Oleh: H. Muhammad Nasir*

أَلْحَمْدُ لِلهِ، أَلْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ أَعَادَ لِلْمُتَّقِيْنَ بِأَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةُ. أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى وَأَشْكُرُهُ عَلَى جَمِيْعِ نِعَمِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَاإِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةُ تُنْجِيْ قَائِلُهَا مِنْ أَحْوَالِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَحَبِيْبُهُ الْمَبْعُوْثُ إِلَى سَائِرِ الْأُمَّةِ

أَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ صَلَاةً وَسَلَامًا دَائِمَيْنِ وَمُتَلَازِمَيْنِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا أَمَّا بَعْدُ

فَيَا عِبَادَ اللهِ، اتَّقُوْا اللهَ، اتَّقُوْا اللهَ، اتَّقُوْا اللهَ، اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَاتَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

Khatib selalu berwasiat untuk selalu meningkatkan takwa. Takwa inilah yang mengantarkan kita hidup di zaman Allah nanti. Dengan takwa inilah, kita hidup dengan penuh kebahagiaan di dunia maupun di akhirat nanti. Dengan ketakwaan inilah, kita akan selamat dari segala sesuatu yang tidak menyenangkan kita di dunia maupun di akhirat nanti.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Dengan demikian, betapa pentingnya seorang khatib dan dianjurkan seorang khatib untuk meyampaikan tiap hari Jumat untuk selalu mengingatkan betapa pentingnya ketakwaan kepada Allah subhanahu wata’ala. Takwa itu senjata utama untuk mendapatkan ridhonya Allah. Takwa itulah senjata untuk mendapatkan surga Allah. Tentunya, takwa kepada Allah tidak memandang waktu dan tempat. Dimana dan kapan saja, seharusnya kita selalu ingat kepada Allah supaya kita tidak terjerumus dan melanggar hukum Allah. Dalam bahasa Rasulullah dikenal dengan istilah ittaqillah haistuma kunta.Takwalah kepada Allah dimana saja kita berada.

Kita duduk di masjid seperti sekarang ini, kita ingat kepada Allah, kita dzikir kepada allah, kita membaca al-Quran, mungkin juga kita i’tikaf kepada Allah. Itu barangkali sudah biasa. Tapi yang luar biasa adalah di luar masjid kita masih ingat kepada Allah. Ketika di dalam masjid kita ingat kepada Allah, itu hal wajar. Tetapi lebih bagus ketika di luar masjid selalu ingat kepada Allah dan takut kepada Allah. Haistuma kunta, kata Nabi.

Hadis selanjutnya ittaqillah fi ‘usrika wa yusrika. Kita juga dianjurkan takut kepada Allah dalam keadaan ketakutan atau dalam keadaan kemudahan. Kita diajurkan takwa kepada Allah baik dalam keadaan susah maupun bahagia. Dalam keadaan sehat maupun sakit, agar kita selalu mengingat kepada Allah. Kita bertakwa kepada Allah, laksanakan segala perintah dan jauhi segala larangan-Nya.

Yang kedua, wa husnul khuluq. Jika kita ingin masuk ke surga Allah, kata Nabi, tanamkan lagi yang namanya akhlaqul karimah. Tidakkah Rasulullah shalallahu alaihi wa salama diutus di dunia ini adalah mutamimah makarimal akhlaq. Sayangnya kadang kala masih ada umat Nabi yang begitu congkak, begitu sombong, tidak menghargai ke orang yang lebih tua, tidak menyayangi kepada yang lebih muda.

