“Nduk lebaran kali ini pulang ta nduk,” tanya ibu di balik hpnya.

“Maaf bu lebaran kali ini jadwal ku piket ndalem bu, maafin putri ya bu belum bisa bantu ibu dirumah,” jawab putri dengen suara sendu.

“Oh iya nggak papa nduk, manut kyai dan bu nyaimu , ayah dan ibu doakan kamu sukses disana nduk,” ucap ibu.

Terdengar suara ucapan aamiin dalam keramaian yang ada. Setelah menutup telfon aku menangis didalam kamar memeluk bantal kesayangan yang ibu belikan kala itu saat ibu menyambang ku dipondok al imra’ah 3 kudus.

Hari terakhir diramadhan ini aku dan mbak mbak ndalem lain nya benar benar sibuk bantu bantu ndalem kyai ahmad untuk menyambut hari raya. Kami sibuk membersihkan segala ruangan serta mengisi toples toples lebaran untuk di suguhkan kepada tamu yang datang .

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Saat sedang mengisi toples, “Mbak ini karpet nya yang mau di cuci yang mana,” Tanya santri putra diluar.

“Oh njih mas Hanif, ini njenengan masuk aja, ambil disebelah sana,” ucap Zahra sambil menunjuk letak karepet yang di maksud.

Setelah itu Zahra kembali mengisi toples bersama mbak mbak yang lain sambil sesekali melihat beberapa foto indah yang terpanjang di ruang tamu ndalem.

“Mbak Zahra, nanti njenengan semua kesini lagi habis maghrib yaa, ini mau saya tinggal dulu mau jemput ning Nila mbak,” ucap bu nyai Halimah.

“oh njih bu nyai,” ucap aku dan teman teman yang lain.

“iya udah sekarang njenengan pulang dulu kekamar njeh,”

Aku dan teman teman yang lain langsung bergegas menyalimi tangan bu nyai dan kembali kemar.sesampai nya dikamar aku langsung merebahkan badan ku yang begitu lelah. Dan aku pun tertidur pulas. Beberapa menit kemudian Zahra pun terbangun karena mendengar adzan ashar. Tidur nya benar benar membuat Zahra tidur dengan nyenyak. Kemudian Zahra pun pergi ke kamar mandi untuk mandi dan melaksanakan. Setelah selesai mandi Zahra pun beranjak ke mushola untuk melaksanakan sholat ashar berjamaah. Setelah jamaah selesai Zahra menyalami mbak mbak yang ada dibelakang nya sebagai makmum dan pamit pergi. Saat berjalan Zahra tak sengaja mendengar pembicaraan mbak mbak tersebut tentang mas hanif abdi ndalem yang akan lamaran. Mendengar itu pun Zahra biasa saja.

Saat sampai dikamar Zahra membuka hp dan betap terkejutnya Zahra saat melihat hpnya bahwa ibu telah menelfon nya sebanyak 5x. tak menunggu lama Zahra langsung menelfon balik ibu yang sedang ada di rumah.

“Assalaumalikum wr wb ibu, kok nelfon berkali kali, maaf tadi habis jamaah,” ucap Zahra sopan

“Oh iya gak papa nduk, ibu cuman mau bilang lebaran 5 hari ibu kesana,”

“Loh, kenapa bu jangan, jauh bu…” ucap Zahra.

“nggak papa nduk, ibuk kangen jadi ibu mau nyambang, kamu wes pokoknya lebaran ke 5 ibu kesana tunggu ibu, bapak sama mas ya. Kita semuanya pakek mobil bareng bareng ndak pakek pesawat”  tambah ibu

Mendengar ucapan itu Zahra sangat keheranan, kenapa semuanya ikut dan tumben pakek mobil. Pikirannya pun sudah kemana mana. Saat sedang sibuk dengan pikirannya Zahra di telfon nomor baru

“assalamualiakum siapa ya”

“waalaikumussalam, oh iya mbak Zahra ini saya hanif mas mas santri putra, ini tadi saya di bilangi bu nyai halimah disuruh minta kunci ruangan karpet yang ada di njenengan”

“owalah njih mas hanif sebentar saya otw kesana”

Setelah menutup telfon Zahra bergegas memberikan kunci kepada santri putra tersebut.

Setelah memberikan kunci, Zahra iseng bertanya kepada mas hanif tersebut.

“mas hanif kenapa gak pulang kan rumah nya deket” Tanya Zahra

“oh iya mbak, rencana nya saya gak pulang karena mau melamar calon istri saya mbak”

Mendengar ucapan itu sukses membuat Zahra terkejut dan membulatkan mata. Dalam benaknya berarti benar yang di ucapkan mbak mbak dimushola tadi. Tanpa berfikri panjang Zahra pun berpamitan untuk kembali kekamarnya. Sembari menunggu maghirb Zahra selalu nderes di gazebo pondok sambil menikmati pemandangan indah pondok yang sepi dan sunyi saat liburan ini. saat sedang melihat musholat Zahra mengkap sosok laki laki sedang menyapu musholat dan Zahra pun menerka laki laki itu siapa. Dan benar saja laki laki itu adalah mas hanif.

