
Menjadi Perempuan yang shalihah di akhir zaman ini memang banyak rintangannya. Maka dari itu, buku ini membahas tentang cara menjadi seorang muslimah yang tetap bisa menginspirasi tanpa harus mengorbankan keimanan diri.
Berbagai situasi dan kondisi yang dialami oleh muslimah di zaman kini, dituliskan dalam buku ini. Setiap perempuan bisa memilih kehidupan seperti apa yang ingin dia jalani. Oleh karena itu, pilihan menjadi seorang wanita alpha muslimah yang menginspirasi serta high value adalah pilihan yang paling baik yang dapat dipilih oleh para muslimah.
Buku ini membahas juga untuk menjadi muslimah yang terbaik bukanlah diukur dari kecantikan paras, kekayaan ataupun ketenaran. Melainkan, muslimah terbaik adalah muslimah yang kuat dalam menghadapi segala rintangan, giat belajar, berjuang meraih impian, dan juga percaya akan semua anugerah yang diberikan oleh Allah.
Muslimah yang baik mensyukuri takdir yang diberi oleh Tuhan dan berhusnudzon akan hikmah di balik setiap kejadian. Manusia yang diciptakan oleh Allah dengan sebaik-baiknya bentuk, memiliki peluang yang sama untuk menjadi yang terbaik sebagai hamba-Nya yang bertakwa di dalam kehidupannya.
Buku ini terdiri dari 10 Bab, Bab 1 menjelaskan tentang alpha muslimah dan Iman, yang mana seorang muslimah tidak mau menukar imannya dengan kemewahan Dunia. Seorang muslimah juga akan tetap berpegang teguh terhadap identitasnya sebagai muslimah, seperti tidak akan melepaskan hijabnya, tidak lupa shalat wajib, takut bermaksiat, dan sebagainya. Alpha muslimah juga tidak takut dijauhi oleh orang lain hanya karena menjalankan syariat islam. Di dalam buku ini juga dituliskan cerita muslimah yang menjadi tokoh perempuan dalam islam, seperti Khadija rah, Sumayyah rah, Aisyah rah, dan Maryam rah. Semua tokoh muslimah tersebut adalah muslimah yang cerdas, mempunyai kedudukan, tetapi memiliki keimanan yang kuat dalam menjaga izzah dan iffahnya walau bagaimanapun rintangan yang dihadapi.
“Jadilah muslimah independen yang menginspirasi perempuan lainnya. Sebarkan kebaikan di berbagai kesempatan yang ada.” (Halaman 17).
Baca Juga: Perempuan yang Mendahului Zaman
Bab 2 menguraikan penjelasan tentang alpha muslimah dengan pekerjaannya. Alpha Muslimah juga pasti akan menghadapi rintangan dalam pekerjaannya. Selain itu, seorang muslimah tidak hanya melakukan pekerjaannya, melainkan juga harus membagi waktunya untuk mendidik anak-anaknya, mengurus suami, mengurus rumah dan mempelajari Ilmu agama.
Tentunya yang membuat para muslimah kuat melakukan itu semua karena Allah. “Semua karena Allah. Hanya kekuatan dari Allah-lah yang membuat seseorang berjuang dari segala rintangan. Setinggi apapun ujian menghadang. Semua akan terlampaui dengan tenang (halaman 23).
Di dalam buku ini juga diberikan daftar penting untuk dilakukan maupun tidak boleh dikerjakan bagi seorang muslimah. Dengan begitu, para muslimah dapat mengendalikan dirinya di tempat kerja atau ketika berhadapan dengan banyak orang di segala situasi.
Ketika menerima kegagalan pun, seorang Alpha muslimah dapat menerimanya dengan keikhlasan. Hal-hal yang dianjurkan dalam buku ini saat mengalami kegagalan, yaitu mengevaluasi dan menganalisis, belajar dari pengalaman, tak pantang menyerah dalam mencoba lagi, dan mengapresiasi diri sendiri. Digambarkan juga perbedaan self-criticism (kritik terhadap diri) dan self-support (dukungan terhadap diri) ketika berhadapan dengan kegagalan. Bahkan seorang muslimah bisa menjadi role model di tempat kerja meskipun pernah mengalami kegagalan sekalipun.
Bab 3 membahas tentang alpha muslimah sebagai seorang anak. Ketika seorang muslimah masih menjadi seorang anak, ia akan senantiasa mengerjakan Birrul-Walidain, yakni berbakti kepada orang tuanya. Ada beberapa Hal yang mudah, tapi terlihat sepele yang bisa dilakukan kepada orang tua yang khasiatnya luar biasa dituliskan dalam buku ini.
Dijelaskan pula cara masyarakat Dunia di zaman dahulu sebelum Islam muncul dalam memperlakukan wanita, mulai Dari bangsa yunani, orang romawi, cina, persia, yahudi, undang-undang hammurabi, Hindu pada zaman dahulu, Nasrani, Prancis, dan Arab jahiliyah. Semua kondisi wanita pada bangsa-bangsa tersebut dibahas di dalam buku ini.
Baca Juga: Menyoal Eksistensi Perempuan dalam Catatan Sejarah
Oleh karena itu, hijab menjadi pelindung diri bagi wanita Muslim yang bertujuan agar tidak menyerupai wanita kafir, tidak menyerupai laki-laki, dan agar tubuh terhindar dari tatapan lawan jenis yang tidak baik. Karena hijab bukan sebagai perhiasan dan untuk berhias.
