
Secara etimologis, studi (kajian) Islam merupakan terjemahan dari bahasa Arab yaitu Dirosah Islamiyah. Sedangkan studi Islam di Barat disebut Islamic Studies. Oleh karena itu, studi Islam sebenarnya adalah kajian terhadap persoalan-persoalan yang berkaitan dengan Islam. Dengan kata lain, studi Islam merupakan upaya sadar dan sistematis untuk mengetahui, memahami, dan membahas secara mendalam persoalan-persoalan yang berkaitan dengan Islam, termasuk ajaran, sejarah, dan penerapan praktisnya dalam kehidupan sehari-hari sepanjang sejarah.
Islam secara harafiah berarti keselamatan, keamanan dan kedamaian dalam bahasa Arab. Makna utama Islam adalah ketaatan, keamanan dan kedamaian. Oleh karena itu, maka dari itu tujuan studi Islam yaitu kajian tentang Islam yang mengarah pada tiga hal:
- Islam menuntun kepada pasrah atau berserah diri, berserah diri artinya mengakui secara ikhlas kepada Allah SWT sebagai Sumber Yang Esa dan Mutlak. Keadaan ini menimbulkan kesadaran bahwa orang yang tidak tunduk dan patuh merupakan penolakan terhadap fitrahnya sendiri.
- Islam dapat diartikan menuju keselamatan dunia dan akhirat, karena ajaran Islam pada hakikatnya melatih dan membimbing manusia untuk berbuat baik dan menjauhi segala larangan dalam kehidupan di dunia maupun kehidupan di akhirat.
- Islam mengarah pada perdamaian, manusia harus hidup berdampingan dengan makhluk lain, bahkan dengan alam semesta. Oleh karena itu, perdamaian harus diupayakan sepenuhnya dan multifaset.
Dari ketiga dimensi di atas, kajian Islam mencerminkan konsep ideologis dan praktis yang mengarah pada keagungan Allah SWT. Yang Maha Esa, selamat di dunia maupun maupun akhirat dan rukun dengan makhluk hidup lainnya. Dengan demikian, kajian Islam tidak hanya mengarah pada pemaparan gagasan, tetapi juga pada kehidupan praktis yang berdasarkan pada perilaku hidup yang baik dan benar.
Baca Juga: Meneropong Perkembangan Studi Islam dari Masa ke Masa
Allah memerintahkan hamba-hamba-Nya yang beriman kepada-Nya dan membenarkan Rasul-Nya untuk menaati segala ajaran, Prinsip Islam dan Hukum Syari’atnya, melaksanakan perintah-Nya, menjauhi segala larangan-Nya dan selalu berusaha hidup sesuai dengan aturan Allah. Allah SWT telah memberitahukan kepada kita tentang bagaimana studi islam tidak hanya bermuara pada sebahagian aspek namun secara keseluruhan, sebagaimana ayat berbunyi sebagai berikut ini:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا ادْخُلُوْا فِى السِّلْمِ كَاۤفَّةًۖ وَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ فَاِنْ زَلَلْتُمْ مِّنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَتْكُمُ الْبَيِّنٰتُ فَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌ حَكِيْمٌ
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu. Tetapi jika kamu tergelincir setelah bukti-bukti yang nyata sampai kepadamu, ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.” (QS. Al-Baqarah: 208-209).
Dalam pembelajaran studi Islam juga harus diketahui bahwa, keberadaan islam sebagai agama yang paling sempurna, dan agama yang diridhai oleh Allah hanyalah islam. Sesuai dengan nash Al-Qur’an yang berbunyi:
اِنَّ الدِّيْنَ عِنْدَ اللّٰهِ الْاِسْلَامُ
Artinya: “Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam.” (QS. Ali Imron: 19)
Pengertian studi Islam sebagai kajian tentang Islam sebenarnya mempunyai cakupan makna dan pengertian yang luas. Hal ini wajar karena makna suatu istilah bergantung pada penafsirnya. Karena adanya perbedaan latar belakang penafsir tersebut, baik latar belakang penelitian, bidang keilmuan, pengalaman atau berbagai perbedaan lainnya, maka ungkapan dan makna yang dihasilkan pun akan berbeda.
Selain itu, kata Islamic Studies sendiri merupakan gabungan dari dua kata yaitu “Studi” dan “Islam”. Kata penelitian mempunyai beberapa arti. Lester dan Alice Crow menyatakan bahwa belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dengan tujuan memperoleh informasi, memperdalam pemahaman, atau meningkatkan keterampilan. Pada saat yang sama, kata Islam sendiri mempunyai arti dan makna yang lebih kompleks. Kata Islam berasal dari kata Aslama yang berarti berserah diri dan berserah diri. Kata tersebut berasal dari kata silam yang berarti keamanan, kesejahteraan dan kedamaian.
Baca Juga: Pengembangan Studi Islam Pesantren bersama Amin Abdullah
Urgensi Studi Islam
Studi Islam memiliki urgensi dan tujuan yang penting dalam konteks pemahaman dan pengembangan ajaran Islam. Beberapa topik spesifik yang dapat dibahas dalam konteks urgensi studi Islam, beberapa aspek yang dapat dibahas meliputi:
- Urgensi studi Islam dalam kehidupan modern, termasuk tantangan multidimensi yang dihadapi oleh masyarakat Muslim dalam konteks sains, teknologi, dan modernisasi Islam.
