(tengah – kemeja putih) KH. Musta’in Syafi’ie, Mudir Madrasatul Quran dan Dosen Unhasy Tebuireng Jombang, memberikan materi dalam Bedah kitab Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari di Mahad Aly Tebuireng, Rabu (3/4/19). (Foto: panitia)

Tebuireng.online– Dalam acara bedah kitab Risalah Ahlussunnah wal Jama’ah karya KH. Hasyim Asy’ari di Ma’had Aly Tebuireng, Jombang, Rabu (3/4) Mudir Madrasatul Quran (MQ) Tebuireng KH. Musta’in Syafi’ie menjelaskan beberapa wasiat Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari.

Menurutnya, Kiai Hasyim berwasiat agar tidak dilakukan peringatan haul untuk mengenang hari wafatnya. Kiai Musta’in menegaskan bahwa hal itu dilakukan Kiai Hasyim semata-mata karena tidak ingin membuat repot banyak orang, bukan karena mengharamkan peringatan haul.

“Tidak adanya haul Kiai Hasyim karena itu sesuai wasiat. Tapi bukan berarti mengharamkan haul,” jelasnya, Rabu (3/4).

Dikatakannya, diantara wasiat Kiai Hasyim lagi yaitu agar murid-muridnya tidak mempelajari atau mengajarkan kitab Durrotun Nashihin kecuali apabila mampu menjelaskan hadits-hadits lemah dan palsu yang ada di dalamnya.

“Kitab Durrotun Nashihin memuat beberapa hadits lemah, untuk menjaga santri maka diingatkan agar tidak mempelajarinya,” ujar Kiai Mustain.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Kiai Musta’in juga bercerita tentang alasan Kiai Hasyim tidak punya jamaah tarekat dan tidak pernah membaiat santrinya untuk masuk dalam tarekat tertentu. Hal itu disebabkan karena kakek Gus Dur tersebut ingin memberikan kesempatan kepada Kiai Romli Tamim. Kiai Romli merupakan salah seorang menantunya Kiai Hasyim untuk terus mengembangkan tarekat yang telah ditekuninya.

“Kiai Hasyim adalah orang yang sangat pengertian dan tidak ingin “bersaing” dengan menantunya. Makanya dalam tarekat Kiai Hasyim tidak mengadakan bait tarekat,” tandas Kiai Mustain.

Pewarta: Syarif Abdurrahman
Publisher: RZ