Calon Siswa SMA A Wahid Hasyim Pesantren Tebuireng, mengikuti tes Penerimaan Santri Baru (PSB), Ahad (25/12). (foto: albi/to)

Tebuireng.online—Setelah serentak menggelar tes Penerimaan Santri Baru (PSB) tingkat SLTP, hari ini Ahad (25/12) Pesantren Tebuireng melangsungkan tes untuk tingkat SLTA, salah satunya adalah SMA A Wahid Hasyim. Berbeda dari unit lain, kali ini di SMA AWH hanya menerima pendaftar dengan jumlah yang lebih sedikit dari kuota yang telah disiapkan yakni 283, sedangkan kuota di tahun ini ada 288.

Tidak terpenuhinya kuota itu tidak menjadi patokan semua akan diluluskan secara langsung, menurut Mundir Pembinaan Tenaga Pendidik Pesantren Tebuireng, Kusnadi, mengungkap bahwa ada patokan nilai yang harus dilampaui oleh para calon santri agar bisa masuk di SMA AWH ini.

“Seperti yang kita ketahui untuk masuk ke SMA A WH ini perlu mengikuti beberapa tes yang disediakan panitia pelaksana, seperti tes wawancara dan tes Al Qur’an, titung cepat, potensi akademik, dan Psikologi,” terang pak Kusnadi.

Menurutnya semua tes dilakukan secara offline selama 1 hari untuk calon santri yang berada di dalam pulau Jawa, dan untuk yang di luar pulau Jawa di laksanakan secara online via zoom meeting besok pada Senin (26/12).

Peserta yang mengikuti tes sudah harus masuk ke kelas dari jam 07.00 pagi, pagi ini ada sekitar 200an karena ternyata ada juga yang dari luar pulau Jawa ikut tes secara offline dengan alasan ingin tau lokasi pondok atau ingin juga berziarah ke makam Gus Dur.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Untuk soal sendiri telah disiapkan dari pihak panitia pelaksana dan juga ada tim di luar panitia yang membantu.

“Saya sengaja memilih beberapa orang untuk menjadi tim di luar panitia asli untuk membantu membuat soal, dan untuk tahun ini kita mematok rata-rata yang bisa lulus dengan nilai minimal 60,” jelas pak Kusnadi.

Dalam kesempatan itu, Pak Kusnadi menyampaikan harapannya pada pihak yayasan untuk menambah fasilitas di asrama agar banyak calon santri yang bisa belajar di Tebuireng, serta untuk para guru agar mampu meningkatkan mutu kualitasnya.

“Saya berharap para guru juga bisa meningkatkan mutu kualitas nya agar sesuai kurikulum merdeka saat ini, dan bisa membentuk karakter siswa yang kuat dan taat agama,” tuturnya.

Ia menjelaskan jika di gelombang pertama ini kuotanya belum terpenuhi pihak madrasah akan membuka pendaftaran untuk gelombang ke dua, jadi tenang saja bagi calon santri yang nanti mendapat nilai di bawah rata-rata bisa daftar kembali untuk memperbaiki nilainya.

Tapi meskipun demikian banyak dari wali santri mengharapkan anaknya bisa lulus dan masuk ke SMA AWH, dengan harapan kelak bisa menjadi anak yang paham agama. Salah satunya ibu Jumirah, calon wali santri asal Kebumen.

“Sebenarnya anak saya udah kelas 2 SMA mbak, berhubung tahun kemarin sudah ditutup pendaftarannya, jadi anak saya memilih menunggu pendaftaran tahun ini dan selama setahun itu dia sekolah salaf di pondoknya dulu,” tutur bu Jumirah.

Pewarta: Albi