sumber gambar: hipwee.com

Oleh: Silmi Adawiyah*

Kasus seseorang yang sering merasa kesepian dapat menimpa siapa saja, usia berapa saja. Hal ini tentu dipengaruhi dari berbagai aspek dan juga faktor pendukung. Bisa juga karena faktor semenjak usia dini kecendurangan menyendiri, atau karena trauma atau kecewa yang parah. Menurut ahli, gangguan psikologis kesepian merupakan suatu kondisi mental dan emosional yang umumnya ditandai oleh adanya perasaan-perasaan terasing dan kurangnya interaksi yang bermakna dengan orang lain atau pasangan.

Jika penyebab kesepian tersebut adalah kurangnya interaksi, maka solusi terampuhnya adalah membangun interaksi, baik kepada manusia dan juga kepada Allah yang menciptakan. Dalam Kitab Jamiul Ulum wal Hikam karya Ahmad bin Utsman al Mazyad, disebutkan:

قيل لمحمد بن النضر: أما نستوحش وحدك؟ قال كيف أستوحش وهو يقول: أنا جليس من ذكرني

Muhammad bin An Nadhar ditanya, saat kau sendiri, apakah kau merasa kesepian? Jawabnya, “bagaimana mungkin aku merasa kesepian sedangkan Allah berfirman: Aku adalah teman duduknya orang yang berzikir mengingatku.”

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Dari kalam hikmah di atas dapat disimpulkan bahwa seseorang tidak akan merasakan kesepian ketika hanya mengingat Allah. Di sinilah zikir dapat dikatakan dengan membangun interaksi kepada sang pencipta. Saat kesepian hadir, tandanya ada sesuatu yang memicu ingatan seseorang akan perasaan menyakitkan, menakutkan, dan kehampaan yang membuat orang tersebut merasa sendirian.

Otak dirancang untuk memperhatikan rasa sakit dan bahaya, termasuk perasaan menakutkan dan menyakitkan. Oleh karena itu, saat seseorang  merasa kesepian, otak mengirimkan sinyal yang membuatnya mendominasi perasaan. Namun, seseorang tersebut  harus segera tersadar bahwa pada dasarnya kesepian adalah kondisi emosi yang sebenarnya muncul dari dalam diri Anda berdasarkan persepsi diri sendiri. Kesepian bisa dilawan, jangan hanya ditunggu sampai keadaan membaik sendiri. Dalam kondisi seperti itu, baik kiranya kita langsung mengingatkan diri pada sang pemilik segalanya.

Kalam hikmah dari kitab Jamiul Ulum wal Hikam di atas bisa menjadi cambuk untuk siapa saja yang merasa kesepian,  bersegeralah berzikir kepada-Nya. Bukankah dengan mengingat Allah, hati akan menjadi tenang? Ibn Katsir mengungkapkan dalam kitab tafsirnya bahwa barangsiapa yang berzikir kepada-Nya, maka hati akan menjadi senang dan tenang berada di sisi Allah. Tidak hanya itu, ia juga merasa tentram dengan mengingat-Nya dan rela kepada-Nya sebagai pelindung dan penolong dalam hidupnya. Karena itulah kita diingatkan oleh-Nya dalam QS Ar Ra’d ayat 28:

أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

“Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.”       

Dengan demikian jika kesepian hadir manyapa dalam kehidupan, kita sebagai manusia tidaklah bertugas menunggu akhir dari kesepian tersebut. Melainkan kita telah dianugerahkan otak untuk bisa melawan kesepian tersebut. Jika Allah adalah teman yang selalu ada bagi seseorang yang mengingat-Nya, mengapa manusia tidak berzikir untuk mengingat-Nya?

*Alumni Pondok Pesantren Putri Walisongo Jombang.