H. Yunus alumni Tebuireng berhasil mengendarai sepeda ontel menunaikan ibadah haji hingga kembali ke Indonesia. (Foto: asna/zal)

Tebuireng.online— Kedatangan H. Yunus dari kota Mekah usai menunaikan ibadah haji disambut hangat oleh keluarga besar Pesantren Tebuireng pada Kamis siang (7/9/2023). Masih dengan menggunakan sepedanya, ia langsung ziarah ke makam KH. Hasyim Asy’ari.

Yunus, sapaan akrabnya diketahui mulai berangkat dari kediamannya di Kasembon, Malang pada (7/7/2022) silam.
“Sebelum berangkat saya ziarah dulu ke Tebuireng, lalu di lepas di kantor PBNU, hingga sampai di Mekah pada (19/4/2023),” ungkapnya pada wartawan tebuireng online.

Guru Agama di salah satu SMK di Kasembon, Malang tersebut mengaku bahwa berangkat menunaikan ibadah haji menggunakan sepeda ontel ini memang cita-citanya sejak duduk di bangku sekolah dasar (SD) kelas 3.

“Saya berkesempatan lanjut di sini (Tebuireng), kemudian membaca sirah (riwayat hidup) Mbah Hasyim Asy’ari. Dan beliau juga sering melakukan safar (perjalanan). Maka niat saya kala itu, melakukan haji lewat jalur darat, sambil mengamalkan ilmu dan ingin menambah wawasan,” ungkapnya.

Adapun rute yang ditempuh oleh Haji Yunus dalam melakukan perjalanan ini, start dari Malang, Jawa Timur. Kemudian lanjut ke negeri Jiran, Malaysia, terus Thailand, Bangladesh, Pakistan, Oman, Uni Emirat Arab (UEA), hingga berakhir di Arab Saudi.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

“Sepeda saya sempat tertinggal di Pakistan, lalu saya lanjut terbang dengan pesawat menuju Oman, dari Oman saya jalan kaki 500 KM menuju Riyadh,” pungkasnya.

H. Yunus tiba di Tebuireng dan ziarahi maqbarah masyaikh Tebuireng.

Alumni Tebuireng tamatan sekitar tahun ’98-an tersebut mengungkapkan bahwa Saat tiba di tanah suci perasaannya waktu itu tidak bisa diungkapkan lagi.

“Saya baru sampai di parkiran, air mata sudah tumpah ruah, nangis luar biasa.”

Di lain sisi, Yunus juga menambahkan bahwa kendala-kendala dalam perjalan itu tidak dianggap sebagai sebuah halangan.

“Wallahi, saya cuma bawa uang 300 ribu, saya doa kenceng di makam KH. Hasyim Asy’ari, sampai sekarang, uang 300 ribu itu masih utuh di tas saya,” tuturnya.

Karena itu beliau berpesan kepada seluruh masyarakat muslim di mana saja. Bahwa haji itu sekarang bukan persoalan mampu atau tidak mampu, tapi tentang mau atau tidak mau.

Pewarta: Fahrizal