Lautan Manusia, jamaah Majlis Dzikir dan Shlawat Riyadul Jannah di Halaman Kampus B Unhasy Tebuireng, Sabtu (05/12/2015). (foto/NA. Farid.M.)

Oleh: Rizka Nur Maulidiyah*

Lafadz sholawat berasal dari bahasa Arab yang berarti sanjungan. Imam Bukhori di kitab Shahihnya di bagian at-Tafsir menjelaskan bahwa maksud sholawat dari Allah adalah sanjungan Allah yang terdapat atasnya (yang disanjung).

Sholawat pada garis globalnya terbagi menjadi dua: Pertama sholawat ma’tsurat yaitu sholawat yang disusun oleh nabi Muhammad sendiri baik lafadz atau redaksinya, cara membacanya, serta faedah dari sholawat tersebut.

Yang kedua, sholawat ghairu ma’tsurat yaitu sholawat yang disusun selain dari nabi, yaitu sahabat, tabiin, dan para ulama. Contoh sholawat ghairu ma’tsurat yaitu sholawat nariyah, munjiyat, tibbil qulub dan sebagainya.

Keilmuan para ulama terkemuka tidak diragukan lagi dalam menyusun dan mengupulkannya di dalam kitab seperti Syekh Ibnu Qoyyim dalam Jalaul Afham, Syekh Ahmad Jazuli dalam kitab Dalailul Khairot, dan Syekh Ismail bin Ishaq dalam kitabnya fadhlul shalat ’ala nabi.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Salah satu bentuk sholawat ghoiru ma’tsurat yaitu sholawat Nariyah atau biasanya disebut sholawat Tafrijiyyah. Sholawat ini disusun oleh Syaikh Ibrahim bin Muhammad Ali at-Tazi seorang ahli tasawuf, muhaddis, dan faqih yang sangat masyhur. Sholawat ini disebut sholawat nariyah yang bermakna  api, sebab disusunnya sholawat nariyah karena terdapat paceklik yang terdapat di Maroko.

Para penduduk Maroko memebacanya bersama-sama 444 kali. Dengan waktu yang sangat cepat paceklik yang melanda hilang. Oleh karena itu, sholawat nariyah disebut sholawat api, karena sangat cepatnya menghilangkan paceklik, seperti halnya cepatnya api yang membakar dedaunan.

Bulan Maret 2020 lalu Indonesia digegerkan dengan penyakit baru yang disebut dengan virus corona atau Corona Virus, yang juga dikenal dengan 2019-nCoV, virus ini menjadi salah satu masalah kesehatan di dunia khususnya di Negara Indonesia. Virus corona mulai mewabah di Cina pada bulan Desember 2019, menurut (CDC) pusat pengendalian dan pencegahan penyakit Cina bahawasnya virus ini berasal dari pasar Seafood Huanan di Wuhan.

Penyebaran virus corona bisa menyerang siapa saja baik usia muda sampai lansia. Penyebaran virus corona sangat cepat dan bisa sampai menyebabkan kematian. Kekhawatiran dan kecerobohan manusia akan berdampak kepada kesehatan, bagaimana dia menjaga lingkungan dan juga pergaulan.

Virus corona ini juga berdampak pada segi ekonomi, karena lapangan kerja mulai mengurangi pekerjaannya dan juga konsumen tidak bisa menikmati produksi seperti dulu pada saat keadaan normal. Mungkin bisa keluar rumah pada era new normal ini,  namun dengan protocol kesehatan dan dengan perekonomian berputar dari awal.

Ikhtiyar yang bisa dilakukan selain mengikuti aturan atau protokol kesehatan yaitu membentengi diri dengan doa, salah satunya dengan membaca sholawat nariyah, melihat sejarah sholawat ini juga bisa menghilangkan paceklik dan pada saat ini. Paceklik atau kondisi krisis yang terjadi adalah virus corona.

Menurut Imam Al-Qurthubi, barang siapa yang mengistiqomahkan membaca sholawat nariyah setiap hari sebayak 41 atau 100 kali bahkan lebih, maka Allah akan melindungi dari segala macam bahaya, seperti halnya virus corona yang terjadi pada saat ini.

Waallahua’lam bi showab


*Mahasantri Ma’had Aly Hasyim Asy’ari