Tokoh penting pesantren hingga Nahdlatul Ulama hadiri peringatan 1000 hari wafatnya Gus Zaki di Pondok Pesantren Putri Alchodijah Jatirejo Jombang. (foto: zidan)

Tebuireng.online— Peringatan 1000 hari wafatnya KH. Agus Muhammad Zaki (Gus Zaki) digelar di Pondok Putri Al-Chodidjah, Jatirejo, Jombang. Acara puncak “Doa Bersama” haul Gus Zaki dilaksanakan pada Kamis (16/3/2023) malam.

Acara tersebut dihadiri oleh berbagai tokoh penting pesantren. Mulai dari Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, KH. Abdul Hakim Mahfudz, KH Abdussalam Shohib, Wakil Ketua PWNU Jawa Timur, para pengasuh pesantren, pengurus RMINU Jawa Timur, serta pejabat pemerintah dan warga sekitar.

Haul dibuka dengan pembacaan istighosah oleh Ust. Azman. Kemudian dilanjutkan dengan pembacaan tahlil dipimpin oleh KH. Masduqi Abdurrahman, Pengasuh Pondok Pesantren Raudatu Tahfidzil Qur’an, Perak, Jombang, serta, pembacaan doa yang dipimpin langsung oleh KH. Abdul Hakim Mahfudz.

Atas nama shahibul bait, KH. Abdul Hakim Mahfudz (Gus Kikin) menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para hadirin.

“Gus Zaki merupakan orang yang sangat tekun dan gigih dalam memperjuangkan kehendak baiknya. Dalam keluarga beliau adalah orang yang sangat perhatian. Namun, di usia yang masih muda, 47 tahun, telah dipanggil oleh Allah. Beliau juga banyak mentahqiq turats dan tulisan Hadratusyaikh, semoga menjadi jariyah,” ungkap Gus Kikin dalam sambutannya.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Wakil Ketua PWNU berharap agar putra-putri beliau dapat menuruskan perjuangan Gus Zaki. “Gus Zaki adalah orang yang aktif berkiprah di NU, selanjutnya saya berharap agar putra beliau meneruskan jejaknya,” ungkapnya.

Dalam acara 1000 hari Gus Zaki, KH. Musta’in Syafi’i, sebagai pengisi mauidzah hasanah menyampaikan bahwa seluruh rangkaian kehidupan, harus dibingkai dalam keselamatan.

“Al-Quran menyampaikan, ada 3 hari yang pasti dilalui oleh setiap manusia; hari kelahiran, hari kematian, dan hari kebangkitan. Semuanya harus di-back up dengan salam, keselamatan.” tutur Dosen Mahad Aly yang akrab dipanggil Yai Ta’in.

Pewarta: Fahrizal