Ucapan Maulid Nabi

Setiap memasuki bulan Rabiul Awal, umat muslim senantiasa mempersiapkan menyambut bulan kelahiran Nabi Muhammad, yang jatuh pada tanggal 12 Rabiul Awal hari Senin tahun gajah. Dalam rangka menyambut dan memperingati kelahiran Nabi Muhammad, umat Islam biasa menyebutnya Maulid Nabi Muhammad SAW.

Secara bahasa, ‘maulid Nabi’ memiliki arti sebagai kelahiran Baginda Nabi Muhammad Saw. Adapun menurut terminologi, maulid Nabi Muhammad adalah mengungkapkan rasa gembira dengan bersyukur kepada Allah Swt., atas karunia serta rahmat sebagai kenikmatan yang diberikan oleh Allah Swt kepada alam semesta dengan kelahiran Baginda Nabi Muhammad Saw. Adapun ungkapan rasa syukur dengan cara melakukan hal-hal yang baik semisal membaca Al-Quran, membaca shalawat, sedekah, beristighfar dan lain sebagainya, sangatlah dianjurkan.

Terdapat sekelompok yang beranggapan bahwa orang yang pertama kali melakukan perayaan Maulid Nabi Muhammad adalah penguasa dari Dinasti Fatimiyah di Mesir. Padahal sebenarnya terdapat seseorang yang pertama kali melaksanakan perayaan Maulid Nabi Muhammad. Beliau adalah Nabi Muhammad SAW sendiri. Hal tersebut pernah diungkapkan oleh Sayyid Muhammad bin Alwi al-Maliki dalam kitabnyya yang berjudul Haulul Ihtifal bi Dzikri al-Maulid an-Nabawi al-Syarifah.

Dalam kitabnya tersebut Sayyid Muhammad bin Alwi al-Maliki menggunakan dalil hadis bahwasanya Nabi Muhammad merayakan hari kelahirannya sendiri dengan berpuasa di hari Senin. Hadis tersebut diriwayatkan oleh Imam Muslim:

وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ الاِثْنَيْنِ قَالَ:‏ ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيهِ وَيَوْمٌ بُعِثْتُ أَوْ أُنْزِلَ عَلَىَّ فِيهِ

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Lalu beliau ditanya mengenai puasa pada hari Senin, lantas beliau menjawab, “itu adalah hari di mana aku dilahirkan dan aku diutus (sebagai rasul) atau pada hari itulah wahyu diturunkan kepadaku.” (HR. Imam Muslim no. 1977)

قُلْ بِفَضْلِ اللهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَالِكَ فَلْيَفْرَحُوْا

Katakanlah (Muhammad), sebab anugerah dan rahmat Alloh (kepada kalian), maka bergembiralah mereka.”(Q.S.Yunus:58).

وَقَالَ عُمَرُ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ مَنْ عَظَمَ مَوْلِدِ النَّبِي صَلًّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَدْ اَحْيَا الْاِسْلَامَ

Sahabat Umar mengatakan: siapa menghormati hari lahir Rosulullah sama artinya menghidupkan Islam.

أَخْبَرَنَا زِيَادُ بْنُ أَيُّوبَ، قَالَ : حَدَّثَنَا هُشَمْ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو بِشَرِ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، قَالَ : لَمَّا قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم الْمَدِينَةَ وَجَدَ الْيَهُودَ يَصُومُونَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ فَسُئِلُوا عَنْ ذَلِكَ فَقَالُوا : هَذَا الْيَوْمُ الَّذِي أَظْهَرَ اللَّهُ فِيهِ مُوسَى وَبَنِي إِسْرَائِيلَ عَلَى فِرْعَوْنَ وَنَحْنُ نَصُومُهُ تَعْظِيمًا لَهُ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «نَحْنُ أَوْلَى بِمُوسَى

مِنْكُمْ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ. (السنن الكبرى للنسائي ج ٣ ص ٠٣٢)

Ziyad bin Ayyub memberikan informasi kepada kami, Husyaim telah menceritakan kepada kami, Abu Basyar telah menceritakan kepada kami, dari Sa’id bin Jubair, dari Ibni Abbas berkata. Ketika Baginda Rasul saw tiba di Madinah, beliau mendapati orang-orang Yahudi sedang berpuasa di hari Asyura: Mereka ditanya tentang hal itu.. Lalu mereka menjawab, “Di hari ini, Allah SWT telah memberikan kemenangan kepada Nabi Musa dan Bani Israil atas Fir’aun. Kami berpuasa untuk mengagungkannya. Lalu Rasulullah saw bersabda, “Kami lebih berhak untuk mengikuti Nabi Musa as dibanding dengan kalian”. Beliau saw lantas memerintahkan untuk beruasa pada hari itu. (As-Sunan Al-Kubra, Jilid.3, h. 230)

حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ، حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، حَدَّثَنَا أَيُّوبُ السَّخْتِيَانِيُّ، عَنِ ابْنِ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، لَمَّا قَدِمَ المَدِينَةَ، وَجَدَهُمْ يَصُومُونَ يَوْمًا، يَعْنِي عَاشُورَاءَ، فَقَالُوا : هَذَا يَوْمٌ عَظِيمٌ، وَهُوَ يَوْمٌ نَحْيِ اللَّهُ فِيهِ مُوسَى، وَأَغْرَقَ آلَ فِرْعَوْنَ، فَصَامَ مُوسَى شُكْرًا لِلَّهِ، فَقَالَ أَنَا أَوْلَى بِمُوسَى مِنْهُمْ» فَصَامَهُ وَأَمَرَ بصيامه. (صحيح البخاري ج ١٥٣/٤)

Ali bin Abdillah telah menceritakan kepada kami, Ayyub As-Sakhtiyani menceritakan kepada kami, dari Ibni Said bin Jubair, dari bapaknya, dari Ibni Abbas ra. Sungguh Baginda Nabi saw ketika datang di Madinah mendapati orang-orang Yahudi sedang berpuasa Asyura’. Mereka berkata, “Hari ini adalah hari yang agung, di mana pada hari ini Allah menyelamatkan Nabi Musa as dan menenggelamkan keluarga Fir’aun. Kemudian Nabi Musa as berpuasa sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT. Kemudian Baginda Nabi saw bersabda, “Saya lebih berhak mengikuti Nabi Musa as dari pada mereka. Kemudian beliau saw berpuasa dan memerintahkan puasa pada hari itu. (Shahih Al-Bukhari, jilid. 4, h. 153)

Dari sejumlah dalil di atas, cukup menjadi pijakan kita untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad Saw. Sebagai wujud cinta dan syukur kita akan kehadiran Nabi akhir zaman yang membawa risalah kebenaran. Wallahu’alam.


Ditulis oleh Dimas Setyawan Saputra, mahasantri Ma’had Aly Hasyim Asy’ari