Rais Aam PBNU, KH. Ma’ruf Amin pada haul KH. Bisri Syansuri ke-38, yang bertempat di halaman Pondok Pesantren Mamba’ul Ma’arif Denanyar Jombang, Selasa (28/03/17). (Foto : jombang.nu.or.id)

Tebuireng.online- Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Ma’ruf Amin menghadiri acara haul KH. Bisri Syansuri Tokoh Nahdlatul Ulama (NU) ke-38, yang bertempat di halaman Pondok Pesantren Mamba’ul Ma’arif Denanyar Jombang, Selasa (28/03/17).

Pada haul tersebut, beliau menjelaskan bahwa tugas dari seorang ulama, khususnya Ulama NU selain harus membina umat atau bangsa, ulama juga harus memikirkan keselamatan negara dari gangguan-gangguan maupun ancaman yang mengganggu kestabilan negara. “Ulama adalah penanggung jawab keumatan, kebangsaan, dan kenegaraan,” jelas Kiai Ma’ruf.

Persoalan keumatan, kebangsaan, dan kenegaraan belakangan ini kian beragam pula, sehingga peran ulama dalam hal ini harus benar-benar maksimal. Misalnya keberadaan sejumlah kelompok yang mencoba memecah belah bangsa sebab sebuah perbedaan pandangan, ditambah lagi kelompok lain yang hendak merusak tatanan kenegaraan karena sebuah pandangan sistem kenegaraan yang berbeda.

Tanggung jawab tersebut, menurut Kiai Ma’ruf yang juga Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini, telah diajarkan Nabi Muhammad SAW pada masanya, bahkan saat mau wafat pun salah satu yang dipikirkan adalah keselamatan umatnya. Karenanya, ulama sebagai pewaris perjuangan nabi sudah seharusnya mencontoh segala ucapan dan sikap para nabi.  “Rasulullah saat mau wafat, salah satu yang diingat adalah umat, jadi umat itu menjadi tanggung jawab ulama karena ulama pewaris para nabi,” ujarnya.

Demikian juga peran NU, organisasi kemasyarakatan bentukan para ulama ini memiliki peran yang sama. “NU adalah kumpulan para ulama, maka masalah keumatan merupakan tanggung jawab NU,” imbuh Kiai Ma’ruf.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Namun demikian, lanjut Kiai Ma’ruf, saat ini tantangan ulama kian besar. Belakangan ini ada banyak kelompok yang bermacam-macam, baik dari yang berupaya untuk merubah akidah, syariah, juga sistem negara.


Pewarta : Rif’atuz Zuhro

Editor : Munawara, MS

Publisher : Munawara