tebuireng.online– Menjelang hari akhir kegiatan pondok dan sekolah banyak event diselenggarakan oleh pengurus Pondok Pesantren Tebuireng. Maka setelah semua rangkaian kegiatan terlaksana pada malam Jum’at (05/06/15) diadakan penutupan haflah akhirussanah sekaligus wisuda takhassus dan al-Quran binnadhar.
Acara wisuda dibuka dengan penampilan para wisudawan binnadhar dengan membaca al-Quran juz 30 kemudian dilanjut lalaran nadham Alfiah ibnu Malik oleh para wisudawan takhassus tingkat ulya. Prosesi wisuda yang digelar di halaman pesantren Tebuireng dan mewisuda sekitar 223 santri tersebut berjalan sakral dan khidmat.
Yang hadir di acara tersebut adalah wakil pengasuh Tebuireng KH Irfan Yusuf, kepala pondok putri, KH. Fahmi Amrullah, dan segenap pengurus Pesantren Tebuireng.
Santri-santri yang terpilih untuk diwisuda adalah yang berhasil melalui test kelayakan (fit and proper test) dari EO (Event Organizer) PonPes Tebuireng. Rinciannya 175 santri lulus kualifikasi binnadhar dan 48 santri lulus kualifikasi Takhasus.
Menurut ketua EO wisuda, M. Hafidz Abidzar mengatakan, “Untuk kualifikasi wisudawan binnadhar, para santri harus menghafal Juz ‘Amma, Surah Yasin, al-Waqiah dan Tahlil. Sedangkan untuk Takhasus, para wisudawan diuji kemampuanya dalam membaca kitab kuning oleh para Asatidz. Termasuk kemampuan dalam memahami Nahwu-Sorof, I’rob, Syarh Maqro’ dan lain sebagainya.”
“Wisuda adalah media peresmian secara seremonial saja. Karena pada hakikatnya, ilmu yang berhasil dicapai itu akan benar-benar teruji oleh waktu. Apakah santri tersebut mampu menjaganya atau malah sebaliknya. Waktu adalah penguji yang sebenarnya.” Papar Hafidz.
Acara wisuda kali ini juga dihadiri oleh ratusan tamu undangan. Mulai dari walisantri, pembina santri, para tenaga pengajar Pondok Pesantren Tebuireng, dan juga para ustadzah dari pondok sekitar. Pada acara wisuda kali ini sengaja pengurus pondok mengundang Agus Sunyoto (Penulis Atlas Walisongo) sebagai pembicara.
Dalam pemaparannya, Agus Sunyoto menceritakan bagaimana proses terciptanya budaya pesantren sehingga sampai saat ini begitu lekat dengan karakter pendidikan Indonesia. Selain itu Agus Sunyoto juga menerangkan tantangan bagi dunia pendidikan pesantren yang nota bene dalam rentetan sejarahnya, ia selalu menjadi kekuatan utama perlawanan kultural bagi budaya asing.
Acara penutupan Akhirussanah sekaligus prosesi wisuda takhassus dan binnadhar berakhir sekitar pukul 11 malam dan ditutup dengan doa oleh Syekh Wahid al-Mishr. (MSP/zen)