Tebuireng.online— Dosen dan mahasiswa Universitas Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang bekerja sama dengan Java Beads, sebuah perusahaan kerajinan manik-manik terkemuka di Gudo, untuk mengembangkan “Model Pengembangan Industri Kreatif Syariah dengan Integrasi Bahasa Inggris dan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) sebagai Motor Penggerak Pertumbuhan Ekonomi Daerah”.
Program pengabdian yang dilaksanakan di Gudo, Jombang pada Sabtu 5 Oktober 2024 ini bertujuan untuk meningkatkan daya saing industri kreatif lokal melalui pendekatan berbasis syariah, pemasaran internasional, dan standar K3.
Kolaborasi ini berfokus pada tiga pilar utama: 1) Syariah dalam industri kreatif, yang menjamin praktik bisnis etis dan berlandaskan nilai-nilai Islam. 2) Bahasa Inggris sebagai kunci untuk memperluas akses produk lokal ke pasar internasional. 3) Untuk meningkatkan standar kualitas produksi dan melindungi pekerja.
Owner Java Beads, Titik Sugiarti, menyambut baik kolaborasi ini dan berharap inisiatif tersebut bisa membawa manfaat besar bagi perkembangan industri manik-manik di Gudo.
“Kami sangat berterima kasih kepada tim dari Universitas Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang. Dengan adanya program ini, kami tidak hanya belajar meningkatkan kualitas produk, tetapi juga memahami bagaimana pemasaran global bekerja. Ini adalah langkah besar bagi Java Beads untuk mencapai pasar internasional, tentunya dengan tetap mempertahankan prinsip-prinsip syariah yang kami pegang.”
Anita Musfiroh S.H., M.E, menyampaikan bahwa program ini merupakan wujud nyata dari kontribusi akademisi dalam mendukung pertumbuhan ekonomi lokal.
“Pengabdian ini bukan hanya soal transfer ilmu, tetapi bagaimana kita bisa memberdayakan masyarakat lokal dengan keahlian yang mereka butuhkan untuk berkembang dalam industri kreatif yang kompetitif. Penggunaan Bahasa Inggris dan penerapan K3 adalah bagian dari strategi kami untuk meningkatkan daya saing industri kreatif syariah, yang selaras dengan perkembangan zaman.”
Salah satu mahasiswa peserta, Rosyid, menjelaskan bahwa keterlibatan mahasiswa dalam program ini memberikan pengalaman berharga yang langsung diterapkan di lapangan.
“Kami tidak hanya belajar teori di kampus, tetapi juga melihat langsung bagaimana teori tersebut dapat diimplementasikan di dunia nyata. Dengan adanya pelatihan Bahasa Inggris dan K3, kami berharap para pengrajin Java Beads bisa meningkatkan branding dan kualitas produk mereka.”
Bahasa Inggris untuk Pemasaran Global
Ibu Pipit Erika Daristin, S.Hum., M.Pd mengungkapkan bahwa Bahasa Inggris yang diberikan oleh mahasiswa dan dosen Universitas Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi internasional pengrajin Java Beads. Sosialisasi ini mencakup penggunaan Bahasa Inggris dalam pemasaran digital, penulisan deskripsi produk, dan komunikasi dengan pelanggan internasional.
“Kami percaya, dengan kemampuan bahasa yang lebih baik, produk kami bisa lebih mudah dikenal di luar negeri,” ungkap Ibu Siti, salah satu pengrajin Java Beads yang mengikuti program tersebut.
Selain aspek pemasaran, mahasiswa juga memberikan edukasi tentang penerapan standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) untuk meningkatkan kualitas produksi dan melindungi tenaga kerja. Edukasi ini meliputi penggunaan alat-alat produksi yang aman, ergonomi di tempat kerja, dan pentingnya menjaga keselamatan di lingkungan produksi. “Kami sadar betul bahwa kualitas produk sangat bergantung pada kondisi kerja yang baik. Oleh karena itu, implementasi K3 menjadi prioritas dalam meningkatkan standar produksi kami,” tambah Ibu Peni Haryanti S.Sy., M.Sy.
Melalui program ini, diharapkan industri manik-manik di Gudo dapat meningkatkan daya saingnya tidak hanya di tingkat lokal, tetapi juga secara global. Program ini merupakan bagian dari komitmen Universitas Hasyim Asy’ari Tebu Ireng untuk memberdayakan masyarakat melalui inovasi dan kolaborasi dengan industri lokal. Dengan mengintegrasikan Bahasa Inggris dan K3, industri kreatif syariah di Gudo diharapkan bisa menjadi contoh pengembangan ekonomi daerah yang berkelanjutan.
Pengabdian ini membuktikan bahwa sinergi antara akademisi dan pelaku usaha lokal mampu menciptakan perubahan yang signifikan dalam meningkatkan perekonomian masyarakat.
“Program ini adalah langkah awal, dan kami berharap bisa berkolaborasi lebih banyak lagi di masa depan untuk pengembangan yang lebih luas.” Tutup Ibu Kusnul Ciptanila Yuni K, S.H., M.E
Pewarta: pkmunhasy