Sejumlah santri sedang unjuk kebolehan di bidang seni pada kegiatan Muhadhoroh Kubro (foto: Enda)

Tebuireng.online – Muhadhoroh Kubro yang digelar pada Kamis malam (08/11/2018) menjadi ajang pembuktian jika santri juga memiliki potensi yang patut untuk ditunjukkan.

Kegiatan ini sebagai bukti bahwa santri tak hanya identik dengan hanya mengaji. Acap kali santri juga dianggap kurang terbuka dengan dunia luar sehingga tidak mampu mengekpresikan potensi yang terpendam di dalam dirinya.

Muhadhoroh Kubro yang diadakan di pondok putri Pesantren Tebuireng, dan merupakan acara rutinan setiap tahun yang diselenggarakan oleh Organisasi Santri Pondok Putri (OSPI) Tebuireng.

Dengan tema “Tunjukkan Jati Diri untuk Membangkitkan Memori untuk Negeri” Muhadhoroh kali ini menampilkan beragam kesenia mulai dari tari, drama, puisi, nyanyi, perkusi, dan sebagainya, yang dibalut denagn nuansa Indonesia.

Sepuluh penari dengan kostum berwarna padanan merah dan putih dan lagu kebangsaan menjadi Grand Opening yang memukau. Semuanya dipersembahkan oleh santri pondok putri Pesantren Tebuireng dengan persiapan kurang lebih sebulan.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Menurut ketua panitia, Ramadani Aleem, acara ini bertujuan untuk mewadahi kemampuan santri di bidang kesenian. “Sebagai ajang santri dalam mengeksplor kemampuannya di bidang kesenian” ungkapnya

Di tengah-tengah rangkaian acara tersebut juga diselipkan pemberian penghargaan kepada Clarissa Faunia Agatha sebagai The Best Hijrah dan Fatiya Ahyarin Nisa` yang diamanati sebagai santri teladan tahun ini. “Apa itu The Best Hijrah? The Best Hijrah adalah santri yang mengalami perubahan drastis menjadi lebih baik dalam kehidupannya di Pesantren Tebuireng,” terang pemandu acara.  

Ustad Iskandar, selaku kepala Pondok Putra Tebuireng dalam sambutannya mengungkapkan bahwa pengurus pondok diharapakan bisa mengakomodir dan memberikan ruang untuk para santri dalam mengembangkan potensi dirinya. Beliau juga memetik pesan dari KH. Yusuf Hasyim, “Silahkan santri lakukan kegiatan apapun silahkan, cuma satu yang nggak boleh tolong pondoknya jangan dibakar,” terangnya. 

“Mudah-mudahan ke depannya pondok putri lebih giat lagi dan maju lagi.” Tandas beliau di penghujung sambutannya.

Pewarta : Enda Sartika

Editor/ Publisher: Anik Wusa