tebuireng.online– Bau asap semakin menyengat, kabut asap semakin tebal, sehingga dalam dua minggu terakhir ini masyarakat Indragiri Hulu Riau tak dapat melihat matahari. Karena tebalnya asap maka cahaya matahari tak mampu menembusnya.

Dengan adanya hal tersebut seperti yang telah dilaporkan dalam koran posmetro indragiri Kamis (10/09) Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hulu telah menyatakan bahwa kondisi udara sudah dalam level bahaya untuk dihirup. Untuk itu semua warga yang berkendaraan di jalan diharuskan memakai masker.

Selain itu menurut penuturan Kepala Dinas Kesehatan Indragiri Hulu Suhardi, SE MSi MH bahwa dinas kesehatan sudah melakukan respon cepat terhadap masalah asap ini dengan melaksanakan sosialisasi dampak kabut asap terhadap kesehatan di seluruh Puskesmas dan Pustu.

Selain dinas kesehatan, Dinas pendidikan juga melakukan langkah konkrot dengan meliburkan siswa TK, SD, SMP dan SMA mulai tanggal 3 September lalu sampai kondisi normal. Langkah ini dilakukan karena jarak pandang yang hanya mencapai 200 M sangat membahayakan perjalanan siswa/siswi. Meski dinas pendidikan telah menyatakan libur sampai kondisi normal kembali.

Namun tidak dengan SMPIT di Pondok Pesantren Tebuireng 4 Al-Ishlah, yang tetap melaksanakan proses belajar mengajar (KBM). Hal ini sempat menuai protes dari beberapa wali kenapa. Kepala Pondok Pesantren Tebuireng 4 menegaskan bahwa alasan sekolah tidak diliburkan karena masalah perjalanan. Jika siswa sekolah umum diluar semua harus menempuh perjalanan jauh. Sedangkan di SMPIT Tebuireng 4 semua siswa tinggal di asrama sehingga tidak perlu perjanan.

Majalah TebuirengIklan Tebuireng Online

Justru menurutnya, sangat baik jika tidak diliburkan, karena para siswa bisa selalu berada di dalam ruangan. Namun jika tidak diliburkan para santri akan keluyuran keluar pondok pesantren yang bisa mmebahayakan mereka.

Meskipun para santri sudah dihimbau untuk selalu berada dalam ruangan namun masih saja menimbulkan efek dari adanya kabut asap ini seperti batuk-batuk. Sejumlah santri mengalami batuk-batuk ringan. Selain itu efek untuk mata, terasa pedas saat berjalan lama di luar ruangan. “Alhamdulillah sampai saat ini belum ada santri yang mengalami penyakit yang serius akibat kabut asap tersebut. Dan belum ada yang sampai dibawa ke Pustu maupun dirujuk ke rumah sakit”, tambahnya. Pihak pesantren berharap bencana asap ini cepat meredah mengingat bahaya dan efek negatif yang ditumbulkan. (Mujib/abror)