sumber ilustrasi: inews

Oleh: Yuniar Indra*

Puasa jika dilihat dari sudut kebahasaan berarti menahan. Dalam istilah Fikih, puasa didefinisikan dengan menahan makan dan minum mulai dari terbit fajar sampai tenggelamnya matahari.

Puasa secara Fikih memang sah ketika kita tidak makan, minum, dan melakukan perkara yang dapat membatalkan puasa lainnya, mulai dari subuh hingga magrib. Kalau hanya menahan makan dan minum, maka puasa kita masih termasuk dalam kategori puasanya orang umum atau awam.

Bagi orang-orang yang sudah mencapai derajat puasa khusus, tidak hanya meninggalkan makan dan minum saja, tapi juga menahan pendengarannya, penglihatannya, ucapannya, gerakannya, dan seluruh anggota tubuh lainnya. Jadi puasa orang khusus ini tidak hanya perutnya saja yang puasa, namun juga mengajak seluruh tubuhnya untuk ikut puasa.

Lalu, bagaimana cara mengajak tubuh kita juga ikut berpuasa? Imam Al-Ghazali sudah memberikan tips dan trik agar puasa kita termasuk puasa yang khusus atau istimewa.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Pertama, menjaga mata. Sudah sepatutnya kita mengajak mata kita agar tidak melihat sesuatu yang negatif, baik secara langsung atau pun melalui perantara. Apalagi di jaman sekarang, potensi pencemaran kesehatan mata kita sangat tinggi, bagaimana tidak?Alat kecil yang sedang kita pegang (handphone) menjadi salah satu media terbesar dosa mata. Oleh karena itu, agar mata kita terjaga dari hal-hal tercemar maka berhati-hatilah dalam setiap tontonan.

Kedua, menjaga lisan dari perilaku-perilaku buruk misalnya berbohong, gibah, adu domba, berkata kotor, mencela, menghina, dan lain sebagainya. Contoh sederhana saat bermain game online, tak menutup kemungkinan ada banyak kata-kata kasar, kotor yang otomatis kita ucapkan.

Ketiga, menjaga telinga agar tidak mendengarkan segala sesuatu yang tidak pantas dan diharamkan, misalnya mendengar orang lain ghibah.

Keempat, menahan anggota badan yang lain dari perkara-perkara yang dilarang, contohnya menggunakan tangan untuk mencuri saat puasa atau menggunakan kaki untuk menggosob sandal.

Itulah  beberapa hal yang harus dijaga ketika berpuasa, supaya pahala puasa kita tidak hilang begitu saja lantaran perilaku-perilaku yang tidak sepatutnya dilakukan. Semoga kita tidak termasuk orang-orang yang merugi.

Perlu juga diperhatikan, kita juga tidak boleh terlalu banyak makan atau kekenyangan saat berbuka, dikhawatirkan hal itu malah mengganggu ibadah kita setelah berbuka puasa, misalnya taraweh, tadarus, dan lainnya. Oleh sebab itu, marilah kita menjaga dari hal-hal yang berlebihan termasuk dalam berbuka puasa.

*Mahasantri Mahad Aly Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang.