tebuireng.online– Pengasuh Pesantren Tebuireng Jombang, Dr Ir. KH. Salahuddin Wahid, memberikan tausiyah kepada ribuan santri di Masjid Tebuireng malam kemarin (14/09). Setelah jama’ah shalat maghrib semua santri berkumpul di serambi masjid. Mereka sangat antusias mendengarkan ceramah beliau.

Gus Sholah dalam tausiyahnya, menekankan tentang pentingnya berakhlakul karimah. Karena menurutnya beliau, Nabi Muhammad SAW. sendiri diutus ke muka bumi ini untuk menyempurnakan ahlak manusia. “Nabi kan diutus memperbaiki akhlak manusia”, terang beliau.

Selain itu ada tiga poin yang beliau tekankan semenjak beliau di  Tebuireng menjadi pengasuh hingga sekarang. Diantaranya adalah kejujuran. Bagi mantan aktivis HAM ini kejujuran merupakan modal utama untuk mencapai kesuksesan. “Dan Negara kita sekarang, sangat membutuhkan orang orang yang jujur”, tutur adik kandung Gus Dur itu.

Selain kejujuran, yang kedua beliau juga menekankan kebersihan. Hal itu juga senada dengan apa yang digemborkan oleh sang istri, Ibu Nyai Hj. Farida Salahuddin kepada semua santri dan semua elemen di Pesantren  Tebuireng. “Kebersihan bukan merupakan tanggung jawab cleaning servis, namun kebersiahan adalah tanggung jawab kita bersama”, tutur beliau.

Poin ketiga yang beliau tekankan selanjutnya adalah meninggalkan kekerasan di dalam pondok . Menurut beliau, ada banyak cara yang bisa diterapkan ketika menemukan santri nakal selain kekerasan. Bagi beliau, hukuman harus bersifat mendidik.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Setelah tausyiah pengasuh, pengurus mengumumkan pemenang lomba kebersihan kamar dan wisma se-Pesantren Tebuireng. Lomba ini diadakan oleh Unit Kebersihan Lingkungan Pondok (UKLP) Pesan tren Tebuireng yang bekerja sama dengan Puskestren Tebuireng.

Setelah selama dua minggu waktu perlombaan,  akhirnya diumumkan pemenangnya. Untuk kategori kamar terbesih, diraih oleh Kamar Saifuddin Zuhri 10. Uniknya, selain kategori kamar terbersih, disediakan juga juara kategori kamar terkotor. Hal ini dimaksudkan agar penghuni kamar tersebut merasa diperhatikan oleh pengasuh, asatidz, dan santri lainnya. Juara kategori unik tersebut diraih oleh kamar Ahmad Baidlawi lantai 2. (irham/abror)