Alasan orang pergi dari rumah. (sumber: tanyasyariah)

Pada suatu titik dalam hidup, hampir setiap orang pernah merasa dorongan untuk pergi dari rumah, meninggalkan kenyamanan dan familiaritas untuk mencari sesuatu yang lebih, entah itu kebebasan, kesempatan baru, atau pengalaman hidup yang berbeda. Fenomena ini bukan hanya terjadi pada kalangan muda yang ingin mandiri, tetapi juga bisa melibatkan orang dewasa yang mencari perubahan dalam hidup mereka.

Namun, meskipun banyak alasan yang mendorong seseorang untuk meninggalkan rumah, ada pula banyak alasan yang akhirnya membuat mereka memutuskan untuk kembali. Mengapa seseorang memilih pergi dari rumah dan mengapa mereka harus kembali adalah pertanyaan yang tidak hanya berkaitan dengan kebutuhan individu, tetapi juga mencerminkan dinamika sosial, emosional, dan ekonomi yang lebih luas.

Beberapa alasan yang perlu diketahui mengapa banyak yang pergi dari rumah

Mencari Kebebasan dan Mandiri. Salah satu alasan utama orang pergi dari rumah adalah untuk mencari kebebasan. Khususnya bagi generasi muda, tinggal bersama orang tua sering kali dianggap sebagai batasan terhadap kebebasan pribadi. Mereka merasa bahwa pergi dari rumah adalah langkah pertama menuju kedewasaan, untuk mengelola hidup mereka sendiri, membuat keputusan tanpa intervensi, dan mengembangkan identitas pribadi. Dalam banyak kasus, perasaan ini lebih kuat di kalangan remaja atau dewasa muda yang baru menyelesaikan pendidikan dan siap memulai babak baru dalam hidup mereka.

Pencarian Peluang. Selain kebebasan pribadi, banyak orang yang pergi dari rumah karena alasan ekonomi atau pencarian peluang. Mereka ingin mengejar karier, melanjutkan pendidikan, atau mendapatkan pengalaman hidup yang lebih beragam di tempat yang lebih besar atau lebih maju, seperti kota besar atau negara lain. Terutama di era globalisasi ini, banyak orang muda yang merasa bahwa tinggal di kota kecil atau di kampung halaman mereka membatasi potensi mereka. Di tempat yang lebih besar, mereka berharap menemukan lebih banyak kesempatan untuk berkembang.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Keinginan untuk Menghindari Konflik. Tidak jarang, seseorang merasa bahwa kehidupan di rumah tidak lagi harmonis. Ketegangan dengan orang tua, konflik internal dalam keluarga, atau perasaan terperangkap dalam pola hidup yang kaku sering kali membuat individu merasa bahwa meninggalkan rumah adalah satu-satunya jalan untuk menemukan kedamaian. Beberapa orang melarikan diri dari rumah untuk menghindari tekanan keluarga, beban emosional, atau bahkan kekerasan rumah tangga. Dalam kasus ini, pergi dari rumah adalah langkah menuju penyembuhan dan mencari ruang pribadi yang aman.

Eksplorasi dan Pengalaman Hidup. Sering kali, dorongan untuk pergi dari rumah adalah bagian dari keinginan untuk mengeksplorasi dunia. Orang yang merasa hidup mereka terlalu terbatas dalam satu tempat mungkin merasa bahwa mereka perlu meluaskan wawasan mereka dengan melihat berbagai budaya, menjalani pengalaman baru, dan bertemu orang-orang dari latar belakang yang berbeda. Eksplorasi ini dapat datang dalam bentuk perjalanan, pindah ke kota baru, atau bahkan tinggal di luar negeri.

Lalu beberapa alasan kembali ke rumah, meskipun pergi dari rumah mungkin memberikan kebebasan sementara, banyak orang akhirnya memutuskan untuk kembali. Alasan mereka kembali sangat beragam, dan seringkali mencerminkan realitas kehidupan yang lebih kompleks daripada sekadar keinginan untuk merdeka.