Padahal tidak demikian yang diajarkan Rasulullah shalallahu alaihi wasalama. Rasulullah menyuruh kepada kita untuk menghormati kepada orang yang lebih tua dan menyayangi kepada yang lebih muda. Karena ini juga merupakan tiket kita untuk masuk ke surga Allah

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Kemudian Rasullah ditanya yang kedua wasu’ila an aktsari ma yudkhilu al-nas al-nar (ditanya apa penyebab paling banyak manusia masuk neraka). Kata Rasulullah, orang bisa masuk ke dalam neraka karena mulut, lisan, omongan. Maka dengan demikian kita menjaga omongan kita, jangan kita menyinggung perasaan orang lain. Jangan kita menyakiti orang lain. Sebab dengan omongan inilah akan timbul kebohongan. Dengan mulut inilah, kadang kala bisa memfitnah. Bahkan dengan mulut kadangkala bisa mengadu domba.

Padahal dalam hadis yang lain Rasulullah shalallahu alaihi wa salama pernah menyampaikan kepada Sayyidina Ali karamallahu wajhah. Apa kata Rasulullah kepada Ali. Yaa Ali ro’aitu maktuban ala babil jannah, saya melihat di pintu surga itu ada tulisan yang mana tulisan itu berbunyi; kata Rasulullah tulisan yang ada di pintu surga, pertama, orang yang haram masuk surga adalah orang yang pelit.

Mungkin bagi orang yang punya harta, dia pelit dengan hartanya. Dia bekerja pagi, siang, sore, malam. Setelah harta didapatkan dia tumpuk, dia tidak lagi memikirkan si fakir si miskin. Dia hanya mikir perutnya sediri atau keluarganya. Sementara simiskin begitu membutuhkan pertolongan tetapi tidak diperhatikan. Dia pelit untuk mengeluarkan hartanya. Tidak mau bersedekah, tidak mau infak. Orang yang seperti ini kata Rasulullah, dia haram masuk ke surga Allah.

Yang kedua yang diharamkan masuk ke surga Allah, kata Rasulullah kepada Sayyidina Ali, yakni anak yang berani menyakiti kepada orang tuanya. Anak yang berani menyakiti kepada orang tua atau salah satunya. Maka dia tidak mempunyai tiket masuk ke surga Allah.

Bagi para santri, anda punya tugas kepada orang tua kesini (mondok) adalah mencari ilmu. Mari kesempatan itu jangan disia-siakan. Karena merupakan amanah dari orang tua, maka belajarlah dengan semaksimal mungkin. Belajarlah dengan sebaik mungkin, supaya nanti anda keluar dari pondok (Pesantren Tebuireng) ini mudah-mudahan anda membawa ilmu yang banyak, ilmu yang bermanfaat, dan barokah. Jangan sekali-kali anda membohongi kepada orang tua dari rumah niatnya menuntut ilmu tapi kadangkala masuk ke pondok malas untuk belajar, senangnya berpergian keluyar-keluyur (jalan-jalan). Waktu disia-siakan begitu saja, sungguh sangat disayangkan padahal kesempatan seperti sekarang ini pasti takkan terulang lagi.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Terakhir, yang diharamkan masuk ke surga Allah adalah orang yang suka megadu domba. Orang yang suka mengadu domba ia tidak punya tiket untuk masuk ke surga Allah subhanahu wa ta’ala. Dengan demikian, marilah kita sekali lagi maningkatkan iman dan takwa kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala.

Walau masih banyak keterangan lain keistimewaan takwa kepada Allah subhanahu wa ta’ala, yang diantaranya secara sigkat kata Allah di dalam surah At-Thalaq ayat 2 sampai 3. Barang siapa yang bertakwa kepada Allah, maka Allah akan memberikan jalan pada saat itu pada keadaan kesulitan. Apapun problem yang dihadapi, jika dia dekat kepada Allah, maka insyallah, Allah akan memberikan jalan keluar.

Wayarzuqu min haitsu la yahtasib, dan Allah akan memberikan rezeki tanpa diduga. Selanjutnya yang keempat, barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, Allah akan menjadikan semua urusannya menjadi yusro, menjadikan mudah. Mudah-mudahan kita semua termasuk hamba Allah yang tergolong hamba yang muttaqin. Allahumma aamin.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ مِنَ اْلأٓيَةِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَ قُلْ الرَّبِّ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ

*Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Ilmi Wal Fikri Tebuireng

**Pentranskip: Seto