IMG_2503Dalam Kitab-nya Adabul Alim wal muta`alim karya Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy`ari merangkum etika-etika santri atau pelajar dalam mencari ilmu agar bermanfaat dan berkah. Berikut kami rangkum 10 nasehat Mbah Hasyim kepada para santri dan pencari ilmu:

  1. Membersihkan Diri dari Penyakit Hati

Seorang santri hendaknya membersihkan hatinya dari segala hal yang dapat mengotorinya seperti dendam, dengki, keyakinan yang sesat, dan perangai yang buruk. Hal itu dimaksudkan agar hati mudah untuk mendapatkan ilmu, mengetahui permasalahan-permasalahan yang rumit dan memahaminya.

  1. Niat yang Baik

Hendaknya memiliki niatan yang baik dalam mencari lmu, yaitu dengan bermaksud mendapatkan ridho Allah, mengamalkan ilmu, menghidupkan syari`ah Islam, menerangi hati dan mengindahkannya, serta mendekatkan diri kepada Allah. Jangan sampai berniat hanya ingin mendapatkan kepentingan duniawi seperti mendapatkan kepemimpinan, pangkat dan harta, atau menyombongkan diri di hadapan orang atau bahkan agar orang lain hormat.

  1. Tidak Menunda-nuda dan Terlalu Berangan-angan

Hendaknya segera menggunakan masa muda dan umurnya untuk memperoleh ilmu, tanpa terpedaya oleh rayuan “menunda-nunda” dan “berangan-angan”, sebab setiapa detik dari umur tidak akan tergantikan. Seorang santri hendaknya memutus sebiasanya urusan-urusan yang menyibukkan dan menghalang-halangi sempurnanya belajar dan kuatnya kesungguhan belajar dan keseriusan menghasilkan ilmu, karena semua itu merupakan faktor-faktor penghalang mencari ilmu.

  1. Qona’ah dan Sabar

Menerima sandang pangan apa adanya sebab kesabaran akan serba kekurangan hidup, akan mendatangkan ilmu yang luas, kefokusan hati dari angan-angan yang bermacam-macam dan hikmah-hikmah yang terpancar dari sumbernya.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Imam asy-Syafi`i ra berkata, “Tidak akan bahagia orang yang mencari ilmu disertai tinggi hati dan kemewahan hidup. Tetapi yang berbahagia adalah orang yang mencari ilmu disertai rendah hati, kesulitan hidup dan khidmah pada ulama”.

  1. Pandai Membagi Waktu

Pandai membagi waktu dan memanfaatkan sisa umur yang paling berharga itu. Waktu yang paling untuk hafalan adalah waktu sahur, untuk pendalaman pagi buta, untuk menulis tengah hari, dan untuk belajar dan mengulangi pelajaran  waktu malam.  Sedangkan tempat yang paling baik untuk menghafal adalah kamar dan tempat-tempat yang paling jauh dari gangguan. Tidak baik melakukan hafalan di depan tanaman, tumbuhan, sungai dan tempat yang ramai.

  1. Makan dan Minum Sedikit

Makan dan minum sedikit. Kenyang hanya akan mencegah ibadah dan bikin badan berat untuk belajar. Diantara manfaat makan sedikit adalah badan sehat dan tercegah dari penyakit yang diakibatkan oleh banyak makan dan minum, seperti ungkapan syair:

فغن الداء أكثر ما تراه # يكون من الطعام او الشراب

“Sesungguhnya penyakit yang paling banyak engkau ketahui berasal dari makanan atau minuman”.

Hati dikatakan sehat bila bersih dari kesewenang-wenangan dan kesombongan. Tidak seorangpun dari para wali, imam dan ulama pilihan, memiliki sifat,  disifati atau dipuji dengan banyak makannya. Yang dipuji banyak makannya adalah binatang yang tidak memiliki akal dan hanya dipersiapkan untuk kerja.

  1. Bersikap Wara’ dan Memilih yang Halal

Ketujuh, bersikap wara` (menjauhi perkara yang syubhat tidak jelas halal haramnya) dan berhati-hati dalam segala hal. Memilih barang yang halal seperti makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal dan semua kebutuhan hidup supaya hatinya terang dan mudah menerima cahaya ilmu dan kemanfaatanny. Hendaknya seorang santri menggunakan huku-hukum keringanan (rukhsoh) pada tempatnya, yaitu ketika ada kebutuhan dan sebab yang memperbolehkan. Sesunguhnya Allah senang apabila hukum rukhsohnya dilakukan, seperti senangnya Allah bila hukum azimahnya (hokum sebelum muncul ada sebab rukhsoh) dikerjakan.

  1. Meminimalisir Konsumsi Makanan Penyebab Otak Lemah

Meminimalisir penggunaan makanan yang menjadi penyebab bebalnya otak dan lemahnya panca indra seperti buah apel yang asam, buncis, dan cuka. Begitu juga dengan makanan yang dapat memperbanyak dahak (balgham) yang memperlambat kinerja otak dan memperberat tubuh seperti susu dan ikan yang berlebihan. Hendaknya seorang santri menjauhi hal-hal yang menyebabkan lupa seperti makanan sisa tikus, membaca tulisan di nisan yang beriringan, dan membuang kutu hidup-hidup.

  1. Tidur Tidak Lebih dari Delapan Jam

Meminimalisir tidur selama tidak berefek bahaya pada kondisi tubuh dan kecerdasan otak. Tidak menambah jam tidur dalam sehari semalam lebih dari delapan jam. Boleh kurang dari itu, asalkan kondisi tubuh masih kua. Tidak masalah mengistirahatkan tubuh, hati pikiran dan mata bila telah capai dan terasa lelah dengan pergi bersenang-senang ke tempat rekreasi sekiranya dengan itu kondisi diri dapat kembali (fresh).

  1. Meninggalkan Pergaulan yang Tidak Manfaat

Kesepuluh, meninggalkan pergaulan karena dalam hal itu merupakan hal terpenting yang seyogyanya dilakukan pencari ilmu, terutama pergaulan dengan kain jenis dan ketika pergaulan lebih banyak main-mainnya dan tidak mendewasakan pikiran. Watak manusia itu seperti pencuri ulung (meniru perilaku orang lain dengan cepat) dan efek pergaulan adalah ketersia-siaan umur tanpa guna dan hilang agama bia bergaul  dengan bukan ahli agama.

Jika seorang pelajar butuh orang lain yang bisa dia temani, maka hendaknya dia jadi teman yang baik, kuat agamanya, bertaqwa, wara`, bersih hatinya, banyak kebaikannya, baik harga dirinya (muru`ah), dan tidak banyak bersengketa. Bila teman tersebut lupa maka diingatkan dan bila sudah sadar maka ditolong.

*Diterjemahkan dari kitab “Adabul Alim wal Muta`alim karya KH. M. Hasyim Asy`ari.