Baca Juga: Anak Lelaki yang Memilih Pergi

Kesulitan Ekonomi. Salah satu alasan paling umum untuk kembali ke rumah adalah kesulitan ekonomi. Meskipun pada awalnya seseorang merasa mandiri dan dapat hidup terpisah dari keluarga, kenyataannya hidup di luar rumah sering kali memerlukan biaya yang tidak sedikit. Sewa tempat tinggal, tagihan bulanan, kebutuhan pokok, dan pengeluaran lainnya bisa menjadi beban yang sangat berat, terutama bagi mereka yang baru memulai karier atau pendidikan mereka. Banyak orang yang akhirnya terpaksa kembali ke rumah orang tua karena mereka tidak mampu menanggung biaya hidup sendiri. Ini juga sering terjadi setelah seseorang gagal dalam percakapan bisnis, pekerjaan yang tidak sesuai harapan, atau kegagalan lainnya.

Mencari Dukungan Emosional. Hidup di luar rumah tidak selalu mudah. Kejenuhan, kesepian, dan perasaan terisolasi sering kali menjadi masalah besar bagi mereka yang tinggal jauh dari keluarga. Terkadang, kenyataan bahwa dunia luar tidak seindah yang dibayangkan dapat menimbulkan rasa rindu untuk kembali ke lingkungan yang familiar dan penuh dukungan emosional. Rumah, dengan segala kebiasaan dan kehangatan keluarganya, menjadi tempat yang menenangkan dan memberikan rasa aman. Untuk beberapa orang, kembali ke rumah adalah cara untuk menyembuhkan diri setelah menghadapi tantangan hidup yang sulit.

Kehidupan Sosial yang Terbatas. Terkadang, pengalaman tinggal jauh dari rumah tidak memenuhi ekspektasi seseorang tentang kehidupan sosial. Di kota besar atau tempat yang jauh dari keluarga, meskipun banyak orang yang terlihat sibuk dan aktif, perasaan kesepian dapat datang menghampiri. Banyak orang yang tinggal sendirian atau jauh dari teman-teman lama merasa kesulitan membangun hubungan sosial yang mendalam. Kembali ke rumah, di mana mereka sudah familiar dengan orang-orang di sekitar mereka, memberikan kesempatan untuk memperbaiki kehidupan sosial mereka dan mengisi kekosongan yang dirasakan.

Perubahan dalam Prioritas Hidup. Dalam hidup, kita sering kali mengalami perubahan besar dalam cara pandang atau prioritas. Apa yang dulu dianggap sebagai hal yang paling penting—seperti kebebasan atau pencapaian pribadi—dapat berubah seiring berjalannya waktu. Seiring bertambahnya usia atau perubahan dalam keadaan hidup, banyak orang yang mulai merindukan kedamaian dan kestabilan yang mereka dapatkan di rumah. Nilai-nilai keluarga dan hubungan yang lebih kuat sering kali menjadi hal yang lebih penting dibandingkan kebebasan atau pencapaian karier semata.

Baca Juga: Kau Tahu Jalan Pulang

Pergeseran dalam pola hidup generasi muda juga mempengaruhi alasan pergi dan kembali ke rumah. Fenomena boomerang generation, yaitu generasi muda yang kembali tinggal bersama orang tua setelah beberapa waktu mandiri, semakin meningkat. Faktor ekonomi, perubahan sosial, dan meningkatnya biaya hidup membuat banyak orang dewasa muda merasa kesulitan untuk mandiri sepenuhnya. Fenomena ini juga mencerminkan dinamika perubahan keluarga dan masyarakat yang semakin fleksibel dalam hal struktur tempat tinggal.

Di sisi lain, budaya individualisme dan mobilitas sosial yang tinggi, yang sering kali dijunjung tinggi oleh masyarakat modern, menciptakan tekanan untuk sukses secara pribadi, yang kadang justru membuat orang merasa lebih terisolasi dan membutuhkan dukungan keluarga. Ini menunjukkan bahwa meskipun kita menginginkan kebebasan dan kemerdekaan, ada nilai-nilai dasar yang tidak bisa digantikan dengan pencapaian materi.

Pergi dari rumah adalah langkah yang alami dalam proses pencarian jati diri, kebebasan, dan peluang baru. Namun, hidup di luar rumah juga penuh tantangan, baik secara finansial, emosional, maupun sosial. Banyak orang yang, setelah menjalani kehidupan mandiri, akhirnya kembali ke rumah untuk mencari stabilitas, dukungan, dan kenyamanan yang mungkin tidak mereka temukan di luar sana. Kembali ke rumah bukanlah tanda kegagalan, melainkan langkah realistis dalam menghadapi kompleksitas hidup. Pada akhirnya, baik pergi atau kembali, rumah tetap menjadi tempat yang penuh makna—bukan hanya secara fisik, tetapi juga secara emosional dan sosial.



Penulis: Ummu Masrurah