Pemateri Siminar Nasional FIP Unhasy. (foto: smk/magang)

Tebuireng.online— Dalam rangka melengkapi program kerja, Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan (BEM FIP) menggelar seminar nasional yang dihadiri langsung oleh Rektor Unhasy, Prof. Dr. Haris Supratno dan Wakil Rektor II Unhasy, Drs. H. Muhsin Ks. Seminar dilaksanakan dengan tema ‘Aktualisasi Revolusi Mental Guna Membentuk Mahasiswa yang Berintegritas dalam Menjaga Keutuhan Bangsa dan Negara’.

Acara yang berlangsung pada Sabtu (11/3) di aula lantai 3 gedung A Unhasy dibuka dengan pembacaan ayat suci Al Qur’an yang dibacakan oleh Muhammad Ilham Aufa salah satu mahasiswa Unhasy. Kemudian sambutan dari ketua BEM FIP yang menjelaskan tujuan diselenggarakannya seminar kali ini yakni  untuk membangun generasi muda agar berpikir kritis di dunia pendidikan.

Ratusan mahasiswa FIP Unhasy hadiri memeriahkan acara ini, turut hadir juga para dekan dan dosen fakultas FIP. Adapun pemateri yang dihadirkan adalah AKBP Bahrun. AKBP Bahrun memulai materi dengan mengajak semua hadiri bershalawat bersama. Hal itu merupakan cara beliau mencairkan suasana yang mulai sedikit membosankan karena matahari terik sudah di atas kepala.

AKBP Bahrun memberi materi tentang pembentukan karakter para mahasiswa dalam menghadapi paham radikalisme, Beliau ingin mencegah terjadinya perubahan paham di kalangan mahasiswa. Beliau juga menjabarkan apa saja indikator radikalisme.

“Indikator radikalisme pertama intoleran, kedua fanatisme, ketiga suka menyendiri tidak suka berbaur dengan masyarakat dan yang keempat suka dengan  kekerasan. Itu semua adalah indikator seseorang sebelum menjadi teroris,” ungkapnya.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Tak hanya menjelaskan tentang indikator penyebab radikalisme, AKBP Bahrun juga menjabarkan tentang Sanad yang dianut oleh para teroris, “kalau di aliran kita, aliran NU sanadnya kan jelas ya dari Kiai Hasyim, Imam Syafi’i, Imam Hanafi hingga sampai ke Rasulullah, jadinya jelas kan. Tapi kalau teroris gitu sanad ajarannya nggak jelas. Sama seperti belajar tanpa guru.” Tegas AKBP Bahrun saat menyampaikan materi.

Di akhir materinya, AKBP Bahrun menegaskan lagi cara untuk mencegah paham radikalisme di kalangan mahasiswa.

“Tingkatkan wawasan kebangsaan, tanamkan jiwa nasionalisme dan cinta tanah air, waspada terhadap provokasi, membangun jejaring dengan komunitas yang sudah jelas visi dan misinya, bertabayyun setiap memperoleh kabar, dan  hidupkan kembali budaya saling peduli dan toleran,” pesannya.

Selain AKBP Bahrun, hadir juga sebagai pemateri yakni salah satu alumni Unhasy Wahyu Al Fajri yang sekarang sudah menjadi ketua BEM PTNU se Nusantara.

Pewarta: Albi