Cak Jahlun berasal dari keluarga yang pas-pasan. Untuk menghidupi kebutuhannya di pondok, Cak Jahlun harus banting tulang mencari biaya sendiri.

Setiap hari Jum’at, Cak Jahlun menjual obat penumbuh rambut, kumis dan jenggot di depan pintu gerbang pesantrennya.

“Bapak-bapak… adik-adik… saudara-saudara sekalian, silahkan coba obat saya. Apabila anda ingin punya rambut dan jenggot lebat, “ teriak Cak Jahlun promosi.

Para santri dan orang-orang yang lalu-lalang pun tertarik dan membeli obat itu.

Paijo yang menyaksikan promosi langsung tersebut nyeletuk. “ Cak… sampeyan kok botak tak berkumis dan tak berjenggot,” seloroh Paijo.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

“Oh… ini alami dan wajar…,” kilah Cak Jahlun.

“Lho… kok bisa…, tanya Paijo

“Lihat saja penjual telur apa dia harus bertelur… kan tidak bertelur,” ujar Cak Jahlun memberi alasan.

“Ha…,” Paijo pun menganga sambil garuk-garuk kepala