sumber gambar: suara.com

Oleh: Nazla Divia, A.*

Platform Tiktok cukup berhasil menjadi tempat nongkrong, sharing, dan berbisnis di kalangan anak muda. Nyatanya tidak cukup di situ, Tiktok juga menawarkan ruang beropini juga aktivitas lain yang tentu digandrungi khalayak, khususnya kalangan milenial hingga gen Z. Sebagai salah satu alat komunikasi, Tiktok ditengarai ampuh dan menjangkau pemilih muda lebih luas pada ruang public digital. 

Dalam hal ini, dimungkinkan aplikasi media sosial secara umum diramalkan akan memainkan peran utama di aplikasi Tiktok. Hal ini terbukti bahwa pengguna Tiktok mulai dari kalangan anak-anak, remaja, dan dewasa hingga lanjut usia. Aplikasi Tiktok merupakan platfrom video music tiongkok yang diluncurkan pada September 2016. Aplikasi ini adalah aplikasi pembuat video pendek dengan didukung musik, yang sangat digemari oleh banyak orang termasuk dewasa, anak-anak, dan remaja.

Selain itu, Tiktok juga aplikasi yang bahkan semua berita, opini dapat ditemukan, tak hanya itu, informasi yang lagi trending juga dapat ditemukan di aplikasi ini. Biasanya dalam aplikasi ini ada yang namanya FyP. FyP adalah sebutan apabila pengguna Tiktok mengupload sebuah video, dan video tersebut muncul di berbagai beranda Tiktok, itulah yang disebut dengan FYP atau Four Your Page.

Atas dasar perkembangan zaman dan kecepatan arus informasi, maka memang sudah sepantasnya pada hari ini kita harus menggunakan metode yang lebih fun. Karena inilah yang nyatanya menjadi daya tarik khalayak kita, terutama dalam bidang media. Salah satu contohnya, jika sebuah instansi atau lembaga, komunitas dll memiliki program, maka rasanya tidak cukup jika hanya ditayangkan di website, namun alangkah lebih efisien jika disebar ke berbagai platform media sosial.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Dilansir dari laman mediaindonesia.com, pertumbuhan Tiktok menurut consultant creative, Yoris Sebastian adalah didorong perilaku anak muda yang cenderung memiliki perhatian yang singkat terhadap sesuatu. Lebih dari itu, fitur-fitur yang ditawarkan, mampu menarik anak muda yang saat ini gemar membuat konten. Misalnya, banyakan pilihan lagu, serta filter dan stiker yang beragam, sehingga pengguna tidak perlu keluar ke aplikasi lain untuk mengedit video.

Hasil sensus penduduk 2020, total populasi Indonesia mencapai 270,2 juta orang. Menariknya penduduk Indonesia didominasi oleh generasi Z dan Generasi milenial. Penduduk generasi milenial yang lahir antara 1981-1996 mencapai 69,38 juta orang atau 25,87% dari total populasi.

Sedangkan jumlah penduduk generasi Z yang lahir rentang 1997-2012 mencapai 74,93 juta atau 27,94% dari total populasi. Milenial atau generasi Y lebih memilih ponsel dibanding personal computer (PC) dan televisi. Sebab generasi ini lahir di era kecanggihan teknologi. Pesatnya jaringan internet yang mempermudah aktivitas seseorang, berperan besar dalam keberlangsungan hidup generasi ini. Sehingga mereka lebih memilih informasi melalui perangkat ponselnya (mediaindonesia).

Contoh penggunaan Tiktok yang cukup berhasil adalah kampanye kesehatan pandemic covid-19. Dari mulai informasi pencegahan, panduan,pengumuman, dan kampanye vaksin, dikemas melalui Tiktok dan mampu meningkatkan engagement dan mendapat respon positif generasi Y dan Z. Agar efektif, humas pemerintah perlu menetapkan strategi dalam penggunaan Tiktok. Tetapkan tujuan yang ingin dicapai, kenali audiens yang ingin dituju, dan tetapkan pesan utama yang ingin disampaikan.  Selain harus mengenali karakteristik aplikasi, juga bikinlah konten yang sesuai dengan strategi yang ditetapkan. Sebagai aplikasi yang pernah dicap alay, maka ingatlah etika yang harus dijunjung dalam penggunaan medsos bagi instansi pemerintah.

Namun dari kecepatan informasi itu, jangan biarkan khalayak atau bahkan diri kita sendiri sampai lupa bahwa setiap konten harus mempertimbangkan kehormatan instansi. Informasi yang disampaikan harus objektif, jujur, dan menjunjung integritas. Selain itu, patut disampaikan harus objektif, jujur, tepat, dan akurat. Perhatikan peraturan perundang-undangan mengenai keterbukaan informasi publik. Kreativitas sangat diperlukan tanpa mengesampingkan prinsip kehati-hatian. Tiktok, seperti medsos lainnya, mempunyai dua sisi yang tidak dapat dihindari, maka cakaplah dalam berliterasi.

*Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam Unhasy.