Oleh : Drs. KH. Fahmi Amrullah Hadzik
اَلْحَمْدُ لِلهِ, نَحْمَدُهُ وَ نَسْتَعِيْنُهُ وَ نَسْتَغْفِرُهُ, وَ نَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا, مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ, أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَ اَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ, اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا أَمَّابَعْدُهُ, فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَي اللهِ, اِتَّقُوْ اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْن
Jamaah Jumah Rahimakumullah
Marilah kita senantiasa meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah. Haqqo tuqotih dengan sebenar-benar takwa, menjalankan perintah dan sebisa mungkin meninggalkan larangan. Dan janganlah kita sekali-kali meninggalkan dunia ini kecuali dalam keadaan beragama Islam dan khusnul khotimah.
Jamaah Jumah Rahimakumullah
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas dikisahkan, suatu ketika Iblis bertemu dengan Nabi Isa as. di pintu Baitul Maqdis Palestina. Dalam pertemuan tersebut terjadi dialog, tanya-jawab antara Nabi Isa dan iblis. Nabi Isa bertanya ‘wahai makhluk terlaknat, apa yang kamu lakukan terhadap umat nabi Musa as?, Iblis pun menjawab ‘aku jadikan wanita menguasai mereka’.
Kemudian Nabi Isa bertanya lagi “lalu, apa yang kau lakukan terhadap umatku?”
Iblis menjawab, “aku perintahkan mereka untuk menjadikanmu sebagai Tuhan.”
Kemudian Nabi Isa bertanya lagi, “lantas, bagaimana dengan umat Nabi Muhammad saw?”
Iblis menjawab, “aku tidak mampu menggoda mereka, tapi aku rayu mereka dengan uang (dinar) dan ini sudah cukup bagi mereka untuk fokus melalaikan kalimat la ilaha illa allah.”
Pada akhir dialog tersebut Nabi Isa melihat punggung Iblis tercabik-cabik, menyaksikan hal ini Nabi Isa bertanya, “mengapa punggungmu demikian?”. Iblis menjawab “ini karena seorang hamba yang melaksanakan ibadah sunnah dirumahnya baik sendiri maupun berjamaaah, yang membuat tubuhku hancur adalah suara derap kuda yang berperang di jalan Allah swt.” Mengetahui trik Iblis untuk menyesatkan umatnya, Nabi Isa pun berseru pada umatnya untuk menyembah Allah semata dan tidak menganggap dia (Nabi Isa) sebagai Tuhan.
Hadirin Jamaah Jumah Rahimakumullah
Demikianlah sekelumit kisah bagaimana dialog antara Iblis dengan Nabi Isa as. dimana setiap nabi punya musuh tentu demikian pula dengan umatnya.
وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ الإِنْسِ وَالْجِنِّ يُوحِي بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُورًا وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ مَا فَعَلُوهُ فَذَرْهُمْ وَمَا يَفْتَرُونَ (الآنعام : ۱۱٢)
Dan demikianlah kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh yaitu setan-setan baik dari jenis manusia maupun dari jenis jin, sebagian mereka membisikkan ke sebagian yang lain perkataan yang indah-indah untuk menipu manusia. Jikalau Tuhanmu menghendaki niscaya mereka tidak akan melakukannya. Maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan.
Jamaah Jumah Rahimakumullah
Jelas, Iblis mengatakan bahwa umat Nabi Muhammad akan dirayu dengan uang sehingga banyak orang yang terbujuk. Mereka berusaha mendapatkan apa yang dia inginkan, tidak berpikir halal-haram, baik-buruk yang penting apapun akan dia lakukan demi apa yang ia inginkan. Mereka rela melakukan apa saja termasuk berbuat jahat, maksiat, membunuh, mencuri, mengedarkan narkoba, korupsi, berzina, semuanya dilakukan demi uang.
Dan kekejaman yang dilakukan oleh manusia sudah melebihi batas ketika menginginkan sesuatu. Barangkali kalau dulu kita diceritakan tentang setan, manusia takut dengan setan. Mungkin sekarang bisa jadi sebaliknya, setan takut pada manusia karena kekejaman manusia itu melebihi setan itu sendiri. Mereka berbuat apa saja, berlindung di balik kata ‘setan’. Mereka membunuh katanya diajak setan, mereka korupsi karena dirayu setan, mereka merampok karena digoda setan, mereka berzina karena disuruh setan.
Walhasil setan yang menganggu, menggoda tapi manusia yang melakukannya. Mereka lupa bahwa itulah tugas setan untuk mengganggu, menggoda manusia. Lalu bagaimana caranya agar kita terhindar atau bisa jauh dari godaan setan
إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا ۚ إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ (فاطر : ٣٥)
Sesungguhnya setan itu adalah musuh bagimu maka jadikanlah ia sebagai musuh, perlakukanlah ia sebagai musuh. Jangan jadikan sebagai sahabat, teman, apalagi saudara. Sebab, sekali kita bersahabat dengan setan baik setan yang berbentuk manusia maupun setan yang berbentuk jin, rasanya sulit untuk lepas dari jeratannya. Mengapa?, innama yad’u hizbahu liyakunu min ashabi as sa’ir karena setan itu mengajak teman-teman segolongannya untuk bersama-sama menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala. Naudzubillah tsumma naudzubillah.
Maka kebanyakan isi Neraka Jahanam kata Allah itu dari golongan jin dan manusia.
وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالإِنْسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لا يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَئِكَ كَالأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ (الأعراف ۱۷۹)
Dan sungguh kami jadikan isi neraka jahanam itu kebanyakan dari golongan jin dan manusia. Siapa mereka, mereka punya hati tidak digunakan untuk memahami tanda-tanda kebesaran Allah, mereka punya mata tidak digunakan untuk melihat kekuasaan Allah, mereka punya telinga tidak digunakan untuk mendengar seruan Allah. Kata Allah, mereka itu seperti binatang ternak bahkan lebih sesat. Siapa mereka, mereka itulah orang-orang yang lalai.
Hadirin Jamaah Jumah Rahimakumullah
Maka kondisi dunia ini yang semakin memprihatinkan, marilah kita senantiasa berlindung kepada Allah dari godaan setan. Jangan sampai kita menjadi orang-orang yang lalai sehingga kita dijadikan penghuni Neraka Jahannam. Naudzubillah tsumma naudzubillah. Kita masih diberi kesempatan, semoga kita semua dilindungi dari godaan setan. Semoga bermanfaat khususnya bagi diri saya dan umumnya bagi para jamaah semua.
انَّ أَحْسَنَ الْكَلَامِ كَلَامُ اللهِ الْمَلِكُ الْمَنَّانُ وَبِالْقَوْلِ يَهْتَدُ الْمُرْتَضُوْنَ, مَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِنَفْسِهِ وَمَنْ أَسآءَ فَعَلَيْهَا وَمَارَبُّكَ بِظَلَّامٍ لِلْعَبِيْدِ, بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ مِنَ اْلأٓيَةِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَاسْتَغْفِرُوْا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
___________________
Pentrankripsi: Moh Sutan
Editor: Aldo