Dalam meraih impian pun, seorang muslimah bisa produktif dan menata impiannya dengan baik. Saat proses mencapai impian, seorang muslimah bisa menyikapi orang tuanya yang tak merestui dengan bijak, menyikapi komentar negatif dan nyinyiran dengan tenang. “Balas hal-hal menyakitkan dengan cara diam Dan elegan” (halaman 74). Dalam buku ini juga diberikan tips menghadapi nyinyiran untuk muslimah.
Bab 4 menjelaskan tentang alpha muslimah dengan cinta. Di kondisi tertentu ketika dihadapkan dengan cinta, seorang muslimah ketika sudah membuka hatinya, namun belum ada yang mendekati, tetap berprasangka baik kepada Allah. Kemudian menurunkan kriteria, namun meningkatkan kualitas diri. Ketika alpha muslimah patah hati pun, tapi ia segera pulih dan menerima dengan lapang serta yakin Allah akan menggantikan dengan yang lebih baik.
“Ujung pangkal masalah dari cinta adalah saat kita merasa bahwa dengan cinta kita bisa memiliki seseorang, atau merasa harus memiliki seseorang, atau merasa sedang, atau sudah memiliki seseorang. Padahal, sejatinya kita tak akan pernah bisa memiliki. Semua hal dalam hidup ini adalah kehidupan yang kita miliki semuanya adalah milik Allah.
Dalam buku ini diberikan tips move on secepat kilat bagi muslimah yang masih terpaku dengan masa lalu. Kemudian, alpha muslimah bisa menata diri dan berubah menjadi jomlo yang berkualitas dan tentunya disertai dengan cara-caranya.
Bab 5 menjelaskan tentang alpha muslimah, ta’aruf dan menikah. Sebelum menikah, alpha muslimah harus mengetahui ciri-ciri laki-laki red flag yang mana karakter negatifnya lebih banyak daripada sisi positifnya. Oleh sebab itu, buku ini memberitahukan ciri-ciri laki-laki red flag dan juga green flag. Kebalikan dari red flag adalah green flag, yang mana sifat laki-laki ini lebih dominan sisi positifnya dibandingkan dengan kekurangannya. Selain itu, dijelaskan juga rahasia ta’aruf muslimah dan perbedaan ya dengan pacaran. Tahapan ta’aruf hingga menikah pun dibahas tuntas dalam buku ini.
Bab 6 menjelaskan tentang alpha muslimah dan hubungan. Seorang alpha muslimah berdaya dari balik rumah, tidak dijatuhkan oleh hal-hal receh dan menjadikan ibunda para ulama sebagai role model dalam mendidik generasi. Seorang muslimah yang baik juga akan maksimal dalam bersyukur, bersabar atas ujian dan berbaik sangka kepada Allah atas takdir yang dijalani.
Bab 7 membahas tentang alpha muslimah dengan lingkaran pertemanannya. Dalam buku ini dibahas tipe-tipe orang yang ada di sekitar, ada toxic people dan cara menyikapinya, menghadapi kaum julid, hingga menghadapi kaum playing victim. Seorang alpha muslimah juga harus memilih teman yang baik, seperti yang jujur, adil, tulus dan beraura positif.
Baca Juga: Pemimpin Perempuan di Kampus “Masih” Minim, Mengapa?
Bab 8 membahas tentang alpha muslimah dan Ilmu pengetahuan. Seorang alpha muslimah dalam menuntut Ilmu harus memperhatikan enam perkara, sebagaimana imam syafi’i mengatakan, “tidak akan memperoleh ilmu kecuali dengan enam perkara yang akan saya beritahukan perinciannya, yaitu kecerdasan, semangat, sungguh-sungguh, biaya, format kepada guru Dan membutuhkan waktu yang lama.” sebab alpha muslimah adalah seorang muslimah yang memotivasi dan menginspirasi dalam menimba Ilmu.
Bab 9 membahas tentang alpha muslimah dengan media sosial. Bukan hanya di Dunia nyata, di Dunia media sosial, seorang muslimah harus memiliki ketika, seperti berteman dengan orang-orang baik, tidak asal memposting foto pribadi di media sosial, menjadikan media sosial sebagai sarana berdakwah. Kebanyakan yang hilang dari seorang muslimah di zaman sekarang adalah rasa malu. “Malu Dan Iman bersaudara, Jika salah satu dari keduanya itu dicabut, tercabut pulalh yang lainnya.” (HR. Hakim)
Bab 10 membahas tentang alpha muslimah dan penampilan. Seorang alpha muslimah disebut cantik tidaklah harus memiliki kulit yang putih, dan tidak selalu langsing sebagai simbol yang sempurna. Tips memperoleh tubuh yang ideal untuk muslimah dijelaskan dalam Bab ini. Selain itu, tips berpakaian minimalis agar hidup seorang muslimah tidak terjebak pada konsumtif dan hidup berlebih-lebihan. Selain itu, kiblat fashion alpha muslimah adalah wanita anshar sebagai cermin wanita yang Taat dan kesederhanaan Fatimah dalam berbusana.
Dengan membaca buku ini, menjadi alpha muslimah yang unggul dan menginspirasi dapat kita maksimalkan dari berbagai sisi tanpa harus menggadaikan keimanan diri.
Judul : The Alpha Muslimah: Menjadi Perempuan Shalihah, High Value, Inspiratif dan Nggak Nyebelin
Penulis : Ummu Kalsum IQT
Penerbit : Rene Islam
Cetakan : 2024
Tebal : 264 Halaman
ISBN : 978-623-6083-84-0
Peresensi : Putri Wulan Anjeli