- Pentingnya memahami ajaran Islam yang asli, murni, manusiawi, dan universal untuk mencegah kesalahpahaman dan perpecahan antar komunitas agama.
- Urgensi studi Islam untuk mencegah salah pengertian dan perpecahan antar komunitas agama.
Di era perang ide (ghawzul fikri) ini, umat Islam tampaknya terpengaruh oleh ide-ide ‘asing’ yang mengubah nilai-nilai Islam yang sebenarnya. Banyak umat Islam, yang pada kenyataannya secara konstan melakukan shalat, puasa Ramadhan dan membayar zakat, telah jatuh ke dalam ideologi sekuler dan bahkan liberal.
Umat Islam saat ini berada dalam kondisi yang problematik dan saat ini umat Islam masih berada dalam posisi terpinggirkan dan lemah dalam hal kehidupan sosial-budaya, yang harus berhadapan dengan masyarakat modern yang maju dan canggih. Oleh karena itu, umat Islam harus mengembangkan sebuah gerakan ideologis yang menghasilkan konsep-konsep yang baik dan operasional untuk mengantisipasi perkembangan tersebut.
Pada saat ini umat islam sedang menghadapi tantangan dari kehidupan dunia dan budaya modern, Studi keislaman menjadi sangat urgen. Studi islam dituntut untuk membuka diri terhadap masuknya dan digunakannya pendekatan-pendekatan yang bersifat objektif dan rasional. Dan secara bertahap meninggalkan pendekatan yang bersifat subjektif doktriner,dengan demikian diharapkan studi islam akan berkembang dan mampu beradaptasi dengan dunia modern serta mampu menjawab tantangan kehidupan dunia dan budaya modern.
Studi Islam memiliki urgensi yang tak terbantahkan dalam konteks zaman modern yang terus berkembang. Islam sebagai agama universal tidak hanya memberikan pedoman spiritual, tetapi juga menawarkan pandangan yang holistik terhadap kehidupan manusia. Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam tentang ajaran Islam sangat penting untuk menghadapi tantangan-tantangan zaman ini.
Seiring berkembangnya zaman, agama kemudian tidak hanya berfungsi sebagai penegasan terhadap doktrin semata namun agama juga harus mampu dipelajari secara Akademik. Sebagaimana yang dijelaskan Amin Abdullah, bahwa fenomena keberagamaan manusia tidak hanya dilihat dari sudut normativitas ajaran wahyu, meskipun fenomena ini sampai kapanpun akan menjadi ciri khas dari pada agama-agama yang ada. Tetapi juga harus mampu dilihat dari sudut historisitas pemahaman dan interpretasi orang-orang atau kelompok terhadap norma-norma ajaran Agama yang dipeluknya serta model-model amalan dan praktek-praktek ajaran agama yang dilakukan.
Umat Islam saat ini berada dalam masa lemah dalam segala aspek kehidupan sosial dan budaya, mereka harus menghadapi segala aspek dunia modern yang praktis dan maju. Oleh karena itu, umat Islam tidak boleh terjerumus ke dalam romantisme yang sibuk membesar-besarkan kejayaan masa lalu yang tertuang dalam sejarah Islam, sedangkan Islam masa kini tetap silau dengan masa depannya.
Baca Juga: Visi Kemenag: Indonesia Jadi Sentra Studi Islam Dunia
Umat Islam memang berada pada posisi problematis. Jika umat Islam saat ini masih memegang teguh ajaran Islam karena para ulama terdahulu menafsirkan ajaran tersebut yang dianggap mapan, sempurna, dan paten, berarti kapasitas intelektual mereka terbatas dan pada akhirnya akan menghadapi masa depan yang suram.
Oleh karena itu pentingnya Studi Islam yang dapat membimbing dan bertujuan untuk memperbaharui dan memikirkan kembali ajaran agama Islam, warisan doktrin yang diwariskan dari generasi ke generasi, agar mampu beradaptasi dan menjawab tantangan-tantangan masa kini.
Tantangan dan tuntutan zaman di era modern, dengan tetap berpegang pada sumber ajaran Islam yang murni dan asli yaitu Al-Quran dan As-Sunnah. Kajian Islam juga diharapkan dapat memberikan pedoman dan pegangan hidup kepada umat Islam agar menjadi umat Islam yang sejati, menghayati secara mendalam serta mampu menghadapi tantangan dan tuntutan modernitas dan era globalisasi saat ini.
Islam, sebagai agama yang rahmatan lil ‘alamin, tentunya mempunyai konsep atau ajaran yang bersifat manusiawi dan universal, yang dapat menyelamatkan umat manusia dan alam semesta dari kehancurannya. Akan tetapi umat Islam sendiri pada masa kini berada dalam situasi yang serba problematik.
Kondisi kehidupan sosial budaya dan peradaban umat Islam dalam keadaan lemah dan tidak berdaya berhadapan dengan budaya dan peradaban manusia dan dunia modern. Di sinilah urgensi nya studi Islam, yaitu untuk menggali ajaran-ajaran Islam yang asli dan murni, dan yang bersifat manusiawi. Dari situlah kemudian dididikkan dan ditransformasikan kepada generasi penerusnya yang bisa menawarkan jalan keluar dari pemecahan permasalahan yang dihadapi oleh umat manusia di era modern.
Penulis: Dimas Setyawan Saputro
Editor: Rara Zarary