Adzan maghirb pun berkumandang. Zahra pun segera membatalkan puasa terakhir hari ini dan bergegas sholat jamaah maghirb dan langsung turun ke ndalem untuk melanjutkan kegiatannya. Waktu tak terasa begitu cepat jam meunjukkan pukul 01:00 dini hari. Saat sedang memasukkan kui terakhir bu nya halimah keluar dari kamar.

“ mbak Zahra, kok sampean belum tidur? Sama siapa disini? “ Tanya bu nyai halimah

“ njih ibu, ini udah selesai. Saya sama mbak rima disini tapi mbak rima lagi di dapur bantu ning nila” ucap Zahra sambil menunduk

Dengan senyuman manis bu nyai halimah pun memegang pundak Zahra sambil berkata

“ mbak Zahra, maaf sekali, kemaren ada laki laki yang menyampaikan niat baik nya untuk melamar kamu karena kamu masih dipondok, abah kyai sama ibu setuju mbak Zahra dengan laki laki itu. kemaren ibu sudah bilang ke orang tua mbak Zahra kalau mereka setuju dan manut. Insyallah lebaran ke lima hari laki laki itu datang bersama orang tuanya untuk meminang mbak Zahra disini”

Zahra terkejut bukan main, Zahra langsung menatap bu nyai nya. Ia tak berkutik dan tak bisa berkata. Kelihatan dari mimiik wajah nya Zahra sangat panik dan syok.

Dengan gemetar Zahra bertanya

“kalau menurut ibu dan abah itu terbaik buat Zahra,dan orang tua Zahra pun setuju Zahra nerima bu. Zahra ikhlas”

Mendengar ucapan itu bunyai halimah tersenyum bahagia.

Setelah itu Zahra pun disuruh kembali kekamar karena sudah larut malam.

Esok paginya semua santri yang tidak pulang diajak sholat di masjid agung di kudus bersama warga yang lain. Setelah sholat id selesai semua santri baik putra dan putri sowan ke ndalem untuk sungkem kepada abah dan ibu. Terpancar aura kebahagiaan dan kesenangan dari abah maupun ibu. Setelah menikmati makanan semuanya berdiam dan mendengarkan doa dari abah. Doa pun selesai semuanya kembali sungkem kepada abah dan ibu. Sebagai penutup Zahra di kasih wejangan terkait lamaran yang akan dilaksanakan

“mbak Zahra, setelah dilamar nanti tolong dijaga hati nya, fokus ngabdi dan ngajinya njih semoga lancar sampai hari H” ucap abah sambil melempar senyum kepada umi

Mendengar ucapan itu Zahra tersenyum sambil mengangguk kemudian pergi meninggalkan ndalem.

Hari demi hari berganti. Tiba lah hari dimana Zahra akan menjadi wanita terpinang oleh laki laki yang dipilihkan oleh kyai dan bunyai nya. Siapa yang tidak bangga akan hal ini. tapi masalahnya laki laki itu masih rahasia dan bisa kan Zahra menerima laki laki itu sebagai calon suaminya nanti.

Zahra benar benar lemas, badannya panas dingin semua keluarga sudah berkumpul diruang tamu ndalem serta calon mertuanya. Semua teman teman yang menyaksinkan sama sekali tidak tahu siapa laki laki yang akan melamar Zahra pagi ini.

Saat sedang menunggu salah seorang santri putri mengetuk pintu dan meminta Zahra untuk hadir diruang tamu.

Zahra pun segera keluar dari ruang make up untuk menemui  calon suaminya digandeng oleh teman temannya.

Saat telah sampai diruang tersebut mata Zahra langsung tertuju kepada laki laki yang mengenakan baju yang sama persisi seperti yang Zahra gunakan. Laki laki itu adalah mas hanif.

Zahra tiba tiba menangis tersedu sedu. Dirinya sangat bersyukur karena laki laki yang mlamar nya adalah laki laki terbaik yang dipilihkan oleh kyai dan bunyainya. Semua teman teman Zahra pun menangis tidak menyangka bahwa laki laki itu adalah maas hanif. Seorang abdi ndalem yang sangat alim dan terkenal dengan ke tadzimannya kepada keluarga ndalem.

Setelah Zahra duduk abah kyai pun sanjang kalau lebih baik ini langsung akad saja. Mendengar ucapan itu semua orang pun setuju. Abah kyai menjabat tangan mas Hanif sedangkan Zahra terduduk lemas diantara bu nyai dan ibu kandungnya.

“Saya nikahkan Zahra binti KH. Faqih Ahmad dengan Hanif al Khairi bin KH. Dahlan Ishak dengan maskawin 50 juta dan emas 100 gram dibayar tunai.” Hanf menjawab itu dengan lacar dan disambut sahutan semua saksi serentak mengucapkan sah.



Penulis: Wannur Laila (Mahasiswa Unhasy Jombang)