِ عَن يَمِينٍ وَشِمَالٍ كُلُوا مِن رِّزْقِ رَبِّكُمْ وَاشْكُرُوا لَهُ بَلْدَةٌ طَيِّبَةٌ وَرَبٌّ غَفُورٌ

“Sesungguhnya bagi kaum Saba’ ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (kepada mereka dikatakan): “Makanlah olehmu dari rezeki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun”.[QS. Saba’ (34): 15]

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Ibnu Abbas juga pernah menggambarkan tetang negeri saba’ ini, disebutkan dalam kitab al-bahar al-madiid, beliau berkata:

 قال ابن عباس : كانت سبأ على ثلاثة فراسخ من صنعاء ، وكانت أخصب البلاد ، فتخرج المرأة على رأسها المكتل ، وتسير بين تلك الشجر ، فيمتلىء المِكْتَل مما يتساقط فيه من الشجر ولقد كان الرجل يخرج لزيارة أقاربه ، وعلى رأسه مكتل ، أو قُفة ، أو طبق فارغ ، فلا يصل إلى حيث يريد إلا والطبق قد امتلأ فاكهة ، مما تسقطه الرياح ، دون أن يمد يده إلى شيء من ثمرها. ومن طيبها : أنها لم تُرَ في بلدهم بعوضة قط ، ولا ذباب ، ولا برغوث ، ولا عقرب ، ولا حية. وإذا جاءهم الركب في ثيابهم القمل والدواب ؛ ماتت الدواب والقمل ؛ لطيب هواها.

Ibn Abbas ra, berkata “Adalah SABA’ terletak jarak 3 farsakh dari Ibu kota Yaman, Saba’ adalah negeri yang subur, gemah ripah loh jinawi, aneka pepohonan tumbuh rindang dan berbuah lebat disana.

Digambarkan saat seorang wanita keluar rumah dengan keranjang anyaman di atas kepalanya berjalan di antara pepohonan yang tumbuh di negeri itu. Dipastikan keranjangnya penuh dengan aneka buah-buahan yang berjatuhan.

Digambarkan saat seorang pria keluar rumah hendak mengunjungi sanak familinya dengan keranjang anyaman atau pinggan di atas kepalanya. Dipastikan pinggannya penuh dengan aneka buah-buahan sebelum ia sampai tujuan dengan aneka buah-buahan yang berjatuhan oleh hembusan angin tanpa perlu menjulurkan tangan meraihnya.

Saba’ adalah negeri nyaman, bersih berudara segar hingga tiada tertemui seekor nyamuk, lalat, kutu, kalajengking dan ular pun disana. Saat datang rombongan tetamu dari negeri lain dengan hewan kutu dan binatang-binatang kotor dipakaiannya, dipastikan binatang-binatang tersebut akan mati oleh kesegaran dan kebersihan udara negeri SABA’. [ Al-Bahr al-Madiid VI/115 ].

Dari keterangan ini, setidaknya ada dua poin yang perlu digarisbawahi dari negeri yang didambakan ini. Pertama, negeri yang baik. Kedua, Tuhan mengampuni. Maka tugas kita ialah mensyukuri dan meminta ampun kepada Tuhan atas segala kesalahan dan tidak berbuat zalim agar negeri kita ini. Agar menjadi negeri seperti apa yang digambarkan layaknya negeri yang disebutkan dalam al-Quran.

Baca Juga: Di Balik Kisah Negeri Saba’


Ditulis oleh Faizal Amin, mahasantri Ma’had Aly Hasyim Asy’ari