tebuireng.online—Dalam melaksanakan tugas pembinaan, seorang pembina santri dituntut untuk dapat menjadi konselor, komunikator dan presenter yang baik. Untuk menjadi presenter dan komunikator yang baik, perlu langkah-langkah jitu, agar dapat memberikan dampak positif bagi audience. Dosen muda Departemen Psikologi Industri dan Organisasi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Dimas Aryo Wicaksono memaparkan tujuh langkah menjadi presenter yang baik, kepada peserta Diklat Kader Pesantren Tebuireng, Sabtu (22/10/2016).
Sebelum menerangkan tentang tujuh langkah tersebut, Mas Aryo menjelaskan bahwa seorang presenter yang baik dalam menerangkan sesuatu pasti memilih menerapkan strategi KISS (Keep it Short and Simple), menggunakan bahasa yang singkat dan simpel agar mudah dipahami oleh audience.
Tujuh langkah menjadi presenter yang baik itu, pertama dalam menerangkan sesuatu dengan antusias. Antusias itu dapat menstimulus semangat audience untuk mendengarkan penjelasan presenter hingga usai. Kedua, antusiasme itu juga harus dibarengi dengan kepercayaan diri yang cukup. Presenter akan keder bila kuang PD, atau sebaliknya akan membuat audience marasa digurui jika presenter over confidence (terlalu PD).
Ketiga, penguasaan materi juga menajadi modal utama presenter sukses menerangkan materi. Presenter yang menguasi materi, dapat mempresentasikannya dengan lancar dan memahamkan, sebaliknya jika tidak menguasai materi, cenderung tidak jelas dan tersendat-sendat. Keempat, di sela-sela materi presenter perlu menyisipkan humor-humor agar audience tidak bosan. Kelima, presenter harus dapat menjalankan fungsi kontroling atas audience.
Selain itu, langkah keenam, presenter tidak perlu panik, tetap pada kondisi yang rileks dan santai, karena panik dapat membuat konsentrasi buyar dan gagal fokus. Keenam langkah tersebut tidak akan berjalan dengan baik, tanpa adanya langkah ketujuh, yaitu komunikasi yang efektif. Komunikasi dapat dikatakan efektif apabila ada feedback (umpan balik) dari audience atas penjelasan presenter. Tak hanya itu, efektifitas itu juga ditunjukkan dengan tingkat penerimaan makna audience sama dengan makna pesan yang disampaikan oleh presenter.
Untuk mengatasi kepanikan ketika berkomunikasi dan mempresentasikan materi, Mas Aryo memberikan tips-tips jitu. Pria kelahiran 1984 itu, menjelaskan bahwa kepanikan dapat diatasi dengan lima hal, yaitu “P” atau purpose, menegaskan tujuan utama menerangkan materi, “A” mengenali audience, “N” atau Needs, memahami kebutuhan, “I” menstrukturkan informasi, kemudian “C” atau Communications, mempersiapkan cara berkomunikasi yang efektif dan baik. (Abror)