Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari

Oleh: Almara Sukma Prasintia*

Dalam belajar ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Keberhasilan seorang murid (pelajar) bisa ditentukan dari menjaga akhlak (etika) terhadap pelajaran yang sedang digeluti. Dalam kitab Adabul Alim wal Muta’allim, Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari menjelaskan bahwa terdapat 13 macam akhlak (etika) pelajar terhadap pelajaran dan hal-hal penting yang harus dijadikan pegangan ketika murid bersama guru dan teman saat belajar, yaitu :

Pertama, murid hendaknya belajar hal-hal yang hukum mempelajarinya fardhu ‘ain terlebih dahulu. Yang harus dipelajari terlebih dahulu adalah empat macam ilmu, yaitu; pengetahuan tentang Dzat Allah SWT, pengetahuan tentang sifat Allah SWT, pengetahuan tentang hukum-hukum Islam (fiqih), dan pengetahuan tentang macam-macam keadaan dan tingkatan (al-ahwal wal maqamat).

Kedua, pada tahap selanjutnya, murid hendaknya mempelajari al-Quran guna untuk memperkuat ilmu-ilmu fardhu ’ain yang telah ia pelajari. Bersungguh-sungguh dalam memahami tafsir dan ilmu-ilmu yang bersumber dari al-Quran, sebab al-Quran adalah sumber, induk, dan ilmu paling penting dari semua ilmu.

Ketiga, pada awal pembelajaran diupayakan murid tidak terlalu sibuk mempelajari perbedaan di kalangan ulama dan perselisihan di antara semua orang dalam masalah yang bersifat ‘aqliyyat (berdasarkan penalaran) dan sam’iyyat (berdasarkan wahyu). Hal itu bertujuan agar pelajar tidak bingung dan kaget.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Keempat, murid hendaknya mengoreksi kebenaran (mentashih) materi bacaan sebelum menghafalnya kepada guru atau orang lain yang mumpuni. Kemudian mengulanginya secara istikamah.

Kelima, bersegera sedini mungkin mendengar dan mempelajari ilmu terutama hadis, dan tidak mengabaikan ilmu-ilmu yang yang terkait dengannya, juga memperhatikan sanad, hukum, faedah, bahasa, dan sejarahnya.

Keenam, mengembangkan ilmu. Ketika pelajaran sudah mendapatkan penjelasan (syarah) untuk hafalannya dari kitab-kitab yang ringkas dan sudah memberikan catatan tentang hal-hal yang sulit beserta keterangan penting yang terkait, hendaknya murid pindah ke kitab yang lebih luas keterangannya.

Ketujuh, selalu menghadiri halaqoh pengajaran dan pengajian guru sebisa mungkin. Sebab hal itu bisa menambah kebaikan, perolehan ilmu, tata krama, dan keutamaan bagi pelajar. Bersungguh-sungguh dalam melayani (khidmah) terhadap guru, karena hal itu bisa mendatangkan kemuliaan dan keagungan.

Delapan, menjaga etika ketika di majelis. Ketika murid mendatangi majelis pengajian guru, hendaknya mengucapkan salam dengan suara yang keras yang bisa didengar jelas oleh semua hadirin. Khusus untuk guru, pelajar harus menyertai salam guru dengan sikap penuh hormat. Begitupun murid harus mengucapkan salam ketika hendak keluar dari majelis.

Sembilan, tidak malu bertanya. Murid tidak boleh malu menanyakan sesuatu yang dirasa rumit dan tidak malu meminta penjelasan terhadap hal yang tidak dimengerti. Murid melakukannya dengan halus, sopan santun, dan memperhatikan etika dalam bertanya. Murid tidak boleh menanyakan sesuatu yang bukan tempatnya kecuali guru mengizinkan.

Sepuluh, kewajiban antri mengambil giliran. Murid harus menunggu giliran dalam belajar. Murid tidak boleh mengambil giliran orang lain kecuali ada kerelaan dari orang yang bersangkutan.

Sebelas, hendaknya murid duduk di hadapan guru dengan penuh akhlak yang sudah dijelaskan secara rinci dalam bab akhlak kepada guru. Murid hendaknya membawa sendiri kitab yang akan ia pelajari bersama guru, tidak meletakkan kitab yang ia baca di atas lantai dalam keadaan terbuka, tetapi murid harus memegangnya. Murid hendaknya tidak memulai membaca sebelum dipersilahkan guru. Jangan membaca atau berkonsultasi dengan guru ketika beliau sedang sibuk, bosan atau marah. Bila dipersilahkan membaca, maka mulailah dengan bacaan ta’awwudz, basmalah, hamdalah dan membaca shalawat kepada Nabi beserta keluarga dan para sahabatnya. Lalu mendoakan untuk guru, kedua orang tua, masyayikh, diri sendiri dan segenap kaum muslimin.

Dua belas, konsisten dalam belajar. Murid hendaknya fokus terhadap pelajaran, fokus terhadap satu fan (bidang) ilmu supaya tidak beranjak mempelajari fan yang lain sebelum fan yang pertama dikuasai betul. Murid hendaknya menetap pada satu tempat dan tidak berpindah-pindah tempat kecuali ada kebutuhan yang mendesak, karena hal tersebut dianggap bisa memperumit urusan, menyibukkan pikiran, dan menyia-nyiakan waktu.

Tiga belas, murid hendaknya mengajak teman-teman berfikir positif dan terus memotivasi teman-temannya untuk berusaha mendapatkan ilmu. Murid hendaknya menjadi contoh yang baik untuk teman-temannya, bukan justru menjadi provokator untuk perilaku tidak terpuji.

Murid hendaknya ringan tangan, mudah dimintai bantuan oleh teman-temannya. Juga harus pro aktif menyampaikan penjelasan atau keterangan yang bagus dengan dibuat metode diskusi atau memberi masukan.

Murid jangan sombong kepada temannya karena kecerdasan akalnya, akan tetapi memujilah kepada Allah dan mintalah tambahan ilmu dengan senantiasa bersyukur.

Murid hendaknya memuliakan teman-temannya dengan mengucapkan salam, menampakkan kecintaan, menjaga hak-hak pertemanan dan persaudaraan seagama.


*Mahasantri Ma’had Aly Hasyiim Asy’ari