Santri sudah terlihat berbondong-bondong pulang kampung menghabiskan liburan di rumah bersama keluarga (Foto: Iryan Ramdhani)

Tebuireng.online— Liburan merupakan hal yang ditunggu-tunggu oleh setiap orang setelah menjalankan segala kesibukan sehari-hari. Ada yang mengisinya dengan bersantai di tempat wisata, memanjakan diri dengan teknologi, atau hanya sekadar beristirahat di rumah bersantai dengan keluarga tercinta. Begitu juga yang dirasakan santri Pesantren Tebuireng.

Liburan mereka telah tiba, setelah sibuk menjalani Ujian Akhir Semester (UAS) atau Penilaian Akhir Semester (PAS) sejak 25 November-06 Desember dan pada tanggal 10 Desember 2017 menerima rapor semester ganjil. Mulai tanggal 11-25 Desember 2017 para santri Tebuireng bisa berlibur dengan tenang.

Ahad (10/12/2017) siang usai pengambilan rapor, para santri sudah boleh pulang ke rumah masing-masing. Mereka harus kembali ke pondok pada tanggal 25 Desember 2017. Untuk kemudian tanggal 26 Desember 2017 sudah mengikuti kegiatan belajar mengajar kembali, baik di pondok maupun sekolah.

Tentu mayoritas santri langsung pulang ke kampung halaman di awal tanggal liburan, karena rindu yang tidak tertahankan. Ada sebagian yang menundanya hingga 2-3 hari baru pulang. Ada sebagian lain yang melancong dulu ke berbagai tempat asyik, baru pulang.

Tetapi ada juga sebagian kecil santri yang memang ingin menghabiskan liburan semester ganjil ini di pesantren. Hal itu disebabkan oleh berbagai alasan, ada yang karena rumahnya jauh, kehabisan tiket, ataupun karena memang merasa lebih seru menghabiskan liburan di pondok dari pada di rumah.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Salah satunya, yaitu Iryan Ramdhani. Santri kelas IX SMP A. Wahid Hasyim itu, memilih tidak pulang karena selain waktu liburan yang baginya tidak banyak, ia juga lebih suka liburan di pondok. Selain itu, santri asal Indramayu itu juga mengikuti seleksi santri baru untuk masuk ke jenjang SLTA di Tebuireng, sehingga ia harus mempersiapkan diri untuk mengikuti seleksi itu.

“Lagian juga di rumah, ayah ibu pada kerja, adik sekolah, teman-teman juga belum pada libur, jadi ya mending di sini saja,” ungkap santri yang suka menulis cerpen itu.

Selain yang memilih tinggal di pondok, ada pula santri yang menghabiskan liburan dengan belajar Bahasa Inggris di Kampung Inggris Pare Kediri. Raihan Bagas Mahardika misalnya. Santri MA Salafiyah Syafi’iyah Tebuireng asal Kudus itu bersama satu temannya merasa lebih bermanfaat menghabiskan liburan dengan mencari ilmu dan pengalan lain. “Ya cari pengalaman lain, Pare kan gak terlalu jauh dari Jombang, bisa nambah pengalaman dan ilmu,” ungkap santri yang gemar fotografi dan membuat video kreatif itu.

Perlu diketahui pada 24-25 Desember 2017 nanti Pesantren Tebuireng akan mengadakan seleksi Penerimaan Santri Baru (PSB) untuk tahun ajaran 2018-2019. Sebagian santri kelas IX yang ingin melanjutkan pendidikan ke beberapa unit pendidikan di Pesantren Tebuireng setingkat SLTA, tentunya akan kembali lebih awal, kecuali yang tidak pulang, untuk mengikuti seleksi tersebut.


Pewarta:            Rihlana Ardhian Ghuvara

Editor/Publisher: M. Abror Rosyidin